Jam menunjukkan waktu yang sudah melebihi waktu sarapan. Sinar matahari sudah masuk menerangi kamar besar itu setelah Namjoon membuka semua gordennya.
Seokjin tertawa riang saat Namjoon mengangkat tubuhnya. Sudah sejak tadi Alpha itu membangunkannya untuk mandi dan sarapan tetapi Seokjin tak mengindahkan perintah Namjoon. Ia mengerjai Namjoon dengan masih bergelung nyaman di atas kasur.
Namjoon hanya menghela napas. Ia sudah turun ke bawah untuk mengirim beberapa berkas ke sekretarisnya dan bahkan turun memanaskan mobilnya tetapi Seokjin belum juga mau bangun. Sebenarnya tidak apa-apa jika Seokjin mau tidur lagi, hanya saja harusnya Omeganya itu mandi dan sarapan terlebih dulu. Apa dia tidak merasa lapar.
Awalnya Namjoon menarik selimut yang Seokjin pakai untuk menutupi tubuh Seokjin yang bahkan masih tidak berbusana tetapi Seokjin malah menutupi tubuhnya dengan bantal-bantal sehingga Namjoon menurunkan semua bantal dari kasur. Tidak ingin berlama-lama, Namjoon akhirnya mengangkat tubuh Seokjin untuk didudukan agar segera meminum susunya.
"Namjoon aku tidak pakai baju tahu!" seru Seokjin.
Namjoon mendengus. "Salah siapa tidak mau bangun"
Seokjin hanya mencebik dan langsung meminum habis susu untuk kehamilannya itu. "Sudah habis, aku mau tidur"
"Mandi dulu dan olahraga baru setelah itu kau boleh tidur!"
"Tidak mau!" tolak Seokjin sembari mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah memelas pada Namjoon.
"Minimal peregangan, Seokjin. Kau sudah mengeluh tubuhmu pegal-pegal tapi masih tidak mendengarkan saran dokter untuk olahraga" nasehat Namjoon penuh penekanan.
Namjoon tidak ingin memaksa, hanya saja semenjak hamil, Seokjin jadi sulit untuk diberitahu dan suka merengek . Belum lagi kalau malam, Seokjin akan merengek tubuhnya terasa sangat nyeri bahkan terkadang terisak gelisah. Ditambah sifat manjanya yang tiba-tiba meningkat.
Bukannya Namjoon tidak suka atau kerepotan, hanya saja jika perubahan sifat Seokjin karena kehamilan ini mulai keluar, Omeganya itu suka merajuk tidak jelas yang bahkan Namjoon sendiri sampai tidak tahu harus meladeninya seperti apa.
"Sudah kusiapkan airnya, pergilah mandi cepat!" perintah Namjoon ketika Seokjin sudah menghabiskan sarapan paginya yang berupa buah.
Seokjin berkelit lucu. "Sudah kenyang, jadi tambah mengantuk"
Namjoon mengusap kasar wajahnya. Ujiannya dimulai lagi dari sekarang dan entah akan berakhir kapan.
Seokjin melengos dan melangkah dengan percaya diri kembali ke kasur padahal ia berlalu dihadapan Alphanya dalam kondisi tidak mengenakan pakaian. Ia meraih selimut dan bantal yang Namjoon pindahkan ke di lantai.
"Seokjin, mandi sekarang!"
Seokjin naik lagi ke atas kasur tanpa menoleh pada Namjoon. "Tidak mau"
"Kim Seokjin!" seru Namjoon menaikkan nada suaranya.
"Namjoon, jangan dibentak!"
Bukan bantahan dari Seokjin yang ia dengar tapi peringatan dari luar kamar yang menggema cukup keras. Sepertinya Bibi Hwang sedang di lantai 2 hingga suaranya terdengar sampai di dalam kamar.
Seokjin menoleh dan menjulurkan keluar lidahnya untuk meledek Namjoon.
Sudah cukup ujian Namjoon pagi ini, ia kemudian bergerak naik ke atas ranjang dan mengangkat tubuh Seokjin yang mendapat pekikan terkejut dari Omeganya. Namjoon sedikit menendang pintu kamar mandi kemudian masuk ke dalam dengan Seokjin yang masih berada dalam gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burn The Soul [NamJin]
FantasySeokjin is a lucky person. Money, Smart Brain, and Position. He has everything that people want. • But Namjoon has more than that. He has everything that Seokjin needs. why its you? why should you? why i can't leave you? -2015, i need u Namjin Fanfi...