7. Flashback+The letter

923 78 22
                                    

Seorang gadis kecil berumur 10 tahun menghampiri kakaknya yang sedang asik bernyanyi sambil menari-nari. Nabilah tersenyum dan terus menatap Melody sedang menari dengan begitu indah, ternyata kakaknya mempunyai bakat yang luar biasa. Melody yang menyadari kehadiran Nabilah langsung menghentikan nyanyian dan tariannya, dia begitu malu saat Nabilah mendapati dirinya yang tengah bernyanyi dan menari.

"Dedek, sejak kapan disini?." Tanya Melody.

"Barusan, suara sama tarian kakak bagus banget." Ucap Nabilah dengan polosnya.

Wajah Melody seketika memerah saat mendengar pujian dari Nabilah, ini pertama kalinya Melody mendapat pujian yang bisa membuat dirinya malu sekaligus senang.

"Bisa aja kamu." Melody berusaha menutupi rasa malunya itu.

"Ajarin aku nari dong, Kak." Ucap Nabilah dengan wajah memohon.

Melody pikir sejenak, bagaimana dia bisa mengajari Nabilah menari sedangkan tariannya saja belum sempurna dan belum sesuai eskpetasinya.

"Ayolah, Kak." Nabilah memegang tangan Melody lalu menggoyang-goyangkannya.

Melody tidak tega jika melihat Nabilah sudah memohon seperti ini, dia hanya bisa mengangguk pasrah, Nabilah tampak begitu kegirangan saat Melody mau mengajarkannya menari. Melody pun mengajari Nabilah tarian yang dia tahu, beberapa kali Nabilah selalu salah namun Melody tetap sabar mengajari Nabilah.

Sudah hampir setengah jam Melody mengajari Nabilah menari, memang dasarnya Nabilah adalah anak yang aktif jadi dia tidak merasa lelah sama sekali, berbeda jauh dengan Melody yang terlihat begitu kelelahan. Melody duduk dipinggir ranjangnya untuk menghilangkan rasa capeknya.

"Kok udahan?." Nabilah terlihat begitu kecewa.

"Kakak istirahat bentar ya, Dek." Melody terlihat masih menetralkan nafasnya itu.

Nabilah memanyunkan bibirnya. "Yaudah deh." Nabilah segera pergi dari kamar Melody.

Melody segera menyusul Nabilah, dia tahu saat ini Adiknya sedang merajuk. Seperti itulah Nabilah, mereka selalu mewajarkan sifat Nabilah karena saat ini Nabilah baru berusia 10 tahun, dia belum mengerti apa-apa dan masih labil. Melody tersenyum saat melihat Nabilah duduk menyediri di ruang keluarga, Melody segera memeluk tubuh Nabilah itu.

"Maafin kakak ya, Dek." Sudah semestinya Melody meminta maaf, bagaimana pun dia adalah seorang Kakak.

Nabilah hanya diam saja, bahkan dia tidak berniat menatap Melody. Padangannya terus terarah kedepan dengan wajah kesal.

"Kakak ajarin nari lagi ya." Bujuk Melody.

Namun sayangnya Nabilah tetap saja berdiam diri, sepertinya dia benar-benar merajuk dan kesal pada Melody.

"Kakak janji bakal beliin Dedek eskrim tapi Dedek jangan ngambek lagi ya." Melody mengeluarkan segala rayuan agar Nabilah memaafkannya.

Saat mendengar kata 'es krim', Nabilah segera menoleh kearah Melody. "Beneran?." Tanyanya.

Melody tersenyum kemudian mengangguk, dia selalu memakai cara ini dan selalu ampuh, buktinya Nabilah terlihat tidak kesal lagi.

"Yeay, ayo kak ajarin aku nari terus habis itu kita beli es krim." Nabilah menarik-narik tangan Melody.

Siapa yang akan menolak jika ditawarkan es krim, semua orang menyukai es krim terutama anak-anak yang seumuran seperti Nabilah.

Melody kembali mengajarkan Nabilah menari, setelah itu keduanya membeli es krim di toko yang tak jauh dari rumah mereka, beruntunglah Melody selalu menabung uang jajannya. Kini keduanya menikmati es krim mereka masing-masing diiringi dengan candaan, keduanya terlihat begitu bahagia dan harmonis. Mereka saling menyayangi, orang yang melihat pun akan merasa bahagia.

Melody mengelus kepala Nabilah dengan penuh kasih sayang. "Kakak sayang Dedek." Ucapnya.

"Dedek juga sayang Kakak." Ucap Nabilah.

Ketika seseorang bertanya siapakah manusia paling bahagia didunia ini, maka jawabannya adalah mereka berdua. Tapi apakah kebahagiaan dan keharmonisan keduanya akan terus terjalin di masa yang akan datang? Tidak ada seorang pun yang tahu.



***









The letter


Sepulang kerja, Melody segera mengistirahatkan tubuhnya diatas kasur yang begitu empuk. Tanpa sengaja dia menemukan selembar kertas berwarna pink di meja kamarnya, dia mengambil kemudian membaca isi dari kertas tersebut.




Dear Kakak..
Kapan kita bisa seperti dulu lagi? Selalu bercanda, berbagi cerita, berbagi kasih sayang dan saling mengerti. Aku sangat ingin hal itu terulang kembali, Kak. Jika bisa, aku akan kembali ke masa lalu, dimana Kakak selalu menyayangi dan menjagaku layaknya berlian. Bisakah aku meminta satu hal? Jika iya, makan aku minta agar kita seperti dulu lagi. I love you, Kakak.......




Melody memejamkan matanya yang mulai memanas itu, ingatannya berputar dimana dirinya dan Nabilah terlihat bahagia bersama, ingatan bersama Nabilah masih tersimpan jelas di memorinya. Jika boleh jujur, Melody merasa sangat bahagia mengingat itu semua. Dia terlalu egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

"Maaf." Lirihnya.









To be continue.....


Sebenarnya jalan cerita untuk part ini bukan kayak gini, tapi entah kenapa malah jadi gini. Di luar eskpetasi 😂



Mau share momen bahagia dulu guys


Ada yang seneng gak nih akhirnya teteh sma ayu ketemu lagi? Klo author sih bahagia bgt

Ada yg nonton JKT48 di Malam Puncak 29 Tahun SCTV gak?

If I Could Turn Back Time✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang