Judulnya aku ganti jadi Dunia Aray hehe
Oke, selamat membaca
🌸🌸🌸
Bel sekolah berbunyi, semua murid membereskan alat tulisnya dan berhamburan keluar kelas.
Jika setiap anak menghabiskan waktu dengan bersenang-senang saat pulang sekolah. Tetapi berbeda untuk cowok satu ini, dia memanfaatkan waktunya untuk bekerja, menjadi seorang pelayan cafe.
Aray berdiri di depan SMA Bintang. matanya tak henti-henti melihat jalanan, mencari kendaraan yang bisa mengantarnya pergi dari tempat ini. Wajah Aray terlihat risi, saat beberapa cewek di belakangnya terus-terusan memanggil namanya, siapa lagi kalau bukan siswi SMA Bintang yang tergila-gila akan ketampanan wajahnya.
Memiliki wajah yang menawan, senyum yang manis, pintar dan tidak banyak bicara. Membuat para cewek SMA Bintang mengidolakan Aray, melihat sikap Aray yang tidak terlalu banyak gaya itu membuat mereka tergila-gila dengannya. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk menyatakan perasaan cinta kepada Aray walaupun tau lelaki itu akan menolaknya.
"Aray sombong banget sih, nanti gantengnya hilang tau rasa loh!"
"Gue Dea, cewek yang kemarin nembak Lo tapi ditolak. Dan gue yakin sebentar lagi Lo bakal jadi pacar gue." Ucap Dea yang langsung berdiri di samping Aray.
"Ditolak aja bangganya udah selangit, dasar bucin!" Celetuk cewek lainnya yang dibalas tatapan tajam Dea.
Dea memalingkan wajahnya menatap Aray sambil tersenyum. "Aray nungguin angkot ya? Bareng sama gue aja, bentar lagi supir gue dateng."
Lagi-lagi dia mendapatkan sorakan dari cewek-cewek di belakangnya.
"Berisik Lo pada, dasar kamseupay!" Cibir Dea.
Dea memegang lengan Aray, merasa risi Aray langsung melepaskan tangan Dea. Hingga Dea menjadi histeris.
"Tangan gue dipegang Aray, yaampun jantung gue mau copot!" Histeris Dea.
Aray menatap Dea sekilas lalu menjauhkan posisinya. Aray berdecak sebal saat cewek centil itu malah semakin dekat dengannya.
Aray melihat jam tangannya yang hampir pukul tiga tetapi angkot juga belum terlihat. Harus berapa lama lagi dia berada ditempat menjijikkan ini.
"Lo mau kerja ya?" Tanya Dea.
Aray mengangguk sekali, sebenarnya dia tidak ingin menjawab tetapi Dea yang terus-terusan mendorong lengannya hingga dia tidak bisa berkutik.
"Lo kerja biar bisa ngelamar gue kan?" Senyum Dea.
Untung saja cewek dibelakang sudah pada pulang, jika tidak dia akan mendapatkan sorakan dari mereka semua.
Aray langsung menatap gadis itu yang tengah tersenyum lebar ke arahnya, lalu Aray menggeleng-gelengkan kepalanya untuk wanita gila itu.
"Bicara dong jangan diam aja, entar gue tambah suka kan gawat." Kekeh Dea.
Sungguh gadis ini emang sudah gila.
"Lo tau gak Ray? Orang yang jarang ngomong nanti mulutnya jadi bau."
Aray melirik sekilas wanita itu.
Sinting, gila, otaknya miring, batin Aray.
"Lama ya angkotnya? Gapapa deh itu artinya rejeki buat gue, biar bisa lama-lama sama Lo." Dea menatap langit. "Terimakasih Tuhan." Ucapnya penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Aray
Teen FictionDibalik ketegaran dari seorang Aray Naufal Alam. Kehilangan orangtuanya membuat hidup Aray berubah drastis, dimana dulu hari-harinya diwarnai dengan kebahagiaan. Kini, malah membuatnya seperti orang yang tidak berguna. Meninggalkan rumah lamanya me...