Typo nya lagi ngadain pesta, jadi ramai banget, maafkan typo nya ya guys, soalnya mereka masih pada polos belum ngerti apa-apa.
Para typo mengucapkan happy reading.
📖📖📖
Kantin terdengar sangat berisik, itu dikarenakan murid SMA Bintang berbondong-bondong memesan makanan mengisi perut mereka yang sudah berbunyi sedari tadi.
Seorang lelaki hanya diam berdiri menunggu pesanannya siap dibuat oleh ibu kantin, siapa lagi kalau bukan Aray. Sejujurnya, pagi ini dia sangat tidak bersemangat, matanya sedikit terlihat sayu akibat kurang tidur semalaman. Bagaimana tidak sehabis pulang kerja, Aray langsung mengerjakan tugas Gilang padahal jam sudah menunjukkan pukul satu pagi. Terlebih lagi dia harus menyelesaikan tugas matematika sebanyak lima puluh soal, pukul dua pagi barulah dia dapat merebahkan tubuhnya.
Tangan kanan Aray kini memegang piring berisi mie ayam dan tangan satunya lagi menggenggam segelas teh dingin. Mata lelaki itu melihat sekeliling meja yang kosong, tatapannya berhenti di sebuah bangku yang terletak di belakang kantin, tempat tersebut terlihat nyaman untuknya menyantap makanan. Kaki Aray bergerak mendekati tempat tersebut.
Praaaang
Suasana kantin mendadak hening saat mendengar suara pecahan di lantai. Dan mendapatkan Aray tengah terjatuh tersungkur di lantai, membuat para gadis menatap kasian padanya. Alhasil Aray menjadi perhatian banyak mata, termasuk para pedagang yang menghentikan kerjaannya.
"Ya ampun ayang beb gue kok bisa jatuh sih?"
"Perlu Eneng tolong gak mas?"
"Lagi jatuh aja masih ganteng, MasyaAllah."
Aray sama sekali tidak peduli dengan celotehan yang dia dapat. Dia hanya menatap telapak tangan kirinyanya yang kini berdarah akibat terkena pecahan piring kaca. Lelaki itu meringis kesakitan, Aray tahu siapa pelaku yang sudah membuatnya jatuh seperti sekarang ini.
"Sih gembel, jalan bukannya pake mata ini malah jatuh, bego!"
Dan pelakunya adalah Gilang, lelaki yang barusan mengatakan Aray bego.
Masih dengan posisi jongkoknya, Aray menoleh ke belakang mendapatkan Gilang yang tengah menertawakannya. Aray mencoba mengatur napasnya yang mulai tidak stabil ini. Jangan sampai dia termakan emosi dengan wajah Gilang yang songong.
"Bangun!"
Aray mengangkat kepalanya mendengar suara itu dan seorang gadis tengah menjulurkan tangan ke arahnya. Gadis itu menatapnya dengan wajah tanpa senyum.
"Bangun! Jangan jadi cowok bodoh yang cuma diam disituh. Lo mau dikatain dodol sama mereka semua?" Ucap gadis itu dengan wajah datar.
Aray melihat kembali tangan itu, lalu dia berdiri tanpa bantuan gadis tersebut. Dia mengenali orang tersebut, manusia yang sering dipanggil dengan sebutan Milka, kakak kelasnya.
Mata Milka kini menatap cowok yang tengah duduk di depannya dengan pandangan tidak suka.
"Lo," Milka menunjuk wajah lelaki itu. "Nama Lo Gilang? Iya kan? Manusia yang otaknya gak pernah dipake!" Ucapnya ketus.
Semua mata terperangah mendengar aksi wanita itu, termasuk Aray yang langsung mengangkat keningnya.
Merasa dipermalukan, Gilang langsung berdiri menatap tidak suka kakak kelasnya itu. "M..maksud Lo apa?" Suara Gilang yang terdengar sedikit gugup.
Milka yang terkenal mempunyai mulut sangat pedas melebihi silet ketika berbicara membuat siapapun takut berurusan dengannya. Dan Gilang tengah membangunkan harimau yang sedang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Aray
Novela JuvenilDibalik ketegaran dari seorang Aray Naufal Alam. Kehilangan orangtuanya membuat hidup Aray berubah drastis, dimana dulu hari-harinya diwarnai dengan kebahagiaan. Kini, malah membuatnya seperti orang yang tidak berguna. Meninggalkan rumah lamanya me...