CAN TRY
"Gue percaya sama lo Ken! Percaya!" Seruan Keva menyeruak ke sepenjuru rumah. Namun, tampaknya Ken masih tidak mengerti bagaimana perasaannya.
"Terus?"
Keva membuang muka. "Emang dasar cowok."
"Nggak peka?"
"Gue nggak mood bercanda," tukas Keva tandas. Dia benar-benar sudah kecewa terhadap Ken. Mau bagaimana pun cowok itu menghiburnya hari ini, dia tidak akan terpancing untuk melupakan semua yang sudah terjadi.
Ken tercenung sesaat, sadar bahwa apa yang dilakukannya mungkin telah kelewat batas. Sejak awal, sebenarnya dia sudah tahu kalau inilah yang akan terjadi. Terlebih ketika dia menilik kembali jaraknya terhadap Keva. Juga tentang hubungan persahabatan yang sudah dibangun sejak lama.
Ken mengalihkan pandangan lantas mendengus kasar menyadari kesalahannya.
"Oke, maafin gue. Gue yang salah," katanya, mengalah. Namun, penyesalan itu tetap tidak berhasil. Keva sudah telanjur kesal.
"Bodo." Hanya itu yang bisa Keva katakan sebelum akhirnya membuang muka. Dia tidak menyangka kalau dia harus mengalami drama menyebalkan seperti ini.
"Maafin apa gue paksa ni?"
"Bodo."
"Jangan bikin gue ikutan kesel, Va."
"Emang gue peduli?"
"Maafin nggak?"
"Nggak."
"Maafin, please."
"Nggak."
"Oke, gue paksa."
Dengan gerak misterius, Ken tersenyum penuh arti. Cowok itu berusaha menakuti Keva dengan caranya. la pun melangkah, menebas kembali jarak antara dia dan sahabatnya yang masih terbentang beberapa meter lagi. Cowok itu kembali menampilan tampang khasnya, sukses membuat Keva gugup sendiri.
"Ngapa lo?" Keva bertanya sesantai mungkin ketika punggungnya sudah bersentuhan dengan ujung sofa. Jantung mungkin akan jadi taruhannya jika cewek itu nekat memundurkan posisi lebih jauh lagi. Ya, saat ini dia sudah terpojok. Terlebih Ken juga memegang tangannya dengan gestur mengunci. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah diam, diam sembari memejamkan matanya sejenak.
Melihat itu, sontak saja tawa Ken meledak. Cowok itu ternyata bukan ingin mendekati Keva, melainkan hendak menolong seekor binatang kecil—siapa lagi kalau bukan Lazy?—yang nyaris terjatuh dari ujung meja.
"Lo sendiri mau ngapain?" tanya Ken yang membuat Keva ingin sekali meludahinya sekarang juga. "Gue mau nolong Lazy, kok. Dikit lagi mau jatuh. Lo emangnya mau dia is dead?"
Tepat saat itulah, pipi Keva memanas. Malu bukan main! Ken selalu bisa membuatnya kesal, tak terkecuali saat berada di situasi seperti ini. Baru saja dia mengumpatinya dalam hati, cewek itu kembali dikejutkan dengan perilaku kurang ajar sahabatnya. Dia melihat Ken yang sedang menggengam erat Lazy. Bahkan saking eratnya, hewan itu terlihat disiksa hanya dengan melihat matanya yang melebar tiba-tiba.
"Kayak squishy, serius!" Ken masih memainkan Lazy seperti sedang memainkan squishy. Keva langsung menepis tangan cowok itu lantas mengambil alih Lazy darinya.
"Sialan lo! Penyet nanti!"
Setelah benar-benar berhasil mengambil Lazy dari genggaman Ken, Keva lalu memasukkan hamster itu di dalam gelas kecil. Tujuannya melakukan itu hanya untuk mencegah Lazy agar tidak lari ke mana-mana.
![](https://img.wattpad.com/cover/187348922-288-k71383.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Try
Dla nastolatkówKita belajar banyak mengenai luka. Menapaki satu-persatu titik sakit yang tidak terdefinisi. Kita belajar banyak mengenai rasa. Melewati satu-persatu takdir yang tidak terkira oleh memori. Kamu baik, tapi aku tidak. Kamu bahagia, tapi aku tersiksa...