Melody membuka matanya, mengumpulkan seluruh kesadarannya itu sebelum dia bangkit dari tempat tidur. Melody segera mengecek handphonenya untuk melihat jam, sekarang sudah pukul 8 pagi dan untunglah hari ini adalah hari Sabtu. Akibat mengurus masalah perusahaan, Melody harus begadang. Ingin rasanya Melody kembali tidur, namun tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.
"Nabilah."
Melody segera bangkit lalu berlari memasuki kamar milik Nabilah. Sayangnya Nabilah tidak ada dikamar itu, Melody semakin gelisah dan takut.
"Nabilah... Nabilah..."
Melody pun segera mencari Nabilah di ruangan keluarga dan ruangan tamu, namun sayangnya Melody tidak menemukan keberandaan Nabilah.
"Nabilah, dimana kamu?." Ucap Melody sedikit berteriak.
Melody semakin takut, dia sangat takut jika Melody kembali lagi ke masa yang sebenarnya. Melody duduk di sofa lalu menenangkan pikirannya, Melody berusaha untuk tidak berpikir buruk.
"Kakak, nyariin aku ya?."
Mendengar suara Nabilah mampu membuat Melody merasa bahagia, Melody segera menatap Nabilah yang sudah berpakaian rapi. Tunggu, Melody ingat kejadian ini, dimana dia melarang Nabilah untuk pergi.
"Kamu mau kemana?."
Melody tahu apa saat ini Nabilah harus kemana, Lidya sudah menceritakan semuanya padanya. Nabilah mulai tampak gelisah, dia tidak tahu harus jawab apa.
"Kakak tahu kamu--"
"Mel, kamu liat handphone aku gak? Perasaan aku taroh dimeja deh." Lidya tampak kebingungan mencari handphone miliknya.
Melody terpaku, kejadian ini sama persis seperti waktu itu. Melody dengan cepat memegang tangan Nabilah, dia tidak ingin Nabilah pergi seperti waktu itu.
"Cek di sofa, ketutupan sama bantal." Ucap Melody.
Lidya segera menuruti perkataan Melody, ternyata benar handphone Lidya berada dibawah bantal sofa.
"Kamu yang taruh disitu?." Tanya Lidya.
Melody menggeleng kepalanya. "Enggak, ini udah pernah terjadi, kan." Ucapnya.
"Bisa aja kamu taruh, Mel." Lidya sepertinya tidak percaya, bisa jadi Melody yang menaruhnya kemudian mengaku bahwa kejadian ini sudah pernah terjadi.
"Yaudah, terserah kamu." Ucap Melody acuh tak acuh.
"Mel, aku pulang ya." Pamit Lidya.
"Iya, hati-hati dijalan." Ucap Melody.
Lidya mengangguk kemudian segera pergi dari rumah itu. Melody terdiam sejenak, dia baru sadar bahwa sedari tadi dia memegang tangan Melody.
"Kak, please izinin aku keluar." Mohon Nabilah berharap Melody mau mengizinkannya.
"Sekarang jawab yang jujur, kamu mau kemana?." Tanya Melody.
Nabilah masih bingung harus menjawab apa, dia takut jika dia memakai alasan yang sudah dia berikan pada Melody, dia takut Melody tidak akan mempercayainya.
"A-aku mau ke kampus, Kak. Ada urusan mendadak." Bohong Nabilah.
"Jangan bohong, kamu kerja part time kan?." Lidya memang sudah memberitahu Melody bahwa Nabilah bekerja part time untuk membantu ekonomi mereka, sayangnya Melody baru mengetahui selepas kepergian Nabilah.
Nabilah membulatkan matanya, dia kaget bagaimana Melody bisa mengetahuinya sedangkan tidak satu pun yang mengetahui akan hal itu.
"Kakak tahu tentang itu, sekarang Kakak minta kamu berhenti bekerja dan fokus kuliah. Dengerin Kakak, ini demi kebaikan kamu juga." Tegas Melody.
![](https://img.wattpad.com/cover/191290349-288-k333587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanfictionMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...