17

4K 374 17
                                    

Selamat membaca

---

Hari ini adalah Minggu yang dingin.

Ini adalah malam Minggu yang singkat bagi Milka.

Dan malam ini malam yang berbeda untuk dirinya.

Diantara banyaknya malam yang dihabiskannya seorang diri, baru malam inilah Milka menghabiskan waktunya dengan seorang lelaki tampan.

Dia adalah Aray Naufal Alam.

Keduanya duduk di taman komplek dekat dengan tempat tinggal Milka. Setelah menghabiskan waktu dijalan raya, keduanya memutuskan untuk beristirahat ditempat itu, taman yang sangat nyaman dan dipenuhi dengan banyak lampu. Tidak hanya mereka, banyak juga orang yang berkunjung di taman tersebut.

Aray menatap langit, matanya tak berkedip sekalipun. Banyak bintang menghiasi malam ini, sangat indah! Duduk di sebuah taman adalah kegiatan yang sering ia lakukan bersama kedua orangtuanya. Mendadak ia rindu momen tersebut. Ia rindu dengan orangtuanya, ia rindu senyum mereka dan ia rindu pelukan lembut dari mamanya.

Waktu kecil, disaat ia sakit, tak sekalipun mamanya melepaskan pelukan untuknya sampai ia tertidur.

Jika orang tuanya masih ada pasti ia tidak akan hidup seperti ini dan dia tidak akan menyusahkan orang tua Gilang.

Terkadang dia pernah berpikir untuk pergi dari dunia ini. Dia mencoba bunuh diri agar dapat berjumpa lagi dengan papa mamanya. Pikiran buruk itu langsung ia tepis, mengingat ada cewek yang sedang menantinya, menunggunya untuk kembali.

Gadis itu bernama Kayla.

Dia sangat merindukan orangtuanya tetapi dia tidak ingin membuat gadis itu bersedih.

Lo itu pembunuh orang tua Lo sendiri

Perkataan Gilang kembali menghantuinya. Mencoba untuk lupa tapi lagi-lagi perkataan itu muncul seenaknya. Bahkan terkadang ia berpikir perkataan Gilang memang benar, dialah penyebab orang tuanya pergi.

Tak disangka satu tetes air mata terjun di pipinya yang mulus. Dengan cepat Aray menghapusnya.

Aray menoleh mendapatkan Milka tengah menatapnya dengan sendu. Apakah gadis itu memperhatikannya sedari tadi?

Mencoba untuk terlihat baik-baik saja, Aray tertawa tipis menatap langit. "Bintangnya banyak ya?" Dia kembali menatap Milka tetapi gadis itu masih menatapnya hingga ia menjadi salah tingkah. "Udah malam, pulang yuk?" Ia berdiri, dengan cepat Milka menarik tangannya.

"Kenapa?" Tanya Aray mengangkat alisnya sembari tersenyum.

Milka menarik pria itu hingga kembali duduk. "Cerita sama gue." Ucapnya cepat.

Aray mengerutkan kening, bingung.

"Aray,"

"Hm?"

"Cerita sama gue."

"Cerita apa? Gue baik-baik aja." Jawab Aray. "Ayo balik, udah malem."

"Masalah Lo gak bakalan selesai kalau Lo cuma bisa diam! Gue tau Lo lagi ada masalah, gue tau Lo lagi berusaha buat tegar, tapi Lo harus tau Ray gak semua masalah bisa Lo selesain sendirian!"

Aray terdiam tak lama setelah itu ia tertawa. "Lo lucu tau gak? Gue baik-baik aja."

Melihat itu Milka menjadi geram, cowok itu selalu mencoba untuk terlihat tegar, tetapi Milka membenci itu.

"Serah Lo!" Ia berdiri, meninggalkan Aray sendirian.

Kepergian Milka, perlahan tawa tersebut menghilang dari bibir Aray.

Benar! Dia sangat pandai menutupi kesedihan dibalik senyumnya.

🌠🌠🌠

Perkelahian yang membuat heboh satu sekolah, kini sudah terdengar oleh kepala sekolah. Alhasil kedua lelaki itu harus menghadap dan siap untuk menerima resiko dari sekolah. Tak hanya Aray dan Gilang, Tama dan Rika juga terpaksa harus hadir. Seperti sekarang ini keempat orang itu sudah berada didalam ruang kepsek. Tama dan Rika duduk berhadapan dengan pak Hadi, kepsek SMA Bintang. Sedangkan Aray dan Gilang berdiri di samping mereka.

Gilang yang belum sembuh sepenuhnya memilih untuk datang walaupun luka di wajahnya masih membekas. Dia melakukan kesalahan jadi ia memilih untuk menghadapinya, tak ingin terlihat lemah di mata Aray.

“Pasti bapak dan ibu sudah tahu mengapa saya panggil kesini, saya sangat terkejut mendengar kabar bahwa mereka berdua berkelahi.” Pak Hadi menatap Aray, “terutama saya sangat tidak percaya bahwa murid itu adalah Aray, siswa kebanggaan para guru.” Sambungnya.

Aray yang mendengar hanya memasang wajah tenang, menurutnya tak perlu takut jika tidak bersalah.

“ini untuk pertama kalinya kamu melanggar peraturan sekolah, saya tidak habis pikir kenapa kamu bisa seperti ini, Aray?”

Pertanyaan dari pak Hadi membuat Aray mengangkat kepalanya. “Jelaskan kepada saya kenapa ini bisa terjadi? Kalian berdua tinggal bersama sangat tidak mungkin kalian bertengkar hanya karena masalah yang sepele apalagi sampai melukai satu sama lain.”

Tama dan Rika hanya diam mendengarkan. Tetapi ada yang berbeda dari tatapan Rika, matanya terus menerus melihat wajah Aray dan Aray menyadarkan itu sedari tadi. Yang Aray tangkap dari tatapan itu adalah seperti seseorang yang sedang meminta sesuatu kepadanya.

Tak ada jawaban, pak Hadi menghela napas. “Jika tidak ada yang mau menjawab, saya minta kalian berdua berkata jujur siapa yang memulai perkelahian ini. Salah satu dari kalian terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah.”

Lantas Rika langsung menegakkan badannya. “Apa tidak ada hukuman lain selain dikeluarkan dari sekolah?”

Pak Hadi menggeleng.

“Mereka baru pertama kali melakukan kesalahan.”

“Bahkan Gilang sudah sering masuk BK.”

Rika langsung terdiam.

“Tetapi saya tidak bersalah pak, Aray yang memulai duluan bukan saya.” Gilang membela diri sekarang.

Lantas Aray tersenyum tipis, Gilang kembali menampakkan sisi ularnya.

Pak Hadi mengangkat kedua alisnya. "Benar yang dikatakan Gilang?" Ia bertanya kepada Aray.

Aray berdeham memandang mereka semua secara bergantian. Ia tahu bahwa Rika ingin dialah yang bersalah.

Dulu Aray pernah berjanji untuk tidak menyakiti hati wanita itu. Jadi, apakah ia harus berbohong atau berkata jujur?

Pak Hadi menarik napasnya lalu membuangnya perlahan. "Saya yakin dan percaya bahwa Aray tidak bersalah. Dia bukan siswa yang suka membuat keributan." Ucapnya.

"Benar, saya yang bersalah."

Lantas semua memandangnya tak percaya. Sedetik kemudian Rika tersenyum, dia sangat terlihat bahagia.

Sakit sekali rasanya mengakui kesalahan yang sama sekali tidak ia lakukan.

"Saya permisi."

Setelah mengucapkan itu Aray melangkah pergi dan mendapatkan seorang gadis tengah menunggunya dengan wajah cemas.

"Lo gak dikeluarin dari sekolah kan?"

___

Jangan lupa komen dan vote nya.

Sampai jumpa di part selanjutnya
Terima kasih:)

Ainun_hsn
18 Maret 2023

Dunia ArayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang