Di bawah rindangnya pohon, Namjoon menarik napas panjang menghirup udara segar yang ada di sekitarnya. Masih mengenakan setelan resmi kerja, Namjoon tidak peduli. Pakaian bukan halangan untuk berlibur sejenak dari pekerjaan yang menguras habis tenaganya.
Dalam pengerjaan perusahan baru kerjasama itu, Namjoon rasa ia perlu sedikit bernapas, dalam artian bersantai. Jimin yang sedang asik mempersiapkan pernikahan dan mengurus bayinya sedangkan Taehyung yang sibuk membantu Jungkook mencari pekerjaan sesuai keinginan sepupunya itu.
Maka, di sinilah Namjoon sekarang. Menjauh dari kantornya menikmati udara segar pegunungan untuk mengistirahatkan pikirannya dengan pergi berdua bersama Miso.
Namjoon melirik Miso yang berdiri agak jauh darinya. Perempuan itu tengah mengambil foto salah satu sisi pegunungan. Tubuh tinggi rampingnya diterpa angin sehingga beberapa anak rambutnya yang panjang itu tertiup dan sedikit berantakan. Begitupula dengan dress di bawah lutut warna coklat susu itu.
Namjoon melangkah dan kemudian berdiri tenang di sebelah kanan tubuh Miso yang masih tetap serius menikmati pemandangan indah itu.
"Kenapa kau berdiri di situ?" tanya Miso melihat Namjoon yang justru berdiri menghadapnya bukan ke arah pemandangan yang indah itu.
"Rambut dan pakaianmu berantakan terkena angin, jadi aku menghalangi anginnya"
Miso tertawa lepas dan memegangi perutnya merasa geli. Ia melangkah menghampiri Namjoon dan menepuk bahu pria itu. "Kau cheesy sekali!"
"Aku serius, nanti ada orang lain yang melihat" jawab Namjoon.
Miso menggumamkan kata terimakasih kemudian menarik tangan Namjoon untuk pergi dari tempat itu. Keduanya berhenti pada salah satu pohon besar dan memutuskan untuk duduk di bawah sana.
"Aku tidak menyangka kita bisa bersama seperti dulu waktu kuliah" ucap Miso tiba-tiba.
Namjoon mengangguk menyetujui. Ketika Miso pergi meninggalkannya tanpa pamit dan tanpa kabar. Namjoon benar-benar hancur. Terlebih, perempuan itu pergi beberapa hari setelah Namjoon melamarnya.
Namjoon pikir, Miso pergi karena keegoisannya untuk memiliki perempuan itu secepat mungkin. Jadi saat itu Namjoon benar-benar marah pada dirinya sendiri.
"Aku belajar banyak hal saat aku pergi"
"Ya, buktinya kau sekarang menjadi desainer cakap" jawab Namjoon.
Miso merengut menatap Namjoon dengan kesal. "Kau merusak suasana!"
"Huh?"
"Lupakan!" geleng Miso.
Namjoon terkekeh dan mengusak pelan kepala perempuan di sebelahnya itu. "Aku ingin mendengar lanjutannya"
"Kau tahu, saat awal aku pergi, aku merasa hidupku tidak tenang. Hampir setiap malam aku selalu bermimpi saat dimana kau melamarku hari itu. Setiap malam jawabanku atas lamaranmu selalu berubah-ubah" jelas Miso dengan pandangan kosong. "Kurasa itu adalah bentuk penyesalan dan ketakutanku karena tidak memberikan jawaban dan justru meninggalkanmu begitu saja"
Namjoon terdiam. Ia baru mengetahui fakta itu sekarang. Dulu ia pikir dirinya yang paling tersakiti. Lamarannya yang tidak mendapat jawaban itu seperti melukai harga dirinya.
"Kau penuh kejutan" ucap Miso dengan senyum kecil. "Dibalik dirimu yang pendiam ternyata ada sisi dirimu yang menyenangkan. Dibalik dirimu yang genius ternyata kau punya kecerobohan yang terkadang itu sangat fatal, dan dibalik kau yang mengajakku jalan malam itu ternyata kau menyembunyikan sebuah cincin dalam kotak beludru merah"
Momen itu. Namjoon ingat dengan sangat. Dimana ia mengajak Miso pergi berdua malam itu. Setelah memantapkan hati dan melakukan analisis, Namjoon memberanikan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burn The Soul [NamJin]
FantasySeokjin is a lucky person. Money, Smart Brain, and Position. He has everything that people want. • But Namjoon has more than that. He has everything that Seokjin needs. why its you? why should you? why i can't leave you? -2015, i need u Namjin Fanfi...