Part 20

896 22 0
                                    

On the other scene after Melvyn and Nicolle left the ballroom area...

"Ken, find out all data about Nicolle and bring it to me! I have sent you her picture." seru Aaron di ponsel pada Kenneth, tangan kanannya, seraya tersenyum simpul.

*********

The Next Day...

Tidak butuh waktu lebih dari 1 x 24 jam untuk mendapatkan semua informasi terkait Nicolle. Bahkan, saat ini baru pukul 7 pagi dan semua informasi mengenai Nicolle sudah masuk ke ponsel Aaron. Itu lah seorang Aaron Kingsley! Segala sesuatu yang diinginkannya harus dia dapatkan dengan cepat dan Kenneth sebagai tangan kanannya sudah tahu watak dan cara kerja boss nya itu sehingga dia bisa bekerja dengan Aaron sekian tahun lamanya. Jika tidak, mungkin tak sampai sebulan dia bekerja, dia sudah didepak.

Aaron sudah rapi dengan setelan jas nya dan sudah berada di meja makan menikmati breakfast nya. Aaron menyeruput teh hangatnya kemudian berfokus pada ponselnya yang menampilkan sebuah folder berisi semua informasi terkait Nicolle. Dia menyerap semua informasi tersebut dan tersenyum puas. Harus dia akui kinerja Kenneth selalu memuaskan dan Kenneth selalu tahu apa yang diinginkannya, very detail. Aaron kemudian menghubungi Kenneth untuk menjalankan rencana yang sudah tersusun diotaknya.

*********

"Tuan, apakah saya dapat menemui anda sekitar jam 1 siang nanti? Dari Nicolle, yang tanpa sengaja menabrak mobil anda." sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Aaron.

Aaron mengulas senyum tipis membaca pesan dari Nicolle. Tentu saja Aaron tahu yang mengirimnya pesan adalah Nicolle tanpa Nicolle beritahupun karena Aaron sudah menyimpan nomor ponsel Nicolle tadi pagi pada saat data-data Nicolle diterimanya dari Kenneth. Aaron segera mengetik balasan untuk Nicolle.

"Ya, datang ke office ku sesuai yang tertera di kartu nama." pesan terkirim ke ponsel Nicolle.

Di tempat yang berlainan, Nicolle menerima balasan pesan dari Aaron dan diapun menghembuskan nafasnya. Fiuhhh!!

*********

Pukul 13.00 LT

Nicolle sudah tiba di office Aaron. Memang dasar konglomerat, office tidak cukup hanya satu flat, langsung satu tower, tak tanggung-tanggung! Walaupun memang sebagian disewakan kepada company lain, tetapi tetap saja kepemilikannya atas nama Kingsley Enterprise. Nicolle berdecak kagum.

Nicolle berjalan menghampiri meja receptionist di lobby dan menyampaikan kepada receptionist tersebut bahwa ia ingin ke lantai 29, Kingleys Enterprice Office. Receptionist tersebut memintanya meninggalkan ID Card dan mengisi buku tamu. Setelah melalui prosedur tersebut, receptionist tersebut memberikan Nicolle sebuah Access Card menuju lantai 29. Nicolle menerimanya dan langsung melangkahkan kakinya melewati auto gate dengan men-scan Access Card tersebut dan menaiki lift menuju lantai 29. Setibanya di lantai 29, pintu lift terbuka dan Nicolle keluar dari lift. Terdapat sebuah pintu kaca di sana dan Nicolle menekan bell yang terdapat di samping pintu kaca tersebut. Pintu pun terbuka dan Nicolle langsung menghampiri meja receptionist yang berada persis di depan pintu kaca tersebut.

"Hi, I'm Nicolle. I have an appointment with Mr. Aaron. Can you please let him know that I'm already here?" ujar Nicolle pada receptionist tersebut.

"Sure, a moment please!" balas si receptionist.

"Alright, Thanks!" seru Nicolle.

Receptionist tersebut langsung menghubungi sekretaris Aaron, Rebecca. Setelah selesai menghubungi Rebecca, receptionist tersebut langsung mengantarkan Nicolle ke ruangan Aaron. Dan sekarang mereka pun sudah tiba di depan pintu ruangan Aaron.

"Miss, silakan langsung masuk saja. Tuan Aaron sudah menunggu di dalam." ujar si receptionist pada Nicolle.

"Oh baiklah, terima kasih!" ucap Nicolle, si receptionist pun tersenyum mengangguk dan langsung berbalik badan kembali ke tempatnya.

Nicolle mengetuk pintu ruangan Aaron kemudian masuk ke dalam. Sementara Aaron sedang duduk di kursi meja kerjanya sambil melihat ke arah Nicolle yang berjalan masuk mendekatinya.

"Duduklah!" ujar Aaron buka suara sambil mempersilakan Nicolle untuk duduk sembari menggerakkan sebelah tangannya menunjuk ke kursi depan meja kerjanya.

"Terima kasih!" seru Nicolle dan langsung duduk di kursi depan meja kerja Aaron.

"Hm.. Mengenai bumper mobil anda yang lecet kemarin, berapa biaya reparasinya Tuan? Saya akan transfer sekarang juga, sekalian saya ingin mengambil SIM saya yang anda tahan." tambah Nicolle.

"No, I don't need your money. I need you!" seru Aaron dengan seringaiannya.

"Sorry, what do you mean?" tanya Nicolle.

"I need your help. Aku mau kau berpura-pura menjadi pasanganku selama 1 bulan ini." terang Aaron santai.

"WHATT??!! No, I don't want!" teriak Nicolle.

"Yes, you have to baby, otherwise aku akan memutuskan kontrak kerjasama dengan Nicholas, abangmu." jelas Aaron tenang.

"Apa maksudmu?"

"Ya, aku adalah lead investor untuk proyek yang sedang digarap oleh Nicholas. Jika kau tidak menyetujui permintaanku dengan berpura-pura menjadi pasanganku selama 1 bulan ini, aku akan memutus pendanaannya. Jika kau menganggap ku hanya bermain-main, kau boleh tanyakan pada Nicholas langsung sekarang juga." jawab Aaron enteng.

Tanpa menunda waktu, Nicolle langsung mengambil ponsel dari dalam tasnya dan segera menghubungi Nicholas, abangnya. Baru dua kali bunyi nada sambung, Nicholas langsung mengangkat panggilan dari Nicolle. Nicolle berbasa-basi menanyakan kabar Nicholas dan kemudian menanyakan perkembangan perusahaan. Nicholas antusias menceritakan proyek-proyek yang sedang dikerjakannya, salah satunya adalah proyeknya yang mendapatkan injeksi dana dari Kingsley Enterprise, salah satu perusahaan kakap kelas dunia. Nicolle langsung lemas mendengarnya, itu artinya Aaron tidak berbohong dan tidak akan main-main dengan ucapannya, namun Nicolle tetap merespon cerita Nicholas dengan bersemangat agar Nicholas tidak curiga padanya. Sementara Aaron yang sedang duduk dihadapan Nicolle cukup menikmati perubahan raut wajah Nicolle yang melemas dan tak berdaya. Panggilan telepon pun berakhir dan Aaron mengulas senyum tipis di ujung bibirnya seraya menatap Nicolle intens.

"Kenapa harus aku yang menjadi pasanganmu walaupun hanya untuk berpura-pura?" tanya Nicolle to the point pada Aaron setelah panggilannya dengan Nicholas berakhir.

"Karena hanya kau yang cocok. Bagaimana? Kau menyetujuinya? Tanda tangani surat perjanjian ini jika kau menyetujuinya." Aaron menunjukkan seringaiannya sambil menyerahkan secarik kertas HVS yang berisikan serentetan tulisan perjanjian.

Nicolle mengernyitkan dahinya dan membaca isi surat perjanjian itu. Isi surat perjanjian itu pada dasarnya sangatlah wajar, hanya mencantumkan jangka waktu berlakunya perjanjian itu yaitu 1 bulan terhitung mulai dari hari ini. Kemudian menjelaskan bahwa kedua belah pihak tidak boleh saling terikat perasaan dalam hubungan kerjasama ini. Ketiga, tidak ada kontak fisik yang melebihi batas ketidakwajaran. Keempat, kedua belah pihak tidak boleh memberitahukan kepada siapapun termasuk keluarga dan kerabat dekat bahwa hubungan ini hanya pura-pura. Kelima, apabila salah satu pihak melanggar, pihak lainnya boleh memberikan hukuman pada pihak yang melanggar dan pihak yang melanggar harus menerima konsekuensinya.
Setelah selesai membacanya, Nicolle mendongakkan wajahnya menatap Aaron.

"Baiklah, aku setuju, hanya 1 bulan dan kau tak boleh bermacam-macam." ujar Nicolle pada akhirnya menyetujui permintaan Aaron, toh menurutnya hanya menjadi pasangan pura-pura dan hanya sebulan, lagipula isi perjanjian itu tidak merugikannya dan dengan menyetujui permintaan Aaron ini, setidaknya proyek Nicholas dapat berjalan dengan lancar.

"Great! Tanda tangani perjanjian itu dan ini SIM mu." ujar Aaron seraya mengulas senyum tipisnya. Nicolle menandatangani perjanjian itu, menyerahkannya pada Aaron, dan mengambil SIM nya, kemudian tanpa berbasa-basi lagi, Nicolle langsung beranjak keluar dari ruangan Aaron.

"See you soon!" ucap Aaron sedikit berteriak, tanpa digubris oleh Nicolle.

To be continued...





Melvyn & NicolleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang