.15. khawatir dan kecelakaan kecil

1.6K 229 12
                                    

"Huhuhu... Huhu. Gimana ini..." Seulgi menangis disamping ranjang rumah sakit.

"Jaebeom... Gimana..." Seulgi bergumam sambil terus menangis.

Jaebeom yang terbaring di ranjang itu mendecak, "Gue gak apa-apa, Gi. Gue baik-baik aja." katanya sambil terus menutup matanya.

"Apanya yang gak apa-apa! Lo luka gini... Makanya kan gue udah bilang jangan ngebut! Jatoh kan, huwaaaa." omel Seulgi sambil memukul pelan lengan Jaebeom. Lucunya, dia masih menangis.

Jaebeom jatuh dari motornya saat dia mau menyalip mobil. Untungnya, dia jatuh menabrak trotoar dan tidak jatuh ke jalanan.

Orang-orang langsung menghubungi ambulans dan Jaebeom dibawa ke rumah sakit karena dia tidak bisa berdiri. Dia masuk UGD.

Ternyata Jaebeom keseleo dan harus dipijat. Lalu dia juga terluka di bagian dahi dan tangannya. Hanya sedikit robek dan sudah ditangani.

Untungnya lagi, motornya tidak rusak. Hanya spionnya yang patah dan bagian depannya penyok. Motornya kini sudah dibawa ke bengkel, ada orang baik yang ingin memeriksa kerusakan motornya sekalian diservis.

Sedangkan Seulgi, dia ditelpon oleh suster rumah sakit karena nama Seulgi ada di paling atas daftar telepon di ponsel Jaebeom.

Saat Seulgi datang, Jaebeom tidur. Kata dokter, bagian dalam diri Jaebum masih shock sehingga dia diberi obat penenang dan akhirnya tertidur.

Dan Seulgi menangis sampai Jaebeom bangun.

"Iya, iya maap. Tadi tuh lagi pusing aja jadi gak fokus." jawab Jaebeom.

"Tuhkan! Kalo naik motor harus fokus gak usah mikir yang aneh-aneh. Fokus aja ke jalanan!" Seulgi masih mengomel.

Seulgi mengambil tisu di tasnya lalu mengusap wajahnya yang basah.

"Iya, Ibu Seulgi." jawab Jaebeom. Seulgi mendecih.

Jaebeom membuka matanya dan menatap Seulgi yang masih mengeringkan wajahnya. Jaebeom tertawa kecil lalu tersenyum. Seulgi menangis sampai sesegukan, padahal dia cuma jatuh dari motor.

Tangannya terulur ke wajah Seulgi, mengusap sisa air mata perempuan itu, "Jangan nangis. Nanti jelek."

"Hih. Gara-gara lo." lirih Seulgi.

Sekarang Jaebeom mengacak-acak rambut Seulgi, "Lebay. Gue cuma jatoh."

Seulgi menggeleng agar tangan Jaebeom lepas dari wajahnya, "Jatoh-jatoh juga bikin khawatir! Gue kira lo gak bakal bangun tau gak!" teriaknya.

Semua orang di sekitar mereka menoleh ke mereka. Jaebeom tersenyum canggung sambil meminta maaf, "Iya kan gue udah bangun sekarang."

"Gue udah bilang Bunda. Bunda udah nyiapin tukang pijit kalo lo balik. Lo sekarang gimana? Udah baikan? Kalo udah ngajak ribut gue sih harusnya udah sembuh." tanya Seulgi. Dia sudah kembali normal.

"Nanti aja. Gue mau tidur lagi." jawab Jaebeom. Dia kembali menutup matanya.

Seulgi memperhatikan laki-laki di depannya. Ada beberapa luka lebam dan luka yang sudah di perban. Syukurlah kalau Jaebeom sudah baik-baik saja.

Dasar. Seulgi sangat panik tadi saat dia ditelpon pihak rumah sakit. Dia langsung buru-buru meninggalkan Joy dan Wendy. Padahal, tadi nasi kebulinya baru datang.

"Yaudah istirahat lagi aja. Gue mau ke administrasi dulu." Seulgi bangkit.

Saat ingin pergi, tangannya ditahan Jaebeom, membuat Seulgi menoleh.

"Makasih," ucap Jaebeom, pelan, dia mengusap punggung tangan Seulgi, "Makasih udah dateng dan khawatir." Matanya masih tertutup.

Seulgi tersenyum, tangannya dia balik sehingga menggenggam tangan Jaebeom, "Udah tugas gue." jawabnya.

soulmate. [im jaebeom x kang seulgi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang