.29. skripsian dan sidang

1.7K 200 9
                                    

"Revisi?" tanya Joy ketika Seulgi keluar dari ruangan dosen.

Seulgi mengangguk sambil mengacak-acak rambutnya, "Astaga. Kapan coba gak revisinya. Gue capeeek!" teriaknya.

Joy mengelus punggungnya, "Yaudah kerjain lagi. Semangat. Dikit lagi." Joy berusaha menghibur Seulgi.

"Makasih," balas Seulgi, "Lo udah di bab berapa?"

"Baru sampe bab 2 kok. Udah yuk pulang aja. Lo udah gak ada kelas lagi kan?" ajak Joy.

Seulgi mengangguk, "Yuk."

Mereka jalan menuju parkiran.

Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang Jaebeom dan Seulgi sedang disibukkan dengan skripsi. Bahkan mereka belum bertemu selama seminggu. Saking sibuknya.

Tapi komunikasi mereka tetap jalan. Hanya tidak bertemu saja.

Setelah sampai rumah, Seulgi buru-buru ke kamarnya lalu berkutat dengan laptop. Dia mau langsung mengetikkan apa saja yang dikatakan dosen pembimbing tadi. Biar tidak lupa.

Seulgi mengetikkan skripsinya hingga malam hari. Dia harus memastikan bahwa tidak ada revisian besok. Dia sudah lelah.

Semoga besok Seulgi bisa melanjutkan sisanya tanpa harus mengulang karena revisi.

"Seulgi makan malem dulu!" Mama teriak dari bawah.

"Iya sebentar lagi!" Seulgi membalas.

Tak lama Seulgi mematikan laptopnya dan turun ke bawah. Dia sudah lapar juga.

Pas di bawah, ternyata ada Jaebeom yang ikutan makan.

"Loh, kok disini?" tanya Seulgi.

"Iya, laper." jawab Jaebum.

"Lah..." Seulgi tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung mengambil makanan dan makan dengan lahap.

Mama tidak tahu kemana. Mungkin di kamar.

Jaebeom hanya memperhatikan pacarnya itu, "Kamu gak kangen apa sama aku?"

Seulgi mendongak, "Ya kangen lah. Tapi aku lagi pusing nih revisi mulu."

"Pusing banget ya?" tanya Jaebeom lagi.

Seulgi mengangguk, "Kamu skripsinya udah sampe mana? Kita harus wisuda bareng pokoknya."

"Udah di bab 3 sih. Tenang aja kamu kan emang udah ditakdirin bareng aku jadi pasti kita bakal wisuda bareng."

"Idih," respon Seulgi, "Iya deh iya." Dia kembali fokus ke makanannya.

"Gi," panggil Jaebeom, membuat Seulgi mendongak lagi, "Kamu harus semangat. Kalo mau ngeluh sekali-kali boleh. Ada aku. Ini emang berat tapi pasti kamu bisa ngelakuinnya."

Seulgi tersenyum, "Tumben pacar aku pikirannya dewasa begini?" Seulgi mengusap pipi Jaebeom.

Jaebeom cemberut, "Iyalah emang aku anak kecil."

"Tuh, kaya gini emang gak kaya anak kecil?" ledek Seulgi.

"Seulgiii!" rengeknya.

Seulgi tertawa. Tangannya terulur lagi untuk mengusap kepala Jaebeom, "Kamu juga semangat. Kita saling nyemangatin aja. Meski waktu ketemu kita bakal berkurang, tapi gak apa-apa. Yang penting selesein dulu."

"Aku pasti bakal kangen berduaan sama kamu deh." keluh Jaebeom.

"Jaebeom, kita kan gak LDR-an. Kamu ke rumah aku juga bisa. Apa kita ngerjainnya bareng aja?" usul Seulgi.

Jaebeom menggeleng kuat-kuat, "Gak. Aku pasti gak bisa fokus kalo ada kamu." tolaknya.

"Yeee itu mah salah kamu."

soulmate. [im jaebeom x kang seulgi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang