Part 19

926 25 0
                                    

Nicolle POV.

Malam ini aku akan mendampingi Melvyn ke acara gathering annual dinner para pengusaha ternama. Sebenarnya, abangku juga menerima undangan itu, makhlum abangku selaku penerus bisnis orang tuaku, Mackenzie Holding, juga termasuk salah satu pengusaha ternama, walaupun masih belum dapat menyaingi kekayaan Anderson's Corp. Kesibukannya yang tidak menentu belakangan ini membuatnya tidak dapat menghadiri acara malam ini. Lagipula perjalanan dari Los Angeles ke Singapura cukup jauh dan memakan waktu.

Aku merias wajahku dengan make up tipis dan tak lupa menyapu bibirku dengan lipstick cherry red andalanku. Rambut panjangku aku biarkan tergerai lurus ke bawah. Aku mengenakan black bodycon sabrina dress yang panjangnya selutut, terkesan sopan namun elegan. Ku semprotkan parfum yang wanginya sedikit manis namun fresh pada kedua pergelangan tanganku dan juga leherku. Aku memakai heels silver yang semakin memperlihatkan kaki jenjangku. Aku tersenyum puas dengan penampilanku saat ini. Ok, I'm done!

Selang tak berapa lama, ponselku berdering, ternyata panggilan dari Melvyn. Aku men-swipe layar ponselku ke kanan untuk menjawab panggilannya.

"Hi, are you ready?" terdengar suara Melvyn di seberang sana.

"Yeap. Have you arrived?" sahutku sekaligus memastikan apakah dirinya sudah tiba.

"Yes, I am waiting in front of the lobby now." jawab Melvyn.

"Ok, I am heading down right now. See ya!" seruku.

"Ok! See ya!" tanggap Melvyn dan panggilan pun berakhir.

A few moment later...

Aku sudah tiba di depan pintu lobby. Tampak Melvyn yang keluar dari super car nya menyadari kehadiranku. Dia mengenakan kemeja putih dipadukan dengan jas tuxedo hitam serta dasi, celana kain hitam, dan sepatu pantofel hitam. Melvyn tersenyum ke arah ku kemudian menuntunku dan membukakan pintu mobil di sisi penumpang samping kemudi mobil dan mempersilakan ku untuk masuk. Ohh, so gentle and sweet! Mobilpun melesat membelah jalanan kota Singapura yang tampak semakin indah dengan kerlap kerlip lampu malamnya.

Beberapa menit kemudian, kami sudah tiba di salah satu hotel mewah di Singapura tempat dimana acara diadakan. Melvyn memberikan remot mobilnya pada petugas valet dan kemudian menggandengku memasuki ballroom tempat acara berlangsung. Aku dapat mencium aroma parfumnya yang maskulin dan memabukkan. 
Ditambah lagi aku dapat menikmati wajah tampannya yang tampak semakin tampan malam ini dalam jarak yang sangat dekat. Duhh, mikir apa aku ini! Aku merutuki diriku sendiri. Melvyn menyadari bahwa aku sesekali melirik pandang ke arahnya dan dia pun menggodaku.

"Terpesona dengan wajah tampanku hmm?" ucapnya penuh percaya diri.

"Em.. ah..?? Ngak, you are so confident!" Aku langsung gelagapan dan salah tingkah sementara dia tersenyum penuh arti.

Kami sudah masuk ke area ballroom. Mulai dari tempat penerimaan tamu hingga ruangan ballroom didekor dengan sangat indah! Fascinating! Memang beda kelasnya! Aku berdecak kagum. Ballroom sudah mulai ramai dan dipenuhi oleh para tamu undangan. Melvyn sedari tadi sibuk menyapa para kolega bisnisnya yang turut hadir di acara ini. Aku setia mengikutinya. Beberapa diantara mereka ada yang aku kenal dan ada juga yang sebelumnya merupakan client-ku. Mereka tampak bertanya-tanya mengapa aku bisa hadir bersama Melvyn. Melvyn dengan santainya menjawab bahwa aku adalah partner-nya. Aku tak mengerti arti dari kata "partner" yang dia maksud. Aku hanya tersenyum saja menanggapi dan tak ambil pusing. Aku kemudian pamit sebentar ingin ke toilet.

Melvyn & NicolleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang