Percayalah, menjadi seorang kakak yang kini telah bertanggung jawab penuh itu bukanlah sesuatu yang mudah.
Apalagi jika kau adalah seorang wanita dengan satu lagi adik brengsek sejenis Taehyung.
Serius, kujamin kepala kalian akan pecah dalam waktu dekat.
“Kubilang bersihkan yang di sana!” Aku memekik kesal karena Taehyung yang sejak tadi hanya menggodaku tanpa mau membersihkan kerusakan di dekat ranjangku.
Memakai kaos rumahan dengan gesit setelah menanggalkan kemeja, aku kemudian berjalan menghampiri Taehyung yang duduk di kursi rias.
Kutarik telinganya dengan kuat, lalu memutarnya. “Bersihkan dulu, Bocah!” kataku sekali lagi sambil memaksanya berdiri—oh, tentu saja telinganya masih aku tarik.
Taehyung kembali menggodaku. “Setelah dilukis-lukis harusnya senang, dong, Kak!” ejeknya.
Aku memutar telinganya semakin kuat, membuat Taehyung lekas mendorong tanganku agar terlepas darinya.
“Aw ... iya, iya, aku bersihkan!” Usai tanganku lepas dari telinganya, Taehyung kemudian melirikku sambil tersenyum usil; lebih tepatnya melirik ke arah dadaku.
Sebentar. Biar kuceritakan.
Kejadiannya begitu cepat, dan mungkin—iya, mungkin—aku yang sudah tenggelam dengan hasrat yang mulai terkumpul.
Setelah aku bilang bahwa aku mencintai Jungkook dan dia merespons dengan sebuah ciuman dalam ... ah, aku tidak bisa membayangkannya.
Yang pasti, dua kancing kemejaku sudah berhasil diloloskan dan meninggalkan tanda merah di sekitaran dada. Beruntung karena Jungkook tidak memberi di area leher.
Kami hampir saja gila kalau ponselku tidak mendadak berdering di atas meja kerja.
Omong-omong soal siapa yang mengganggu—dan pastinya menyelamatkanku pada lubang kehancuran—ternyata pelakunya adalah sang nomor tidak dikenal.
Jungkook yang mengangkatnya, tapi tidak ada jawaban selain sambungan yang sengaja diputus sepihak.
“Awas, ya, sampai Kakak hamil sebelum menikah!” Aku mengerjap, kemudian menatap Taehyung yang sudah membersihkan camilan dan toples yang pecah.
Kubuang napas jengah, lalu menduduki bibir ranjang saat Taehyung keluar untuk membuang kotoran yang ia bawa.
Ketika Taehyung kembali masuk dengan kedua tangan setengah basah, aku berkata, “Aku tidak segila itu, Bocah!” Dia menyusulku duduk. “Atau jangan-jangan kau sudah menebar benih di mana-mana?!”
Taehyung langsung mendelik tidak terima. “APA?! MEMANGNYA AKU LELAKI BRENGSEK?!”
“Kau kan memang brengsek. Beraninya cuma dengan kakakmu,” sindirku kemudian berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Boss ✓
Fanfiction[COMPLETED] -Versi E-book bisa dibeli kapan saja- Hwang Yoora harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan sang adik di tengah kericuhan Kota Seoul setelah kepergian kedua orang tuanya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, sampai Tuhan kembali...