Hai hai...apa kabar, kalian semua?
Maaf baru bisa update ya.
Semoga kalian tidak melupakan aku 🤧Pandagan Raja lurus menatap lembaran kertas di tangannya. Tak peduli ada tatapan tajam lain yang tengah menghunusnya. Lama perjalanan menuju kantornya pagi ini ia gunakan untuk memeriksa proposal yang sebenarnya sudah ia tanda tangani sejak kemarin.
"Raja!" Panggilan itu terkesan menuntut, merengek sekaligus mengiba.
"Hm." Hanya itu respon Raja pada panggilan mamanya.
"Mama ada di sebelah kamu, kamu nggak mau bicara sama mama?"
Sekali lagi Raja hanya diam. Tangannya membalik halaman. Matanya memindai tiap kalimat yang sepertinya tak mampu masuk ke otak meski kalimat itu kemarin sudah ia baca.
"Raja!"
"Kalau mama mau beri tahu aku dari mana mama tahu ten-"
"Begini cara kamu memperlakukan mama?"
Raja akhirnya terdiam. Ia meletakkan map di tangannya ke atas pangkuan. Lalu menghela napas perlahan. Bisa apa Raja jika mamanya sudah berkata demikian dengan nada merajuk?
Bagaimanapun juga, wanita inilah yang sudah....
"Ya, mama mau makan siang di mana? Nanti aku jemput." Akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Raja.
Ranti langsung tampak senang. Raut wajahnya yang tadi murung kini terlihat berbinar. Semudah membujuk anak kecil, pikir Raja. Sementara dua orang di kursi depan hanya mampu saling lirik dalam diam.
"Tapi aku nggak mau kalau mama masih ngotot membicarakan tentang rencana itu. Kecuali kalau mama mau memberi tahu aku dari mana mama tahu. Selain itu aku nggak mau membicarakannya. Atau mama mau aku selidiki sendiri?"
"Berani kamu selidiki mama? Kamu mau-"
"Aku cuma tanya, ma. Oke? Kalau mama diam, aku juga akan diam. That's the deal."
"Mama kan cuma-"
"Nah itu salon mama sudah kelihatan. Nanti siang aku jemput kalau memang mobil mama masih di bengkel. Nanti aku-"
"Iya!" Ranti tak menunggu lebih lama supaya Raja menyelesaikan kalimatnya. Begitu mobil berhenti, dia membuka pintu dan keluar begitu saja. Lalu membanting pintunya. Persis ABG yang baru puber dan merajuk.
Apa semua wanita seperti ini, pikir Raja. Dia kembali menghela napas. Saat mobil kembali melaju, Raja meletakkan map di atas pangkuannya ke jok di sampingnya. Pikirannya kembali melayang. Memikirkan kejadian tadi malam saat mamanya menangis dalam pekukannya.
Tubuh Raja sudah hampir bergetar saat suara sesenggukan itu terdengar telinganya tadi malam. Masih bisa ia rasakan bagaimana pelukan mamanya tadi malam. Raja hampir putus asa dan tak tahu harus berbuat apa.
Sampai akhirnya...
"Mama senang. Mama bahagia..."
Tubuh Raja menegang. Ia masih kebingungan. Tak mengerti dengan ucapan mamanya. Sementara pelukan Ranti pada lehernya kian mengencang.
"Mama kira selama ini kamu gay... Mama lega ternyata kamu juga tertarik dengan wanita. Mama lega...mama lega..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selisih [ON HOLD]
General FictionAndai cinta yang tercipta terpentang usia saja sudah tabu di mata orang, lantas apa jadinya Dinda yang ternyata sudah jatuh hati pada pria yang tak hanya jauh lebih tua darinya tapi juga menyandang status sebagai ayahnya?