Ketika merasakan usapan-usapan ringan di wajahnya, Seokjin membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah berantakan khas bangun tidur Alphanya yang tengah menatapnya lekat-lekat.
Namjoonnya hanya terdiam sembari mengusapkan jari telunjuknya menyusuri wajah Seokjin.Kemudian Seokjin menahan kikik geli melihat rambut Namjoon yang sangat berantakan. Ia tidak mungkin tertawa, mengingat itu ulah Seokjin sendiri.
Lengan berotot sang Alpha menarik cepat Seokjin hingga tubuh tanpa busana keduanya bertemu. Pipi Seokjin merona mengingat aktivitas keduanya semalam. Namjoon yang sedang rut benar-benar membuat Seokjin kewalahan. Entah berapa kali. Seokjin terlalu malu untuk mengingatnya.
Namjoon mengernyit memperhatikan wajah Omeganya yang tiba-tiba memerah. "Kau baik-baik saja?"
Seokjin mengangguk kecil. Lengannya terulur untu balas memeluk tubuh besar Namjoon. Seokjin menelusupkan kepalanya ke perpotongan leher Namjoon. Menghirup dengan rakus aroma khas sang Alpha. Bau citrus maskulin itu tercium lebih kuat dari biasanya. Memabukkan.
Seokjin tersentak kecil saat merasakan tangan besar Namjoon menyentuh bagian intimnya kembali. "N-namjoon!"
Yang ditegur berkedik merasa tidak bersalah. "Apa masih terasa sakit?"
"Tidak" jawab Seokjin malu.
Namjoon terkekeh. Ia mengecup sekilas bibir Seokjin. "Aku sudah berusaha, Manis"
Seokjin mengerucutkan bibirnya kesal. Ini baru hari pertama dan rasanya sudah selelah ini. Bagaimana dengan hari-hari berikutnya. Seokjin ragu, apakah ia bisa bertahan. Tidak disangka ternyata rut Namjoon sekuat itu.
Seokjin mendongak menatap wajah tampan Alphanya. Ia sudah melawan seluruh akal sehatnya. Melupakan seluruh fakta bahwa mereka berdua tidak seharusnya berada dalam posisi intim seperti saat ini. Seokjin adalah pasangan Namjoon. Mereka telah terikat. Tidak ada apapun yang bisa memisahkan mereka.
"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku" ucap Seokjin menuntut.
Namjoon memandang tajam wajah Seokjin. "Seharusnya aku yang bilang seperti itu padamu"
Seokjin menggigit bibirnya. Namjoon benar. Alpha itu sudah berjanji berulang kali untuk tidak meninggalkannya. Justru Seokjin yang terus-terusan menolak ikatan keduanya hingga menyakiti perasaan Namjoon beberapa waktu lalu.
"Kenapa kau menolakku?" tanya Namjoon dengan nada menginterogasi. "Apa Omegamu tidak merasa sakit saat melakukan itu?"
"Kita tidak seharusnya bersama, Joon" jawab Seokjin parau. "Kau dan aku hanya sebatas perjanjian. Keluargaku membutuhkanmu untuk mengembalikan nama baik kami. Keluargamu menolongku karena saham kalian ikut turun saat perusahaan kami mengalami masalah"
"Jadi karena perjanjian itu kau melakukan ini?"
Seokjin mengangguk. Tidak ada gunanya untuk bersembunyi dari Namjoon lagi.
"Apa kau tidak sadar jika itu juga membuatku sakit?" tanya Namjoon kembali.
"Kau akan merasa lebih sakit saat aku menerimamu" jawab Seokjin getir. "Aku menjauhimu agar kau terbiasa untuk tidak dekat denganku. Aku ingin kau dan Alphamu membenciku agar kau tidak perlu merasakan sakit saat hari perceraian kita tiba"
"Seokjin" geram Namjoon. Tidak ia sangka ternyata Omeganya berpikir hingga sejauh itu.
"Kau seolah-olah menyalahkanku. Membuatku terlihat seperti tokoh jahat diantara kita" ucap Seokjin dengan airmatanya yang mulai jatuh. "Aku sangat menyayangimu sampai aku tidak sanggup membayangkanmu merasakan sakit karena kehilanganku sebagai pasanganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Burn The Soul [NamJin]
FantasíaSeokjin is a lucky person. Money, Smart Brain, and Position. He has everything that people want. • But Namjoon has more than that. He has everything that Seokjin needs. why its you? why should you? why i can't leave you? -2015, i need u Namjin Fanfi...