"Sejatinya, manusia tidak pernah merasakan puas. Mereka akan terus mengejar sesuatu lagi, untuk menjadi yang teratas."
🎧🎧🎧
CAN TRY
Pagi-pagi sekali cewek dengan seragam berbalut sweeter wol bewarna putih, melangkahkan kakinya menuju kelas yang berada di lantai dua.
Meski aura kesedihan masih terasa, cewek itu berusaha sebisa mungkin mengukir senyuman.
Terlihat fake? As always.
Dia tidak perduli.
"Pagi, Va!" Tiba-tiba seseorang dengan kulit pualam menepuk pundak Keva. Cowok itu lantas menyengir lebar, lalu menyunggingkan senyuman.
Dhino titisan dhinosaurus korea itu merangkul pundak Keva dengan tampang watados.
"Sendirian aja, ni?" tanyanya yang langsung dihadiahi Keva pelototan tajam.
"Najis, anjir!"
Keva bergidik geli, lalu dengan gerakan kasar dia menyingkirkan tangan Dhino dari bahunya.
Siapa yang tidak risih dirangkul seorang Dhino?
Mentang-mentang wajahnya imut nan friendly, dia dengan lihay menyembunyikan isi otaknya yang kotor naudzubillah.
Cowok itu berdeham sekali.
"Oh gitu. Kalo dirangkul Ken mah, tahan sewindu. Kalo gue disingkirin, oke sip."
Memilih mengabaikan, Keva memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya yang masih terbentang berpuluh-puluh meter lagi.
Tidak ada gunanya meladeni cowok itu, hanya buang-buang waktu.
Baru saja melangkah, Dhino kembali berbuat usil.
Cowok pualam itu menggelitiki telinga Keva dengan tanaman berbulu yang sontak membuat cewek itu terkejut, mendelik lebar ke arah cowok di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Try
Teen FictionKita belajar banyak mengenai luka. Menapaki satu-persatu titik sakit yang tidak terdefinisi. Kita belajar banyak mengenai rasa. Melewati satu-persatu takdir yang tidak terkira oleh memori. Kamu baik, tapi aku tidak. Kamu bahagia, tapi aku tersiksa...