12) Cursed Friend

159 20 0
                                    

CAN TRY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CAN TRY


Sang rembulan terlihat jelas dari jendela itu. Sinarnya sangat cerah, mengalahkan titik-titik lain yang sudah ada sejak satu jam yang lalu. Meskipun gelap, tetapi langitnya tampak biru. Itulah yang membuat Ken senantiasa menatap malam dengan tatapan takjub, tanpa merasa bosan sedikit pun.

Cowok itu duduk di atas jendela, memeluk gitarnya seraya mengulas senyum tipis. Kepalanya sesekali menengok ke samping, tepat ke arah pintu kaca balkon milik Keva.

Entah kenapa, hari ini terasa beda.

Jika biasanya Ken harus dipanggil lebih dulu untuk menemani Keva yang gabut setelah bangun tidur, cowok dengan iris biru itu justru datang lebih cepat sebelum sahabatnya keluar dari persembunyian.

Oh, apa jangan-jangan, Keva masih baper karena ulahnya tadi siang?

Ken tertawa. Bisa jadi, bisa jadi.

Seraya menunggu, Ken mulai menggerakkan jemarinya, memetik senar gitar sambil bersiap melantunkan nada. Namun, baru saja dia ingin membuka mulut, suara aneh tiba-tiba terdengar sedetik kemudian.

Cowok itu menyentakkan kepalanya kesal, beralih memegangi perutnya yang berteriak minta makanan.

Padahal baru setengah jam satu potong pizza sudah habis dilahapnya. Dan, sekarang, apa yang terjadi?

Apa bener kata Keva, ya? Perut gue ini kayak gentong? batin Ken.

Perkataan bodoh, dia mengerti betul apa itu. Mengembuskan napas, cowok itu merenung, memikirkan cara terbaik untuk mengatasi laparnya yang menyebalkan ini.

Kendati begitu, dia sama sekali tidak berniat untuk turun ke dapur dan melahap habis semua isi kulkas, karena tindakan itu bisa saja mengundang amukan dari Chelsy.

Jadi, mau tak mau Ken harus memanggil seseorang sekarang juga.

Ya, siapa lagi kalau bukan Keva?

Dengan cekatan, Ken melompat dari jendela setelah meletakkan gitar di sudut tembok.

Dia pun mengetuk pintu kaca balkon milik Keva, lantas meneriaki namanya dengan lantang, "KEVA! OI, KE MANA LO?!"

Cowok itu mengintip dari sela-sela kaca yang tidak tertutup tirai, menyipitkan mata sambil memandang jauh ke dalam sana.

Namun, setelah beberapa kali matanya bergerak ke kanan dan kiri, sosok yang dia cari ternyata tidak ada.

Hingga akhirnya ....

"ASTAGFIRULLAH!"

Tepat saat itulah, Ken berjingkat, kaget melihat penampakan seseorang yang muncul tiba-tiba dengan rambut yang berantakan. Cowok itu tidak lebay, sosok itu saja yang terlalu mengagetkan.

"Kapan lo nggak ngagetin, Ken?"

Pertanyaan itulah yang pertama keluar dari bibir Keva. Suaranya terdengar serak, karena memang dia baru saja bangun tidur.

Can TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang