15

3.9K 385 12
                                    

Selamat membaca 💞

••••

BUG!

Pukulan keras mendarat di pipi mulus Aray. Dia tampak belum siap menerima hantaman Gilang yang secara tiba-tiba.

Aray yang sempat tersungkur lantas berdiri, matanya menatap sekitar yang sudah dipenuhi para siswa.

Pagi-pagi seperti ini Gilang sudah membuat kekacauan. Gilang yang tiba-tiba menghantam Aray ditengah lapangan basket.

Gilang mendekat menarik kerah baju Aray dengan wajah memerah.
"Berapa kali gue bilang jauhi dia!" Teriaknya keras hingga Aray menjauhkan wajahnya dari tatapan maut Gilang.

"Harga kuping Lo berapa sih? Kok gak pernah nurut apa kata gue!?" Lagi Gilang menonjok wajah Aray dengan sangat keras hingga ujung bibir Aray mengeluarkan darah segar.

Sontak semua penonton terutama wanita berteriak histeris melihat Aray yang tersungkur jatuh. Ingin rasa menghentikan perkelahian itu tapi takut jika ikut terlibat nantinya.

Gilang tersenyum puas melihat lawannya tumbang.

Sementara Aray, ingin rasanya membalas tetapi sekolah bukanlah tempat yang cocok untuk berkelahi.

Aray berdiri berjalan mendekati Gilang. Walaupun bibirnya terluka tetapi dia masih terlihat santai menghadapi lelaki itu. "Bukan disini tempatnya." Ucapnya pelan namun terdengar tajam di telinga Gilang.

Tak ingin berada didalam situasi seperti ini, Aray memilih untuk melangkah pergi. Tetapi lagi-lagi Gilang menghadang jalannya.

"Bilang aja Lo takut atau jangan-jangan Lo mau cari muka di depan mereka semua iya?"

Aray mencoba mengabaikannya, dia kembali berjalan.

"Lo udah berani ngelawan gue, hah?" Teriak Gilang yang kembali menarik kerah baju Aray.

"Gue gak mau cari ribut." Ucap Aray santai sembari melepaskan tangan Gilang.

"Lo yang cari masalah duluan sama gue!"

"Gue cuma nolongin dia."

Gilang mendorong lelaki itu dan lagi-lagi Aray terjatuh.

"Hidup Lo itu gak berguna Ray, Lo itu penyebab orang tua Lo kecelakaan." Teriak Gilang, "dan Lo sok belagak sedih seolah-olah itu udah takdir. Coba waktu itu Lo gak minta macam-macam, gue yakin orang tua Lo masih ada sekarang, dan Lo juga harus tau_"

"Gilang, berhenti gue bilang!" Ucap Aray lantang, emosinya kini menjadi buruk. Bahkan tangan kanannya sudah mengepal kuat.

"Kenapa? Lo malu sama mereka semua? Lo itu pembunuh orang tua Lo sendiri."

Bug!

Satu pukulan keras mendarat di wajah Gilang. Aray benar-benar sudah terpancing dengan perkataan Gilang. Seperti ada anak panah yang menghantam dadanya. Perkataan Gilang sudah kelewatan batas.

"Dasar Lo anak pungut!"

Ucap Gilang lagi, dia tidak ingin terlihat lemah.

"Kenapa? Lo gak terima? Kalau orang tua gue gak pungut Lo, gue yakin hidup Lo sengsara dan Lo bakalan jadi gembel!" Ejek Gilang sembari terkekeh sinis.

Emosi Aray sudah memuncak sampai dia hilang kendali, Aray memukul Gilang membabi-buta.

"ARAY, STOP!"

Teriakkan dari seorang perempuan sama sekali tidak membuat Aray berhenti menghantam Gilang.

Kayla yang sudah tidak tahu harus ngapain memilih untuk mendekati kedua pria itu mencoba untuk memisahkan mereka.

"Aray, stop! Lo bisa bikin Gilang mati!"

Kayla menarik lengan Aray sampai akhirnya lelaki itu mendengar perkataannya. Kayla langsung menarik Aray menjauh dari Gilang.

Gilang yang kini sedang terluka parah perlahan membuka matanya, matanya memandang ke arah sepasang manusia. Setelahnya semuanya menjadi gelap.

🤸🤸🤸

Panik.

Satu kata itu yang tengah Aray rasakan. Setelah kejadian tadi di sekolah, Gilang yang tak sadarkan diri terpaksa dibawah ke rumah sakit.

Rasa bersalah menghantui lelaki itu sekarang, apalagi saat melihat wajah Gilang yang dipenuhi luka lembab, dia sangat takut jika hal yang tak diinginkan terjadi.

Gadis yang tengah duduk di samping Aray hanya bisa diam tidak berani untuk membuka suara, takut jika Aray akan semakin panik.

Mata Kayla melihat tangan Aray yang gemetar, lelaki itu benar-benar sangat panik sekarang. Sepertinya Aray sama sekali tidak peduli dengan luka diujung bibirnya.

"Bibir Lo_"

Tatapan maut Aray membuat Kayla menutup bibirnya rapat. Aray sangat mengerikan sekarang.

"Bibir Lo harus diobati kalau gak bisa makin parah." Saran Kayla dengan lembut tetapi Aray sama sekali tidak menghiraukannya.

"Om, Tante."

Aray yang langsung berdiri ketika Tama dan Rika, orang tua Gilang berjalan cepat ke arahnya.

"Kamu apaan Gilang sampai dia bisa kayak gini?" Tanya Rika menunjuk wajah Aray lantas langsung ditahan oleh Tama.

"Maaf tan, Aray kebawa emosi."

"Kamu tahukan, Gilang itu gak pernah jahat sama kamu. Kenapa malah kamu buat dia celaka?" Pekik Rika yang membuat Aray terkejut. "Seharusnya kamu itu bersyukur, Gilang mau berbagi haknya sama kamu!" Sambungnya.

"Ma tenang ma, ini rumah sakit jangan buat malu." Ucap Tama.

"Tenang pa? Anak kita sampai masuk rumah sakit papa bilang tenang? Seharusnya papa marahin dia, anak yang selalu papa banggain ini."

"Udah berapa kali mama bilang, usir Aray dari rumah kita. Sekarang papa tahukan apa yang udah terjadi?!"

JEDER.

Seperti tersambar petir, perkataan Rika benar-benar mengiris hati Aray. Dia tidak menyangka Rika bisa mengatakan seperti itu dengannya. Sekarang, dia tahu bagaimana sikap asli wanita separuh baya itu padanya.

"Ma, kamu gak boleh ngomong seperti itu!" Sergah Tama lantang, istrinya ini sudah kelewatan batas sekarang. "Aray, kamu jangan ambil hati ucapan Tante Rika ya?"

Aray yang masih syok tidak memperdulikan perkataan Tama. Kalimat yang dilontarkan Rika masih terbayang diingatannya. Dia ingin menangis sekarang, wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya ternyata adalah seorang wanita yang menyayanginya secara tidak tulus.

Aray menatap Tama dan Rika secara bergantian, setelahnya memilih untuk pergi dari tempat itu.

"Gimana keadaan Gilang?" Tama yang panik berusaha untuk terlihat tenang sekarang.

"Masih ditangani dokter om." Jawab Kayla pelan.

Kayla menelan ludahnya, dia terduduk lemas di kursi rumah sakit.

Bukan hanya Aray yang syok, Kayla juga merasakannya, yang jelas sekarang dia tahu bahwa Aray memanglah sahabat kecilnya.

Satu tetes air mata jatuh di pipi mulus gadis itu. Dia menundukkan kepalanya berusaha menahan air mata yang ingin jatuh kembali.

___

💃💃💃💃💃

Jangan lupa vote dan komen.

Terimakasih.


Ainun_hsn
17 Maret 2023

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang