Suara tangisan anak kecil terdengar memecahkan keheningan apartemen itu. Tiga orang dewasa yang ada di sana malah tertawa lebar mendengar Yeonhee yang menangis tersedu-sedu.
"Mama!" serunya masih menangis dan berusaha untuk memeluk sang ibu.
Miso memberikan roti yang dipegangnya pada Jaehwan dan memeluk erat tubuh putrinya yang tengah menangis itu.
"Putri cantik Mama, kok malah menangis?" tanya Miso lembut.
"Se-senang" jawab Yeonhee masih menangis.
Miso kemudian menegakkan posisi Yeonhee hingga terlihat wajah anak itu yang tampak basah oleh air mata padahal baru saja bangun tidur.
Jaehwan dan Namjoon tertawa melihat Yeonhee yang menggosok hidung hingga cairan bening dari hidungnya keluar.
"Jangan tertawa!" delik Miso kesal pada keduanya.
Miso membersihkan wajah Yeonhee ke wastafel dan segera mengeringkannya. Ia lalu mendudukkan putrinya di kursi kecil berhadapan dengan rotinya dan para orang dewasa yang duduk di sofa.
"Kim Yeonhee, selamat ulang tahun!" seru para orang dewasa dengan semangatnya.
Yang diucapkan menggigit bibir kemudian kembali menangis kencang seperti sebelumnya. Ia bergerak untuk memeluk Miso yang duduk di antara Jaehwan dan Namjoon.
"Mama!" jeritnya kencang sambil menangis.
Jaehwan mencubit pelan pipi Yeonhee untuk menarik perhatian anak yang kini berusia 4 tahun itu. "Hari bahagia, tidak boleh menangis, nanti hadiahmu hilang"
Yeonhee menoleh perlahan pada Jaehwan dan menatapnya penuh pertanyaan. "Hadiah?"
"Ya, anak kecil yang ulang tahun akan dapat hadiah kalau tersenyum" jawab Jaehwan "Kalau menangis, hadiahnya akan pergi"
"Mama?" tanya Yeonhee pada Miso tidak percaya pada perkataan Jaehwan.
Miso mengangguk. "Ayo ucapkan doa, potong roti lalu kita bagi hadiah. Paman Jaehwan harus pergi pagi ini"
Yeonhee mengangguk pelan dan turun dari pangkuan Miso. Sang ibu memakaikan topi segitiga khas ulang tahun pada putrinya dan membantunya duduk kembali di kursi kecil itu.
"Tiup lilinnya, Putri cantik" ucap Miso mempersilakan Yeonhee meniup lilin.
Yeonhee bergerak memajukan tubuhnya dan meniup 4 batang lilin berwarna-warni yang menunjukkan usianya sekarang.
"Ucapkan harapan, Mama!" seru Yeonhee senang.
Yeonhee memejamkan matanya dan menunduk untuk mengucapkan harapan. Begitu pula dengan orang dewasa yang ada dihadapannya.
"Potong roti!" seru Yeonhee kemudian.
Miso meraih pisau kecil di meja dan mulai memotong roti kecil itu menjadi 5 bagian. Dengan 2 potong untuk putrinya yang tengah berulang tahun.
Miso mengambil garpu dan memberikan satu suapan pada Yeonhee, ia kemudian memberikan potongan itu pada Jaehwan agar melakukan hal yang sama. Begitu juga dengan Namjoon.
"Waktunya bagi hadiah karena Paman Jaehwan harus segera pergi" ucap Jaehwan mengingatkan.
Yeonhee kemudian menghampiri ibunya dan tersenyum lebar. "Mama, hadiahnya?"
Miso tersenyum dan mengecup seluruh wajah Yeonhee hingga putrinya tertawa geli. Satu tangannya ia gunakan untuk meraih kotak yang sudah terbungkus rapi itu dari balik tubuhnya dan memberikannya pada putrinya.
"Sudah membuat doa untuk Mama dan Papa tadi?"
Yeonhee mengangguk bersemangat.
"Terimakasih Putri, Mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Burn The Soul [NamJin]
FantasySeokjin is a lucky person. Money, Smart Brain, and Position. He has everything that people want. • But Namjoon has more than that. He has everything that Seokjin needs. why its you? why should you? why i can't leave you? -2015, i need u Namjin Fanfi...