track : special

7.2K 570 67
                                    

Seokjin menghela napas panjang lalu memilih duduk di lantai teras untuk menunggu Namjoon yang sedang memarkirkan mobil ke garasi. Terlalu banyak urusan di kantornya sekarang. Mengingat ini sedang awal tahun, ada banyak kepentingan  mengenai artis yang dinaungi oleh perusahaannya.

Seokjin mendongak ketika Namjoon sudah berdiri di hadapannya. "Alpha, tadi di mobil kau bilang mau memberitahu sesuatu!"

Namjoon menggaruk pelan tengkuknya. "Kita bicarakan saja di kamar ya?"

Seokjin memicingkan matanya pada Namjoon. "Aku tidak mau dengar jika urusan mesum!"

Namjoon melotot tidak terima. "Kali ini aku serius!"

Seokjin mengerucutkan bibir ketika nada suara Namjoon berubah galak padanya. Ia memilih berjalan beriringan dengan Alphanya menuju kamar segera. Rasa penasaran telanjur memenuhi benaknya. Ia tak mengecek dapur atau kamar putranya seperti biasa setiap harinya.

Seokjin lalu duduk di sisi ranjang menanti Namjoon yang tengah melonggarkan dasi untuk bicara.

"Soobin kujemput di tengah pelajarannya di sekolah tadi" ujar Namjoon sambil duduk di sebelah Seokjin.

"Ada apa dengan Soobin?"

Namjoon menarik napas panjang. "Soobin tiba-tiba menghubungiku dan memintaku menjemputnya di sekolah saat itu juga. Aku lihat Soobin tampak gelisah dan cemas. Pandangannya kemana-mana, aroma tubuhnya juga tercium kuat"

Seokjin menatap Namjoon dengan cemas. Ada apa dengan putranya?

"Soobin sakit?" tanya Seokjin mulai panik "Kenapa baru bilang sekarang? Biar aku menengoknya!"

Namjoon langsung menarik tangan Seokjin agar tidak pergi. "Omega! Aku belum selesai bicara"

Seokjin duduk patuh ketika Namjoon sudah bicara dengan begitu mengintimidasi dirinya. Omeganya menunduk patuh sementara akalnya sudah gelisah ingin menengok putranya di kamar.

"Sekitar sebulan yang lalu kita sudah pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes pada Soobin. Lalu putra kita ternyata adalah Alpha" jelas Namjoon mengingatkan "Melihat dari usia Soobin dan gejalanya, kemungkinan Soobin akan segera mendapatkan rut pertamanya"

Seokjin spontan menutup mulutnya terkejut. "Namjoon, kau yakin?"

Namjoon mengangguk pelan. "Lagipula secara tidak langsung ia mengaku"

"Ia mengaku kalau akan rut?"

"Tidak juga, kurasa dia juga belum terlalu paham kalau itu gejala rut" jawab Namjoon "Tapi tadi dia bilang kalau aku tidak boleh bilang padamu"

Seokjin mengerutkan dahi bingung. "Kenapa?"

Namjoon berkedik. "Mungkin Soobin merasa malu karena dia Alpha dan kau Omega. Terlebih aku juga terkejut karena Soobin menghubungiku, biasanya ia selalu menghubungimu jika butuh sesuatu"

"Lalu kenapa?" protes Seokjin tidak terima "Meskipun dia Alpha dan aku Omega tetap saja aku yang telah membuatnya ada di dunia!"

Namjoon terkekeh lalu memijat lembut kedua bahu Seokjin. "Itu normal! Lebih baik sekarang kita membersihkan diri lalu bertanya sendiri padanya"

Seokjin mengangguk patuh. Ia termenung sejenak. Soobin selalu bergantung padanya, bagi Seokjin, Soobin adalah bayi kecilnya. Sampai Seokjin lupa jika Soobin terus bertumbuh besar.

"Jangan melamun terus!" tegur Namjoon "Lebih baik kau membantu menyabuni tubuhku!"

Seokjin memutar bola matanya jengah. "Aku mandi sendiri saja di bawah!"

Burn The Soul [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang