.17. kondangan dan heels

1.7K 236 44
                                    

"Jaebeom!" teriak Seulgi dari luar pagar rumah Jaebeom.

Tak lama Ayah keluar sambil menenteng tas kerjanya, "Eh Seulgi, masuk-masuk." Ayah Jaebeom membuka pagar untuk Seulgi.

Seulgi nyengir, "Pagi, Yah. Sabtu-sabtu gini masih kerja?" tanya Seulgi.

"Iya. Kerjaan lagi numpuk banget tuh di kantor. Kantor ayah mau ngeluarin projek baru jadinya super sibuk." jawab Ayah.

"Oh... Semangat, Yah!" Seulgi mengacungkan dua kepalan tangannya ke udara.

Ayah ketawa, "Iya. Masuk aja noh, Jaebeom di dalem lagi ngurus Nora."

"Bunda kemana?"

"Udah ke restoran. Tapi nanti juga balik lagi. Kamu gak ngampus?" Giliran Ayah yang nanya.

"Aku libur kalo Sabtu. Masuk kalo dosennya mau kelas pengganti aja." jawab Seulgi.

Tepat selesai Seulgi berbicara, Jaebeom keluar rumah, "Ih Ayah kirain udah berangkat," katanya, lalu pandangannya beralih ke Seulgi, "Ngapain lo pagi-pagi gini udah di rumah gue?" tanyanya.

"Sewot bener sih, hih." jawab Seulgi.

"Udah jangan berantem mulu ah nanti jodoh," celetuk Ayah membuat Jaebeom dan Seulgi terbelalak.

"Ayah mulai deh." tegur Jaebeom, malas.

Ayah cekikikan, "Ayah berangkat ya. Hati-hati kalian."

Jaebeom mengangkat alisnya bingung, "Apanya yang hati-hati? Harusnya Ayah yang hati-hati." balas Jaebeom.

"Ya itu lah pikir aja sendiri," Ayah masuk ke mobilnya, "Dadah!" Ayah melambai ke Jaebeom dan Seulgi.

"Hati-hati, Yah!" teriak Seulgi. Mereka memperhatikan mobil Ayah Jaebeom sampai tidak terlihat.

Jaebeom melirik Seulgi, "Mau masuk?"

"Ngapain nawarin biasanya juga gue langsung masuk." jawab Seulgi, lalu masuk ke rumah Jaebeom tanpa izin.

Jaebeom mendecak. Benar juga. Untuk apa dia menanyakan hal itu.

Jaebeom ikutan masuk. Hari ini dia tidak ke kampus. Makanya dia dirumah, belum mandi pula.

Jaebeom ke dapur untuk membuat sarapan. Dia lapar dan berencana untuk membuat nasi goreng.

"Mau nasi goreng gak?" tawar Jaebeom ke Seulgi, sedangkan Seulgi sedang main di taman belakang bersama Nora.

"Mau!" Seulgi langsung masuk lagi. Kebetulan dia belum makan.

Jaebeom langsung memasak nasi goreng untuk dua orang. Sedangkan Seulgi memperhatikannya dari meja makan.

Seulgi memperhatikan Jaebeom dari belakang sambil bertopang dagu. Punggung Jaebeom lebar sekali. Pasti nyaman jika bersandar disana.

Astaga, Seulgi. Lo mikir apaan anjir. batinnya mengingatkan.

Seulgi menggelengkan kepalanya untuk menyadarkannya dari pikiran absurd itu, "Malem ini temenin gue kondangan yuk? Anaknya temen Mama nikah terus gue yang diundang." ajak Seulgi.

"Hari ini banget? Kok mendadak? Kenapa gak bilang dari kemaren?" tanya Jaebeom, tangannya masih sibuk memasak.

"Gue juga baru tau tadi pas Mama bilang. Terus gue langsung ke sini ngajak lo." Seulgi berdiri, berniat membantu Jaebeom.

"Yaudah." jawab Jaebeom. Dia mengangkat wajan lalu menuangkan nasi goreng ke piring yang sudah disiapkan Seulgi.

"Serius? Lo gak ada acara hari ini?" tanya Seulgi lagi, untuk memastikan.

soulmate. [im jaebeom x kang seulgi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang