track 3 : reason

8.9K 1K 53
                                    

Matahari tertutup awan sehingga sinarnya tidak membuat silau ruang kerja Namjoon di kantor seperti biasanya. Belakangan ini pikiran Namjoon sering melayang entah kemana. Ia menjadi kurang fokus mendengar penjelasan sekretarisnya mengenai perusahaan. Rasanya Namjoon jadi sedikit gegabah memberi persetujuan tentang kontrak kerja. Bahkan dia sempat membentak cukup kasar pada salah satu staff di kantor. Namjoon langsung meminta sekretarisnya untuk menyuruh staff tersebut ke ruangannya. Ia meminta maaf dan membayarkan makan siang Beta yang lebih tua darinya itu.

Sudah 4 hari ia dan Seokjin tidak bicara satu sama lain padahal keduanya tinggal di rumah yang sama. Itu alasan Namjoon menjadi uring-uringan di kantor. Saat Taehyung memberi tahu Seokjin bahwa Namjoon telah mengajukan permintaan balas budi dengan memperbarui perjanjian pernikahan mereka, Omeganya itu mendadak mengalami serangan heat. Namjoon hampir saja menerjang Seokjin saat itu juga. Beruntung Taehyung bergerak cepat membawa Seokjin ke kamar dan menarik Namjoon ke luar rumah mencari udara segar.

Setelah kejadian itu, Seokjin menjadi lebih tertutup. Omega itu benar-benar mengurung diri di kamar selama heatnya berlangsung. Seokjin akan sarapan begitu Namjoon sudah berangkat ke kantor dan akan masuk kembali ke kamar kemudian menguncinya saat suara mobil Namjoon terdengar di malam hari. Yang membuat Namjoon tidak habis pikir, Omeganya itu bahkan memindahkan pakaian kerja dan pakaian tidur Namjoon lengkap dengan segala aksesoris ke ruang kerjanya di rumah.

“Jadi kita akan menyetujui permintaan klien yang ini?” tanya Sekretaris Namjoon.

Lamunan Namjoon tentang Seokjin buyar seketika. “Ah ya” jawab Namjoon cepat.

Sekretaris Namjoon mengangguk dan menyiapkan lembar yang perlu Namjoon tanda tangani. “Tolong tanda tangan disini”

Namjoon menerima kertas persetujuan itu dan membaca halaman lain. Namun tiba-tiba ia menyadari ada sesuatu yang ganjil pada lembar lain permintaan calon kliennya itu. “Mereka akan membangun di daerah pinggir kota dekat perbukitan? Bukankah aku sudah pernah bilang untuk tidak menyetujui permintaan proyek di daerah dekat tanah pemerintah?” ujar Namjoon geram.

“Ya, Anda pernah berkata seperti itu” jawab Sekretarisnya. “Tadi saya akan menolak permintaan ini tetapi tiba-tiba Anda meminta saya untuk menjelaskan isinya”

“Aku yang menyuruhmu?” tanya Namjoon agak ragu.

“Saya hanya bekerja untuk Anda”

Namjoon memejamkan matanya. Tangannya memijat pelipisnya, berusaha mengembalikan kesadarannya. Namjoon pernah minum alkohol di siang bolong saat di kantor dan ia tidak mabuk. Pekerjaan kantor tetap ia lakukan dengan baik. Kali ini Seokjin mendiamkannya dan Namjoon menjadi bertindak lebih bodoh daripada minum berbotol-botol alkohol.

“Saya rasa Anda butuh istirahat” saran Sekretarisnya.

Namjoon membuka matanya. “Tolong kosongkan jadwalku siang ini dan tolak permintaan proyek itu” suruh Namjoon. “Aku tidak ingin berurusan dengan jajaran pemerintah itu lagi”

Sekretaris Namjoon mengangguk. “Baik” ujarnya kemudian meninggalkan ruangan Namjoon.

Namjoon menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata kembali. Bayang-bayang sosok Seokjin kembali memenuhi benaknya. Bayangan dimana Omega itu menangis karena terbangun dalam kondisi barusaja ditiduri. Namjoon terkekeh kecil, mengingat bagaimana wajah Seokjin yang menangis sesegukan. Gemas sekali rasanya.

Semua ingatan tentang Seokjin berputar dalam pikiran Namjoon. Bagaimana Seokjin menggerutu sendiri karena tugas kuliahnya, bagaimana Seokjin yang tengah beradaptasi dengan hidupnya bersama Namjoon dan bagaimana kondisi Seokjin saat musibah 1 tahun yang lalu menimpanya. Ya, musibah itu yang membuat keduanya melakukan pernikahan.

Burn The Soul [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang