Warning!
Aku menatap lamat Jungkook yang tengah tertidur lelap di sampingku dengan tangan dan kaki yang melilitku erat.
Sejemang yang aku lakukan adalah meneliti bulu matanya yang panjang, hidungnya yang runcing, serta mulut tipisnya yang sedikit menganga.
Aku mematri senyum. Ini pertama kali aku melihat wajahnya saat tertidur—dan dengan posisi sedekat ini.
Dia seperti bayi besar yang merangkup sebagai bos menyebalkan luar biasa.
Namun, aku tahu yang ia lakukan memang hanya ingin membuatku kesal saat bersama dengannya.
Napas tenangnya menerpa wajahku, menggodaku untuk mengusap rahang tegasnya dengan hati-hati.
Tanpa melupakan fakta bahwa kami tengah sama-sama telanjang di bawah selimut, aku tetap nyaman dengan posisi sebegitu dekatnya.
Payudaraku bahkan menempel dengan dadanya saat ini. Dan, hei ... aku berbicara sesuai fakta.
Cukup lama aku mengusapkan tangan kananku ke pipinya, lantas turun ke dagu dan berakhir mengatupkan bibir bawahnya dengan usil.
Aku terkekeh sejenak saat Jungkook menyipit dan menggeliat—yang semakin membuat tubuh kami salinh menempel karena ia memelukku tambah erat lagi.
“Hei, bangunlah, Sayang ... kurasa kau harus segera pulang,” bisikku lembut dengan tangan kembali mengusap pipinya.
Jungkook masih tetap terlelap. Agaknya pria ini memang susah sekali untuk dibangunkan.
Aku mengulum bibir untuk sesaat. Otakku mendadak mengingat kejadian beberapa jam lalu yang berhasil membuatku orgasme sebanyak dua kali.
Yah, aku akui sedikit kecewa karena kami gagal lagi untuk melakukannya—kendatipun demikian, aku tahu Jungkook tidak ingin merusakku sebelum dia benar-benar mengikatku ke dalam status pernikahan.
“Terima kasih untuk semuanya, Jungkookie. Aku juga mencintaimu,” bisikku sekali lagi yang kini membuat maniknya menyingkap perlahan demi perlahan.
Aku tersenyum. “Kau susah sekali dibangunkan,” gerutuku yang tak direspons apa pun olehnya.
Kupikir dia sudah betul-betul terjaga. Tapi setelah ia mengecup bibirku, tubuhnya merosot dan menenggelamkan kepalanya di dadaku sambil terus mempertahankan pelukannya.
Aku menunduk, mendapatinya kembali menutup mata dan bernapas beraturan di sana.
Tenanglah. Dia hanya menghadapkan kepala di dakaku, bukan di payudaraku. Tolong jangan mesum dulu. Meskipun aku juga menginginkannya, sih.
Kuembuskan napas dalam, lantas mengusap surainya yang mulai memanjang.
Kira-kira kapan terakhir dia memangkas rambutnya? Apakah saat dia mengataiku lamban dan menanyakan gaya bercinta oramg tuaku?
Ah, benar! Kurasa itu terakhir kalinya.
“Usap lagi.” Aku mengerjap, sedikit tersentak saat suara serak setengah merengek dari Jungkook mengganggu lamunanku.
Ternyata Jungkook manja juga. Well, aku memang penasaran dengan kehidupannya, tapi aku hanya ingin menunggunya menceritakan saja padaku tanpa aku memaksanya.
Walaupun dia sudah mengetahui kehidupanku seluruhnya; keluargaku, perjalananku, serta menderitaku.
“Yoo ... ayo, usap-usap lagi,” sentak Jungkook dengan tangan meraih tangan kananku dan meletakkan di kepalanya. “Aku masih ingin tidur di sini. Jadi, jangan membangunkanku dulu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Boss ✓
Fanfiction[COMPLETED] -Versi E-book bisa dibeli kapan saja- Hwang Yoora harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan sang adik di tengah kericuhan Kota Seoul setelah kepergian kedua orang tuanya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, sampai Tuhan kembali...