38

2.5K 295 11
                                    


Biasakan untuk vote sebelum baca atau sesudah baca:)

Happy reading

☁️☁️☁️

Aray masih muda, ingatannya masih kuat. Setahunya Kayla adalah anak tunggal sama sekali tidak mempunyai Abang. Dia kaget sekaligus bingung saat Kayla memperkenalkan Danil kepadanya. Bahkan Deni terlihat begitu akrab dengan lelaki itu, seolah keduanya sudah kenal sejak lama. Atau mungkin ingatan Aray yang sedang bermasalah?

Danil dan Deni keduanya tampak heboh bermain PlayStation. Masa bodoh dengan kedua manusia yang tengah sibuk belajar dan terganggu karena suara berisik mereka.

Deni berteriak keras saat Danil memenangkan pertandingan.

"Anjir Lo bang! Kalah lagi gue!" Deni semakin kesal saat Danil menertawakannya seolah mengejeknya.

"Eh bisa diam gak sih kalian berdua?" Kesabaran Kayla sudah tidak bisa ditahan lagi. Dia menoleh menatap kedua orang itu, tatapan tajamnya tertuju pada dua manusia yang ingin sekali dia telan hidup-hidup. "Gak tau apa gue lagi belajar!" Sambungnya.

"Belajar ya tinggal belajar, gak usah urusin kita!" Deni menyahut.

"Tapi mulut Lo bikin gue gak konsen!"

Aray hanya diam menyaksikan keributan itu.

"Aray biasa aja tuh," kini Danil yang membuat Kayla tambah kesal.

"Tau tuh." Sambung Deni.

Kayla menarik napasnya dalam-dalam. Jika dia semakin meladeni mereka bisa-bisa kemarahan semakin memuncak.

Gadis itu menatap Aray yang ada di sampingnya. "Lo gak merasa terganggu?" Tanyanya dengan lembut.

Aray menggeleng.

Kayla menganga. "Emang beda ya kalo udah pinter dari zigot, mau ada gangguan setan terkutuk pun masih aja bisa fokus." Beda sekali dengan dirinya yang sudah mati-matian mencari jawaban soal yang diberikan Aray tapi sama sekali belum selesai, padahal Aray sudah menjelaskan secara seksama padanya.

"Soalnya yang tadi udah siap?"

Kayla menggeleng dengan pelan.

"Lanjutin."

"Susah," lirih Kayla.

"Terus?"

"Bantuin."

"Itu masih soal yang mudah dan Lo gak bisa jawab? Gue gak mau tau lima belas menit lagi harus kelar." Perintah Aray. Kayla menghela napasnya. Bagaimana ini? Dia sama sekali tidak mengerti, apa dia harus memasuki rumus akuntansi kedalam soal matematika?

"Lo cuma butuh fokus, Kayla. Coba Lo abaikan dulu hal yang gak harus Lo pikirin dan fokus pada satu titik. Setelahnya Lo bakalan dapet jawabannya." Terang Aray memberi motivasi pada Kayla.

Benarkah? Kalau begitu Kayla akan melakukan seperti yang Aray katakan. Dia tidak akan mengecewakan Aray.

Tetapi sebelum melanjutkan tugasnya. Kayla menatap dua manusia pengganggu. "Eh kalian berdua jangan berisik! Kalo gak vas bunga ini melayang di kepala kalian, khusunya Lo Deni!"

Mata Deni mendelik ngeri lalu dia menatap Danil.

"Adik Lo jahanam banget sih bang!"

***

Kayla benar-benar melakukan apa yang Aray katakan. Lihatlah perempuan itu kini sangat fokus pada soal yang diberikan Aray. Kayla bisa mengabaikan Deni dan Danil yang masih saja berisik bermain PlayStation. Kedua lelaki itu memang sangat susah untuk dikasih tahu, untung saja Kayla bisa fokus kalau tidak vas bunga akan melayang seperti yang dikatakan Kayla tadi.

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang