Nabilah menghela nafas lega, akhirnya dia terbebas dari pelajaran yang membosankan itu, rasanya tidak tidak sabar untuk kembali kerumah dan merasakan kasur yang begitu empuk. Sekarang sudah jam pulang sekolah, Nabilah merasa senang karena bisa mengistirahatkan otaknya setelah mata pelajaran matematika dan kimia yang benar-benar menguras pikirannya.
"Guys, jangan lupa belajar materi yang bakal kita presentasikan besok." Ucap Ayana.
Mendengar ucapan Ayana itu, membuat Nabilah tidak bersemangat, padahal dia sudah merasa bahagia karena tidak harus belajar lagi setelah pulang sekolah.
"Nasib deh." Gumamnya.
"Siap, Kapten. Btw, materinya cuma itu doang kan?." Tanya Sonia.
Ayana mengangguk. "Iya, kayak yang dibilang guru kita kemarin." Kemudian Ayana menatap Beby yang hanya berdiam diri saja. "Beb, lo juga harus belajar materinya, jangan main game mulu kerjaannya." Ucapnya dengan tatapan tajam.
"Iya, tenang aja." Ucap Beby malas, gagal lagi dia menaikan tier dan ranknya.
"Bil, lo denger kan ucapan gue?." Sebenarnya sedari tadi Ayana peka terhadap Nabilah yang hanya berdiam diri, dia hanya takut Nabilah tidak mendengarkan ucapannya.
"Denger kok, lo tenang aja. Btw, gue duluan ya." Nabilah memasukkan barang-barangnya kedalam tasnya lalu memakainya.
"Hati-hati, Bil." Ucap Sonia.
"Langsung pulang, jangan kemana-mana." Sambung Ayana.
"Iya, Sayang-sayangku." Ujar Nabilah.
"Eh Bil, gue ikut." Beby mengikuti Nabilah yang sudah keluar dari kelas itu.
Beby memang sering menumpang pada Nabilah, katanya hitung-hitung menghemat uang.
"Gue gak bawa motor, Beb." Sudah 2 hari ini Nabilah ke sekolah tidak membawa motornya, apalagi hari ini Melody yang mengantarnya ke sekolah.
"Yaampun, naik angkot lagi deh." Beby terlihat kecewa.
Sebenarnya Beby sangat benci naik angkot, dia harus menunggu lama, apalagi waktu itu dia pernah menunggu sampai setengah jam.
"Terima nasib aja." Ledek Nabilah sambil menertawakan Beby.
Beby cemberut saat Nabilah meledeknya. Tiba-tiba Beby teringat sesuatu, sesuatu yang selama ini ingin Beby tanyakan.
"Bil, gimana hubungan lo sama Kak Melody?." Tanya Beby.
"Gak ada yang berubah, susah banget buat bikin Kak Melody kayak dulu lagi, Beb." Jawab Nabilah dengan nada sedih.
Beby dapat melihat perubahan raut wajah Nabilah, dia jadi merasa bersalah sudah menanyakan hal itu dan membuat Nabilah menjadi sedih.
Beby mengelus punggung Nabilah. "Coba aja terus, gue yakin lo bisa meluluhkan hati Kak Melody dan menghilangkan egonya." Beby berusaha menguatkan Nabilah.
"Makasih, Beb." Nabilah beruntung memiliki sahabat seperti Beby, walaupun Beby menyebalkan dan suka mencari masalah, tetapi Beby adalah seorang sahabat yang pengertian dan baik.
***
"Lid, aku pulang dulu ya, terus bilangin ke Kinal kalo berkas-berkas yang tadi aku kasih bakal aku periksa besok." Ucap Melody yang sudah bersiap untuk pulang.
"Siap, Bu bos. Hati-hati di jalan ya." Ucap Lidya.
"Selamat malam, Melody." Ucap seorang pria tampan yang baru saja datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/191290349-288-k333587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanfictionMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...