Seokjin mengibaskan pelan tangannya karena merasa ragu untuk masuk ke ruang kerja Namjoon. Selama tinggal bersama, Seokjin cenderung tidak berani masuk ke ruang kerja Namjoon.
Seokjin sudah menginvasi kamar Namjoon sehingga ia rasa ruang kerja pria itu bukan daerah yang bisa dimasuki seenaknya. Namjoon berhak punya tempat privasi.
Setelah bergelut dengan perasaannya, Seokjin memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruang kerja Namjoon. Selang 10 detik tidak ada jawaban apapun. Kemudian Seokjin menarik gagang pintu dengan warna perak itu dan membukanya perlahan.
Seokjin mengintip ke dalam ruang kerja itu dan mendapati Namjoon yang tengah fokus di depan laptopnya sembari sesekali melirik pada setumpuk kertas di meja kerja yang luas itu.
Seokjin tersipu. Ketampanan Namjoon mendadak jauh meningkat ketika mengenakan kacamata tengah dan sibuk dengan pekerjaan kantornya.
“Namjoon”
Yang dipanggil mendongak mengalihkan pandangan dari laptopnya. “Oh, Seokjin!”
Namjoon langsung bangkit dari kursi kerjanya dan melangkah terburu menghampiri Seokjin yang berdiri diam di dekat pintu. Ia reflek untuk memegang kedua bahu Seokjin dan menatap lekat wajah sang Omega mencoba membaca apa yang diinginkannya.
“Apa ada yang terasa sakit lagi?”
Seokjin menggeleng kecil. “Apa kau akan pergi malam nanti?”
“Ke rumah Hoseok?” tanya Namjoon memastikan.
Seokjin mengangguk sebagai jawaban.
“Tidak” jawab Namjoon tenang. “Meskipun kau tidak sendirian di rumah, aku tetap tidak bisa meninggalkanmu begitu saja”
“Kau bisa mengajakku kalau ingin pergi agar aku tidak sendiri di rumah” usul Seokjin.
Namjoon mengernyit tidak suka. “Aku tidak akan mengijinkanmu keluar rumah karena kau masih harus istirahat total”
“A-aku ingin bertemu Taehyung” ucap Seokjin pelan sembari menunduk.
Namjoon merasa iba pada Seokjin yang terlihat murung saat Taehyung mendiamkannya. Bahkan Namjoon harus menahan emosinya saat Taehyung berbicara dengan ujaran yang menyindir dan seolah tidak peduli saat Seokjin bertanya.
Sikap Taehyung memang keterlaluan saat terakhir kali datang ke rumahnya. Dengan percaya diri, pria itu bersikap begitu dingin pada Seokjin yang tidak tahu menahu tentang perkelahian yang sempat terjadi antara keduanya.
“Tolong pakai pakaian yang hangat, jangan lupa sarung tangan, dan apapun yang membuatmu tidak kedinginan” ucap Namjoon sebagai keputusan final yang mengijinkan Seokjin untuk keluar.
“Tunggu di sini, aku akan bersiap dan mengambilkan obat untuk lukamu” jawab Seokjin senang.
Namjoon hanya mengangguk dan tersenyum melihat warna wajah Seokjin yang kembali hidup.
Seokjin berbalik menutup pintu ruang kerja Namjoon dan melangkah ke kamar. Ia sudah terikat dengan Namjoon tetapi entah kenapa hanya membayangkan bertemu dengan cinta pertamanya membuat Omega Seokjin ikut bersorak bahagia.
Tak ayal senyuman terbit di bibirnya setelah beberapa waktu murung karena patah hati semenjak mendengar Namjoon yang akan langsung menikah lagi setelah bercerai dengannya nanti.
Awalnya Seokjin sempat resah saat mendengar Namjoon yang menolak ajakan Yoongi di telepon untuk datang berkumpul di rumah Hoseok. Untungnya Namjoon dapat dirayu agar mau mengajak Seokjin pergi keluar. Hitung-hitung untuk refreshing setelah sakit beberapa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burn The Soul [NamJin]
FantasySeokjin is a lucky person. Money, Smart Brain, and Position. He has everything that people want. • But Namjoon has more than that. He has everything that Seokjin needs. why its you? why should you? why i can't leave you? -2015, i need u Namjin Fanfi...