8) Ailurophobia

210 38 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CAN TRY

Sore hari telah berganti malam. Mobil hitam itu kini membelah jalanan sepi, menerobos jarak yang masih terbentang jauh. Di dalamnya, ada seorang cowok yang tengah khawatir akan keadaan cewek yang sekarang terbaring lemah di passenger seat.

Coba aja lo tadi bilang takut dari awal, pasti nggak akan kayak gini, Va.

Tapi gue masih nggak habis pikir sih, cewek yang mulutnya pedes, ngegas, galak, ternyata juga punya takut.

Awokwokw.

Sembari terus berkendara, Alex melirik Keva sekilas sambil terkekeh pelan. Meski menyebalkan, cowok itu masih punya sisi baik. Buktinya sekarang dia rela menunda aktivitasnya sendiri hanya demi mengantarkan cewek lemah itu pulang.

Selama seperempat jam berkendara, akhirnya mobil itu tiba di pekarangan rumah Keva.

Alex pun dengan cepat membuka pintu mobilnya, namun mendadak gerakannya terhenti kala mengingat sesuatu.

Cowok itu menepuk jidatnya sendiri.

"Bego, ngapain juga gue anter dia pulang?" tanyanya sambil menghela napas panjang. "Di sini nggak ada orang nyet, terus yang ngobatin dia siapa?"

Sembari memutar otak untuk mencari solusi, matanya ia edarkan ke sekeliling. Dan ya! Pandangan Alex pun sontak terpusat pada sebuah rumah di samping kediaman Keva.

"Ken? Bundanya kan ada!" Alex berseru sambil menepuk dadanya jumawa. "Iyakiyak, nggak salah lo jadi ketos Lex. Udah ganteng, otak encer lagi. Sip sip."

Masih gue liatin, belom gue getok Lex.

Selagi memuji diri sendiri, Alex dengan santai membuka pintu mobil belakang dan bersiap membopong Keva. Ia baru ingin mengulurkan tangannya ketika Keva tiba-tiba membuka mata sambil bersuara.

Apalagi kalau bukan, "Di mana gue?"

Mendengar itu Alex hanya mendengus. "Di mobil gue gini, lho. Nggak liat, hm?"

Cowok itu berkata seolah tidak terjadi apa-apa, apalagi sekarang Alex memasang wajah sok coolnya. Membuat raut wajah Keva sontak berubah pias.

Ni cowok ngapa?

"Mau dibantu?" tanya Alex, namun Keva tidak merespon. Cowok itu pun menggeser posisinya, memberikan jalan untuk Keva yang masih saja berkeras kepala.

Sesuai perkiraan cewek itu pun jatuh, tepat di samping kaki Alex.

Alex berdecak sambil memutar bola mata. "Udah ngeyel, sok kuat lagi. Lo itu lemah, sini biar gue bantuin!"

Anjas.

Dengan gerakan cepat, lirikan tajam Keva layangkan. Meski begitu dia sama sekali tidak menolak bantuan yang Alex berikan. Cewek itu berjalan sedikit demi sedikit, menahan nyeri pada kaki yang masih terasa begitu hebat.

Can TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang