track 26 : blood

4.9K 667 219
                                    

Suara itu terdengar lagi. Membelah heningnya lantai atas dengan suara yang terdengar sarat akan rasa sakit. Namjoon terdiam memegang kenop pintu kamar tidurnya dan Seokjin.

Suara Seokjin yang sedang berusaha mengeluarkan isi perutnya di kamar mandi membuat Namjoon urung untuk masuk. Ini sudah yang ketiga kalinya dalam pagi ini.

Namjoon masih terdiam diluar hingga ia mendengar  suara tubuh Seokjin yang berbaring agak kasar ke ranjang. Namjoon kemudian membuka pintu dan segera masuk.

Dilihatnya Seokjin yang berbaring dengan napas terengah-engah. Omeganya itu tampak buruk. Dengan kulitnya yang terlihat pucat dan tubuh yang tampak lemas, Seokjin berbaring di kasur memegangi perutnya dengan mata tertutup.

Namjoon hanya diam berdiri memerhatikan Seokjin yang perlahan mulai bergerak memijat pinggulnya. Namjoon hafal betul jika Seokjin selalu mengeluh sakit di pinggul hingga ke kaki setiap harinya. Setiap hari pula Namjoon akan merangkap profesi menjadi tukang pijat Seokjin yang merengek sakit.

Namjoon membuang napas pelan dan bergerak menyusupkan tangannya ke ketiak Seokjin untuk menegakkan tubuh Omeganya yang tampak sangat lemas.

Seokjin mendesah marah. “Lepas!”

Namjoon tidak peduli pada gerutuan Seokjin dan memposisikan tubuh Seokjin dalam pangkuannya kemudian memberi pijatan di area punggung hingga pinggang Seokjin seperti biasanya.

Namjoon tersenyum mendengar Seokjin yang mendengkur nyaman. Ia terus memberikan sentuhan pelan pada tubuh Seokjin sambil sesekali mencium puncak kepala Seokjin yang disandarkan pada bahunya.

“Kupanggilkan dokter?” bisik Namjoon bertanya.

Seokjin menggeleng pelan. “Tidak perlu, kurasa asam lambungku naik lagi”

“Kenapa kali ini?” tanya Namjoon lagi. “Jangan telat makan dan jangan terlalu banyak pikiran”

“Aku sedang banyak pikiran”

Namjoon menghembuskan napas berat. Padahal sudah berulang kali ia bilang agar Seokjin jangan terlalu banyak berpikir untuk menjaga kesehatannya dan anak mereka di dalam sana.

“Biar aku dan Taehyung yang berpikir, kau tidak perlu berpikir macam-macam” nasehat Namjoon. “Apa yang Omegaku ini pikirkan?”

“Alphaku”

Namjoon duduk diam di sofa kamarnya. Arloji mahal yang terpasang di tangannya sudah menunjukkan waktu jika acara besar mereka akan segera dimulai.

Seokjin berakhir dengan tidur dalam pangkuannya. Namjoon tahu jika Omeganya tengah gelisah karena kesehatan tubuhnya yang kurang baik. Beruntungnya Seokjin sudah sempat istirahat sebelum acara malam nanti yang benar-benar akan menghabiskan tenaga.

Bahkan saat para perias itu datang, Seokjin masih tidur lelap. Namjoon sudah mandi dan mengenakan setelan yang Seokjin pesan tempo lalu. Setelah berunding cukup panjang mereka memutuskan untuk membuat setelan pakaian dengan ukuran lebih besar untuk Seokjin pakai. Keputusan ini mereka ambil untuk menutupi perut Seokjin.

Untuk urusan sandang acara ini, Namjoon harus mengeluarkan uang lebih banyak dari biasanya. Mulai dari membayar penjahit pakaian mereka dengan harga yang lebih tinggi hingga orang yang sudah Namjoon pekerjakan dengan langganan untuk mempersiapkan dirinya saat ada acara penting seperti ini sudah ia bayar jauh lebih banyak untuk acara kali ini.

Uang tutup mulut.

Namjoon tidak ingin ada orang yang tahu selain dirinya dan beberapa teman dekatnya bahwa Seokjin sedang berbadan dua. Bukannya Namjoon jadi pengecut dengan menyembunyikan semuanya tetapi ada banyak hal yang harus ia tangani dan Namjoon ingin menyelesaikan urusan ini saat waktu yang tepat telah tiba.

Burn The Soul [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang