3. Khawatir

1.1K 84 8
                                    

"Melody."

Melody menatap seseorang yang memanggilnya lalu berdecak kesal. "Kenapa?." Tanya nya dengan nada ketus.

"Gak makan siang? Ini udah jam makan siang loh." Ucap wanita itu.

Melody pun melirik jam tangannya. "Bener juga. Kayaknya aku gak makan siang, kerjaan masih banyak." Ucapnya.

Melody adalah seorang workaholic, sebelum menyelesaikan pekerjaannya dia enggan untuk kemana-mana, apalagi jam istirahat makan siang hanya setengah jam saja, Melody berpikir waktu setengah itu dia gunakan untuk bekerja agar pekerjaannya cepat selesai.

"Mel, gimana kalo kamu sakit?." Wajah wanita itu tersirat betapa khawatirnya dia jika Melody sampai jatuh sakit.

"Gak, kamu aja yang makan." Ucap Melody kemudian kembali fokus pada layar laptopnya.

"Dari dulu keras kepala, kalo gitu aku pergi dulu." Wanita itu hanya bisa menggeleng kepalanya lalu membalikkan badannya.

"Kinal." Panggil Melody.

Wanita yang bernama Kinal yang hendak keluar dari ruangan kerja Melody pun segera menghentikan langkah kakinya lalu membalikkan tubuhnya kembali.

"Ada apa, Bu Bos?." Tanya Kinal.

"Kalo mau masuk tuh ketuk pintu terlebih dahulu." Ucap Melody datar.

Kinal yang mendapat teguran pun langsung menunjukkan cengirannya. "Maaf, Bu Boss. Tadi kelupaan." Kinal benar-benar lupa, sepertinya dia harus mengasah kemampuan mengingatnya kembali.

Melody hanya diam tanpa membalas ucapan Kinal itu. Setelah Kinal benar-benar pergi, Melody memijit pelipisnya. Dia menatap foto ketika dirinya dan Nabilah masih kecil, Melody tersenyum kecil. Melody bukanlah orang yang kejam, dia seperti itu pada Nabilah juga bukan tanpa alasan.



***




Saat ini jam menunjukkan pukul 3 sore, bel pulang sekolah pun berbunyi dan seluruh siswa/siswi berbondong-bondong membereskan semua alat tulis menulis mereka lalu segera keluar dari kelas mereka. Semua siswa/siswi pun sudah berada di luar kelas, terkecuali Nabilah, Sonia dan Beby yang masih betah berada di dalam kelas.

Tiba-tiba seorang gadis cantik memiliki mata sayu menghampiri mereka. "Guys, jadi kan kita kerja kelompok di rumah gue?." Tanya gadis bernama Ayana itu.

"Jadi dong, sesuai janji kita sebelumnya kan." Ucap Sonia.

Memang mereka sudah membuat janji untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Ayana, tugas itu harus di buat sekarang mengingat lusa tugas tersebut akan dikumpul.

"Gue kayaknya langsung pulang deh. Bil, lu ikut gue pulang kan?." Beby memang tidak terlalu suka mengerjakan tugas, bahkan dia sering menyontek tugas milik Sonia.

"Gak deh, Beb. Sekarang gue mau jadi murid rajin." Nabilah tidak ingin dirinya di marahi Melody karena suka membolos dan jarang membuat tugas.

"Gak asik lu, yaudah gue pulang duluan." Ucap Beby kecewa.

"Gak apa-apa kalo lu mau pulang dibanding ngerjain tugas bareng kita, gak ada yang larang, palingan nama lu dicoret dari kelompok." Ayana sebagai ketua di kelompoknya merasa punya hak untuk mencoret nama Beby.

"Jangan dong, Ay, yaudah gue ikut." Beby terpaksa harus ikut mereka kerja kelompok, sebenarnya dia sangat malas.

"Ay, ay, gue bukan ayang loh." Ketus Ayana.

Mereka berempat pun menuju rumah Ayana, untung saja rumah milik Ayana tidak terlalu jauh dari sekolahan mereka. Sesampainya disana, Ayana, Nabilah dan Sonia memutuskan untuk segera mengerjakan tugas mereka sedangkan Beby menyendiri sambil memainkan handphonenya.

If I Could Turn Back Time✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang