Hanya beberapa orang saja yang menganggap hal kecil bisa membuat perbedaan. Termasuk mereka yang rela gila demi membuat orang lain tersenyum.
🎧🎧🎧
CAN TRY
Sudah hampir setengah jam, dia menunggu seseorang disana tanpa ada kabar sedikitpun. Peluh keringat membekas di pelipisnya sejak tadi, pertanda kekhawatirannya yang semakin meluap.
Dilihatnya seluruh keadaan di depan mata, namun ternyata tak ada satupun yang bisa menghiburnya untuk saat ini.
Dering ponsel tiba-tiba menyeru lantang di sepanjang lorong rumah sakit. Ia melihat, ada satu nama yang tertera jelas pada layar ponsel yang ia genggam.
Cowok itu mendengus, sebelum tangannya mengangkat benda pipih itu, lalu meletakkannya di dekat telinga.
"Halo?"
"Keano? Gimana kabarnya Keva?" Salah seorang cewek bertanya lembut, namun begitu, ada sedikit kecemasan di dalam getar suaranya.
Ken menghembuskan napas kasar. Dia memejamkan matanya sesaat, sebelum kembali berbicara pada orang tersebut.
"Gue nggak tahu. Nyokap gue tadi nyuruh gue duduk sampe lumutan di kursi tunggu. Bunda mau nengokin Keva sendirian dulu, katanya.."
Samar-samar, terdengar suara hembusan dari seberang. Meski Ken tidak mengucapkan secara langsung alasan mengapa bundanya menjenguk Keva sendirian, cewek itu tahu betul apa yang menjadi dasar atas apa yang beliau lakukan.
"Masa dia pusing gara-gara itu lagi, sih? Perasaan, gue lihat wajahnya baik-baik aja tu?"
Selama sedetik pertanyaan itu dibiarkan mengambang tanpa balasan.Ken menyunggingkan senyum tipis, lantas kembali membuka mulutnya untuk bersuara. "Dia terlalu pandai menyimpan semuanya, Hail.. Lo tahu itu."
Cewek yang dipanggil Hailee itu, terdengar mendengus di seberang sana untuk kedua kalinya. Dia memang tahu tentang hal itu, tapi setelah dipikir-pikir rasanya tak mungkin jika anak seusianya seperti Keva terlalu tenggelam dalam keterpurukan keluarga.
"Hm.. I didn't expect that i had a friend like her.." Hailee berkata lesu, ia memberi jeda untuk kalimat selanjutnya.
Begitupula Ken yang sedari tadi melamun setiap kali mendengar kata-kata yang menyangkut tentang sahabatnya itu.
Hailee berdecak sekali, lantas segera mengakhiri percakapan ini.
"Yaudah deh, Keano.. Semoga pacar lo cepet sembuh ya.. Stay faithful waiting..."
Dalam satu kedipan mata, layar hitam itu menyala. Memberikan tanda bahwa panggilan itu sudah berakhir.
Ken baru saja ingin menyimpan ponselnya ketika sebuah notifikasi baru masuk dan menimbulkan getar pada benda pipih itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can Try
Novela JuvenilKita belajar banyak mengenai luka. Menapaki satu-persatu titik sakit yang tidak terdefinisi. Kita belajar banyak mengenai rasa. Melewati satu-persatu takdir yang tidak terkira oleh memori. Kamu baik, tapi aku tidak. Kamu bahagia, tapi aku tersiksa...