happy reading
___
Seorang gadis duduk sendirian di bangku kantin, matanya tak pernah lepas menatap pintu kantin berharap orang yang ia tunggu muncul dari pintu tersebut.
Tadi, sebenarnya Kayla ingin pergi bersama dengan Aray menuju kantin, tapi cowok itu memintanya untuk pergi terlebih dahulu. Kayla tampak bingung karena saat berbicara Aray sama sekali tidak menatapnya justru membelakanginya, dia tidak tahu mengapa Aray bertingkah seperti itu.
Senyum Kayla terlihat jelas di bibirnya ketika orang yang ia tunggu berjalan ke arahnya. Hari ini untuk pertama kalinya dia ke kantin bersama Aray.
"Hai." Sapa Kayla begitu ramah walaupun Aray sama sekali tidak membalas.
Aray menjatuhkan bokongnya di bangku kosong yang berhadapan dengan Kayla.
Mata Aray menatap meja yang terlihat bersih. "Belum pesan?" Tanyanya.
Kayla menggelengkan kepala seperti anak kecil. "Gue nungguin Lo."
Mata keduanya bertemu.
"Lo mau apa?" Tanya Aray lagi.
"Mau Lo." Kayla langsung menutup mulutnya dengan tangan, bisa-bisanya dia menjawab seperti itu. "itu.. maksud gue, disini makanan yang enak apa ya?"
Aray mengerutkan keningnya. "Bukannya Lo udah sering ke sini?"
Dasar bodoh, jelas-jelas dia sudah beberapa kali ke kantin ini bareng Gilang bahkan hampir semua makanannya sudah pernah dia rasa. Kenapa di depan Aray dia bisa menjadi gila seperti ini.
"Siapa bilang? Enggak tuh." Jawab Kayla berusaha tenang.
Aray kembali menatap Kayla dengan bingung setelahnya dia berdiri membuat Kayla menjadi heran dengan tingkahnya. Apa lelaki itu tidak ingin makan bersamanya? Apa karena dia yang terlalu bodoh? Apa karena dia sangat membosankan?
"Jangan pergi dong, gue tau gue ini aneh, membosankan, tapi please satu kali ini aja gue mau makan bareng Lo." Ucapnya memasang wajah seperti anak kecil.
"Kenapa sih? Gue mau pesan makanan, lapar. Emang Lo gak lapar?"
Kayla dibuat terdiam, lagi-lagi dia mengambil langkah yang salah. "Kalau gitu pesanin gue juga ya, samain kayak Lo." Pintanya sambil cengengesan tak jelas.
Aray hanya mengangguk kecil.
***
Makanan yang mereka pesan akhirnya sampai juga, setelah sekian lama mereka saling terdiam. Aray sibuk dengan ponselnya, Kayla pun juga sama.
Dua mangkuk mie ayam, segelas jus jeruk dan segelas air putih sudah membuat keduanya tidak sabar untuk menyantap. Bagaimana tidak setelah membersihkan kamar mandi yang menghabiskan banyak tenaga tentu saja membuat perut mereka kelaparan.
"Tumben pesan air putih?" Tanya Kayla berhenti mengunyah.
"Air putih bagus buat kesehatan."
Kayla mengangguk kecil. "Bukannya Lo sehat? Atau jangan-jangan Lo lagi sakit?" Tanyanya lagi.
Aray yang tadinya sibuk dengan makanannya kini mengangkat kepalanya. "Emang orang sehat gak boleh minum air putih?" Aray kembali bertanya dengan nada sedikit tinggi.
"Yah...boleh sih, tapi...ah udah deh lupain." Lantas Kayla kembali melanjutkan makanannya. Kenapa lelaki itu begitu sensitif padahal dia hanya menanyakan hal sepele baginya.
"Kalau gue sakit, gimana?"
"Kalau cuma sakit biasa Lo tinggal minum obat setelahnya sembuh."
"Kalau sakit yang gak ada obatnya?" Tanya Aray lagi sampai-sampai dia melupakan makanannya.
"Gue gak mau sampe Lo sakit, sekalipun itu demam dan gue gak suka Lo bicara kayak gitu. Aray cowok yang bagi gue paling kuat di dunia ini gak mungkin sakit. Gue benar kan?"
Entah kenapa Aray yang mendengar setiap ucapan Kayla membuat hatinya menjadi aneh. Sedetik kemudian Aray tersenyum tipis. "Iya." Jawabnya.
"Gini terus ya." Ucap Kayla tiba-tiba.
Mengetahui wajah bingung Aray, Kayla melanjutkan kalimatnya. "Gue takut setelah ini, Lo jadi Aray yang cuek lagi sama gue. Kalau emang Lo gak punya perasaan apapun sama gue, setidaknya gue minta jangan pernah benciin gue..."
"....Lo benar, seseorang yang udah bertahun-tahun gak pernah ketemu, pasti perasaannya udah berubah, udah gak kayak dulu lagi..."
".....Mungkin Lo udah lupa sama kenangan kita waktu kecil dulu, tapi sekuat apapun gue buat lupain itu semua, hasilnya tetap sama selalu gagal. Dan akhirnya gue terus berharap kalo suatu saat kita besar nanti kita bisa kayak dulu lagi."
Kayla mengakhirinya dengan tersenyum manis, setiap kata yang ia keluarkan benar-benar membuatnya ingin menangis. Tapi tidak sekarang, dia tidak boleh memperlihatkan kelemahannya di depan Aray.
Aray hanya mengangguk dan kembali melanjutkan makanannya.
Benar saja, lelaki itu sudah berubah. Kayla tersenyum nanar, dia terlalu banyak mengharap sedangkan orang yang ia harapkan terlihat begitu tidak peduli.
Mengapa wanita begitu bodoh dalam hal cinta?
Mengapa wanita yang terlalu tersakiti? Atau mungkin lelaki yang terlalu pintar menyembunyikan perasaannya?
Cinta itu rumit, tapi begitu menyenangkan kalau saling satu frekuensi.
***
Setelah percakapan aneh itu keduanya kembali dengan aktivitasnya, obrolan tadi entah mengapa membuat Aray tidak berani menatap mata Kayla. Jadi, dia memutuskan untuk sibuk dengan ponselnya.
Bosan.
Kayla sangat bosan seperti ini, kenapa suasana menjadi begitu canggung. Tiba-tiba saja seperti ada lampu terang yang ada di otaknya, Kayla akan melakukan sesuatu yang lelaki itu bahkan tidak tahu sama sekali.
Kayla mengambil handphonenya, membuka aplikasi kamera. Sebelumnya dia melirik sekilas ke arah Aray yang tengah menopang dagu di tangannya dengan tangan kanan memainkan ponsel. Lelaki itu terlihat sangat keren.
Kayla tersenyum lebar ini saatnya.
Cekrek.
Suara Shutter kamera terdengar sangat keras ditambah lagi Kayla lupa mematikan flash kamera, kenapa dia sangat ceroboh.
"Ngapain?"
Malu, Kayla benar-benar sangat malu sudah tertangkap basah mengambil foto pria itu secara diam-diam.
Kayla cengengesan tak jelas, dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Dia sudah termakan oleh malu yang luar biasa.
"Lo ngambil foto gue?"
"Hehe." Jawab Kayla mengigit bibir bawahnya, "anu...gue...gue ke kelas duluan."
Dengan kecepatan seribu bayangan gadis itu menghilang dari pandangan Aray. Sedangkan Aray dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah Kayla.
Padahal diam-diam Aray juga mengambil foto cewek itu.
"Kenapa gak minta foto langsung?"
___
Walaupun lagi gak mood karena tugas kuliah online yang tiada habisnya, tapi aku usahain buat update demi kalian.
So, jangan malas buat vote dan komentarnya. Karena voment dari kalian buat aku jadi tambah semangat nulisnya!
Jadi, lanjut gak nih?
Have a nice day🌻
Ainun_hsn
26 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Aray
Teen FictionDibalik ketegaran dari seorang Aray Naufal Alam. Kehilangan orangtuanya membuat hidup Aray berubah drastis, dimana dulu hari-harinya diwarnai dengan kebahagiaan. Kini, malah membuatnya seperti orang yang tidak berguna. Meninggalkan rumah lamanya me...