08

5.4K 543 51
                                    

Happy reading and enjoy!

___

Sesampainya di rumah Kayla langsung berlari menuju kamarnya, dia membanting pintu hingga terdengar suara sangat keras membuat kedua orangtuanya terkejut.

Kayla langsung telengkup di ranjang, membenamkan wajah sepenuhnya ke dalam bantal untuk meredam tangisannya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Aray tidak mengenal dirinya lagi, selama ini dia berharap agar Tuhan kembali mempertemukannya dengan lelaki itu, Tuhan mengabulkannya tetapi dalam kondisi yang sangat berbeda. Apa benar Aray tidak mengingatnya? Apa lelaki itu tidak merindukannya? Atau lelaki itu pura-pura tidak mengenalnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui kepalanya.

Kayla merasakan usapan lembut di kepalanya dan suara Lia menyertainya. "Kayla....kamu jangan seperti ini nak, coba pelan-pelan lupain Aray, simpan dia sebagai kenangan masa lalu kamu."

"Kayla yakin ma...." Kayla mengambil posisi menjadi duduk. "Dia beneran Aray yang Kayla cari, sahabat Kayla, Kayla gak mungkin salah."

Lia tersenyum. "Kalau kamu yakin dia memang Aray, bantu dia buat ingat lagi," Lia mengusap pipi Kayla yang basah. "Mungkin kecelakaan itu buat Aray lupa sama kita, tapi mama yakin kamu bisa kembalikan lagi ingatannya, oke nak?" Lia tersenyum lembut.

Perkataan Lia sangat ampuh sampai-sampai Kayla mengangguk bersemangat, tangisannya sudah tidak terdengar lagi.

Besok apapun caranya dia akan mengembalikan lagi ingatan Aray! Tunggu saja sampai matahari kembali terbit.

🌸🌸🌸

"Sekalipun kamu murid pintar di sini, jika kamu terlambat harus dihukum!"

Lelaki yang masih menggunakan tas ranselnya hanya diam dengan posisi duduk. Sekarang dia tengah berada di dalam ruangan BK, dimana tempat para murid melanggar peraturan sekolah.

"Keadilan harus ditegakkan di sekolah ini, tidak ada perbedaan murid pintar dan murid bodoh!" Sambung pak Bambang.

Aray menghela napasnya, dia sama sekali tidak protes jika dirinya diberikan hukuman, Aray tahu dia melakukan kesalahan. Tetapi kenapa guru tersebut terus mengoceh, tinggal memberikan hukuman semuanya akan kelar. Sehingga Aray tidak perlu lama-lama di ruangan sumpek ini.

"Jadi kamu harus mendapatkan hukuman karena terlambat dan tidak mengikuti upacara bendera! Benar yang saya bilang?"

Pertanyaan itu langsung mendapatkan anggukan kecil dari Aray.

"Sekalipun alasan kamu karena mengambil motor di bengkel terlebih dahulu, itu sama sekali tidak membuat saya lupa untuk menghukum kamu, karena yang bersalah tetaplah salah!"

Seperti biasa pak Bambang terlalu banyak bicara, hal itu juga yang membuat para murid bosan jika guru tersebut sedang menjelaskan sebuah materi. Bisa-bisa mereka semua bisa tertidur di dalam kelas, karena suara pak Bambang seperti lagu pengantar tidur bagi mereka.

"Langsung aja ke intinya pak." Akhirnya Aray bersuara juga setelah sekian lama guru itu mengoceh.

"Ya kamu harus di hukum, karena_"

"Hukuman apa pak?" Potong Aray.

Pak Bambang menatap Aray lekat. "Kalau saya sedang berbicara jangan dipotong."

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang