9) Cemburu (?)

240 28 40
                                    

"Bertindaklah secara mantiki. Bukan karena emosi."

CAN TRY

Cewek itu menghela napas, berusaha sesabar mungkin menerima setiap tatapan sinis dari beberapa orang yang melewatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cewek itu menghela napas, berusaha sesabar mungkin menerima setiap tatapan sinis dari beberapa orang yang melewatinya. Baik dari senior maupun teman sengkatan, mereka sama-sama melayangkan tatapan itu, meluruhkan sedikit demi sedikit pertahannya dalam mengendalikan diri untuk tidak terbawa emosi.

Keva pun beralih pergi menuju koridor untuk segera memasuki kelas. Dia tampak letih pagi ini. Cewek itu perlu istirahat.

Ketika langkah telah membawanya pergi menuju tepat di ujung koridor, matanya tidak sengaja menangkap bayangan seseorang. Di sana, di lapangan, terlihat seorang cewek tengah berdiri menghadap sang Merah Putih. Dari perawakannya, Keva tahu betul siapa dia. Tidak salah lagi, itu Tania.

Tanpa babibu lagi, langkah Keva mulai kembali diayunkan. Satu-satunya alasan dia melakukan itu bukan karena Tania, melainkan dua orang lainnya yang tengah mengawasi cewek itu di pinggir lapangan.

"Ken!" teriak Keva seraya terus berlari menuju tempat Ken berdiri.

"Apa-apaan ini?" tanyanya. Cewek itu berdiri tepat di depan Ken, memberikan tatapan penuh tanda tanya.

Cowok yang kini menjadi lawan bicaranya itu menyunggingkan senyuman. Terlihat manis, namun menjengkelkan.

"Tania gue laporin ke wali kelas."

"Apa?!" Keva menatap kaget Ken yang baru saja berkata. Cewek itu sebenarnya senang dibela, tetapi caranya juga tidak seperti ini, sebab itu bisa saja membuat Keva ikut merasa malu.

"Lo kenapa sih? Siapa suruh laporin dia, Ken? Bikin malu aja lo!" seru Keva sambil mencubit lengan Ken kasaran.

Cowok itu meringis. "Aduh duh, sakit!" Ken menggosok lengannya memerah. "Gosah gitu, Va. Masih untung lo gue bela."

"Dih," sinis Keva singkat sambil mengalihkan pandangan. "Tapi jangan gitu juga kali."

"Dia nggak cuma jahilin lo, Va. Tania juga berantakin isi kantin. Bener-bener tu cewek, ga mau ngotak dikit kalo mau bertindak." Alex yang sejak tadi hanya diam mengamati, sekarang ikut menyahut obrolan.

"L-lo serius?" tanya Keva pada Alex yang baru saja melepas jaket hitamnya.

"Hm," jawab Alex singkat.

Keva beralih menoleh ke belakang, berbalik badan dan berdiri tepat di sebelah Ken yang kini sedang berbincang pelan bersama Alex. Dalam hitungan detik, ia melihat Tania yang juga melemparkan tatapan penuh permusuhan padanya. Sementara Keva hanya membalas tatapan itu dengan tatapan prihatin.

Yang dia pikirkan selama ini tentang Tania ternyata salah total. Dia tak habis pikir dengan cewek itu yang menurutnya terlalu ceroboh melakukan sesuatu. Kalau dipikir-pikir, Tania terlihat masa bodoh dengan risiko. Ia tak perduli dengan apa yang akan terjadi. Dia hanya mementingkan keinginannya untuk balas dendam pada Keva.

Can TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang