Warning!
Jomblo dan LDR dilarang baper!
Di dalam kantor, aku hanya membolak-balik jadwal kegiatan Jungkook hari ini dan tidak memedulikannya yang tengah duduk di mejanya.
Senin yang sangat menyebalkan.
Jujur, aku masih merajuk pada Jungkook. Setidaknya ia harus memulai lebih duru obrolan, atau lebih bagus jika dia berbicara soal alasannya kembali menghisap rokok.
Oh, tentu aku tidak peduli jika ia kembali merokok—meskipun aku tidak suka perokok, dan benci asap rokok. Aku hanya cemas jika dia memang benar-benar ada masalah.
Aku berdiri setelah menutup map; baru mengingat bahwa aku belum menyiapkan apa pun di atas meja Jungkook.
“Saya akan siapkan sarapan lebih dulu sebelum rapat hari ini dimulai,” ujarku kemudian membungkuk padanya.
Baru separuh langkah, pergelangan tanganku sudah dicekal olehnya. “Tidak perlu.”
Jungkook menarikku dan membawaku untuk duduk di atas mejanya, sedangkan dia meletakkan kedua tangannya di sisi tubuhku.
“Kau marah padaku, Nona Hwang?”
Aku meneguk ludah susah payah. Wajahnya terlalu dekat. Namun aku tidak lupa bahwa aku memang tengah marah padanya.
Memukul dadanya keras, aku kemudian melipat bibir ke bawah sembari melihatnya mengerang kesakitan.
“Tidak ada masalah apa pun, Sayangku. Aku hanya ingin merokok saja,” katanya lagi lantas memelukku. “Jangan marah lagi. Aku jadi ingin membawamu ke apartemen dan menghancurkanmu di atas ranjang.”
Aku mencubit pinggangnya sebelum balas memeluk dan meletakkan dagu di ceruk lehernya. “Aku mencintaimu, Jungkook.”
Jungkook mengecup bahuku. “Aku tahu, Honey. Aku juga mencintaimu.”
Aku memejamkan mata. Tersenyum di sela hidungku yang menikmati bau parfum milik Jungkook yang tak berganti sejak dulu.
“Kau tidak pernah mengganti parfummu,” ujarku lekas mengecup ceruk lehernya.
Jungkook terkekeh. “Sayang ... jangan nakal. Ini masih terlalu pagi untuk menelanjangimu.”
Lantas Jungkook mendorong pelan badanku. Merapikan rambutku yang sedikit berantakan, lalu menangkup pipiku.
“Kau cantik sekali, Hwang—selalu cantik.” Pria itu mendekatkan wajah dan menempelkan keningnya padaku. “Lebih cantik lagi jika kau terengah di bawahku,” bisiknya dengan suara serak yang mendayu.
Kupegang pinggangnya sambil menutup mata merasakan hembusan napasnya yang menyebar di kulit wajahku.
“Aku benar-benar ingin melepas pakaianmu. Melucutinya dengan sensual sambil membelai setiap inci tubuhmu.”
Tak beberapa lama, Jungkook menciumku. Gerakan bibirnya yang lembut serta kedua tangannya yang mulai menjalar dan mengusap punggungku membuat darahku berdesir.
Pagiku tenggelam dan larut bersama buaian bibir manis yang memabukkan. Lidahnya bergerilya masuk dan mengabsen seluruh isi mulutku diiringi dengan decapan yang memenuhi seisi ruang kantor.
Sadar akan tanganku yang meremas kemejanya, Jungkook lekas memutus tautan. Hanya sebentar. Sebab setelahnya, ia kembali mempertemukan bibir kami dengan gerakan yang lebih berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Boss ✓
Fanfiction[COMPLETED] -Versi E-book bisa dibeli kapan saja- Hwang Yoora harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan sang adik di tengah kericuhan Kota Seoul setelah kepergian kedua orang tuanya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, sampai Tuhan kembali...