.20. pantai dan kalung (2)

1.3K 233 23
                                    

Jaebeom melepas sepatu pantofelnya. Dia merasa pegal. Dia memang tidak terbiasa memakai sepatu jenis itu. Jaebeom juga melepas jasnya.

"Huah, gue capek banget. Untung boleh balik duluan." keluh Seulgi di sebelah Jaebeom.

Padahal mereka hanya berdiri dan senyum ke semua orang, tapi rasanya capek sekali.

Sebenarnya acara itu masih berlangsung, tapi Seulgi dan Jaebeom meminta untuk kembali ke villa duluan.

Seulgi juga melepas high heels nya. Setelah itu dia bersandar di lengan Jaebeom yang terbuka.

Jaebeom diam saja. Dia memejamkan matanya.

"Lo capek banget?" tanya Seulgi sambil mendongak.

Jaebeom mengangguk, "Gak tau kenapa gue pegel banget ini."

Seulgi bangun menghadap Jaebeom, "Mau dipijitin? Atau apa gitu?"

Jaebeom membuka matanya, "Gak usah. Tar malah..."

"Malah apa?"

"Engga jadi," Jaebeom berdiri, mengambil sepatu dan jasnya, lalu naik kamar, "Gue bersih-bersih sama ganti baju dulu. Kalo lo mau ke kamar jangan lupa kunci pintunya."

Seulgi menatap Jaebeom aneh, "Iya." tapi hanya itu responnya.

30 menit kemudian mereka berdua ada di ruang tengah.

Lagi bengong.

"Gi, ke pantai yuk daripada gak ngapa-ngapain gini." ajak Jaebeom.

Seulgi melirik ke arah jam, "Yaudah ayo liat sunset."

Seulgi langsung berdiri dan memakai sendalnya.

Jaebeom teringat akan kalungnya.

Kayanya bagus kalo gue ngasih sekarang.

"Gue ke kamar dulu. Ngambil sendal." Jaebeom beralasan.

Setelah itu mereka keluar.

Cuaca sangat damai. Sekarang jam 17.30, bentar lagi matahari akan terbenam

Mereka berjalan di pasir, agak mendekat ke bibir pantai.

"Lo... Udah baik-baik aja kan?" tanya Jaebeom.

Seulgi menoleh, "Maksudnya?"

"Suho."

"Ah, lupain aja. Iya, gue udah baik-baik aja. Dia udah gue buang jauh-jauh." jawab Seulgi.

"Baguslah." kata Jaebeom.

Hening. Hanya suara angin yang mereka dengar.

Entah kenapa suasana jadi canggung.

"Duduk situ yuk!" ajak Seulgi sambil menunjuk ke salah satu tempat yang tidak begitu dekat tapi juga tidak jauh dari pantai.

Seulgi menarik tangan Jaebeom—lagi.

"Gak usah ditarik. Gue gak bakal kabur." celetuk Jaebeom.

Seulgi tertawa. Dia malah mengeratkan gandengannya.

Jaebeom bingung, tapi dia diam saja.

"Tunggu," Jaebeom mencegah Seulgi duduk setelah mereka sampai. Dia mengeluarkan kain dari dalam saku celananya lalu menggelarnya, "Dah, duduk gih."

Seulgi tersenyum, "Siaga juga lo."

"Gue gitu." kata Jaebeom dengan bangga.

Mereka duduk bersebelahan. Menunggu matahari terbenam.

soulmate. [im jaebeom x kang seulgi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang