Melody terdiam didalam kamarnya, pikirannya berputar pada kejadian yang membuatnya takut. Takut untuk bertemu Edward, bahkan Melody takut untuk bertemu, berkenalan dan mempercayai seorang pria. Melody tidak ingin hal itu terulang kembali, beruntung ada Nabilah yang datang tepat waktu.
Pintu kamar Melody terbuka secara perlahan, Nabilah masuk kedalam kamar itu sambil membawa segelas coklat panas, kemudian dia duduk disamping Melody.
"Ini buat kakak, tenangin diri kakak." Nabilah menyerahkan gelas itu pada Melody.
Melody mengambil gelas itu tanpa ragu lalu meminumnya. Melody tidak menyangka bahwa Nabilah masih ingat dengan kebiasaannya, dulu ketika Melody sedang badmood, kesal, marah, dan sedih, Melody selalu minum coklat panas agar dirinya sedikit tenang.
Melody pikir dengan semua masalah yang keduanya hadapi, apalagi hubungan keduanya rusak, Nabilah melupakan semua kebiasaan Melody.
Nabilah menggenggam tangan Melody. "Gak usah dipikirin, Kak. Kakak gak perlu takut, ada aku disini." Ucapnya lembut.
Melody terdiam, disaat dia membangun sebuah tembok antara dia dan Nabilah, tetapi Nabilah selalu mencoba meruntuhkan tembok itu. Apakah tembok itu akan runtuh? Yang pastinya, tembok itu mulai retak.
"Aku selalu ada buat Kakak, aku selalu didekat Kakak dan aku selalu bersama Kakak sampai kapanpun." Nabilah hanya ingin Melody tahu, dia benar-benar begitu menyayangi Melody.
Walaupun Melody sudah tidak ingin memperbaiki hubungannya dengan Nabilah, tetapi Nabilah akan tetap berada disisi Melody. Jika Melody merasakan apa yang dia rasakan saat ini, apakah Melody mau hubungan keduanya seperti dulu lagi? Itu memang mustahil, mengingat Melody masih bertahan pada egonya.
Saat Nabilah sudah diam, ini kesempatan Melody untuk membuka suara. "Sekarang kamu bisa keluar." Ucapnya dingin.
"Tapi Kak...."
"Keluar sekarang." Melody memotong ucapan Nabilah.
Dengan berat hati Nabilah melepas genggamannya itu, kemudian dia pergi dari kamar Melody. Sebelum benar-benar pergi, Nabilah melirik sedikit kearah Melody, Nabilah menghela nafas saat Melody sama sekali tidak menoleh kearahnya.
Nabilah memijat pelipisnya, kejadian hari ini benar-benar membuatnya pusing. Nabilah memasuki kamarnya dan membaringkan tubuhnya, berharap kejadian ini akan membuat Melody luluh padanya, ternyata dia salah.
"Aku salah apa?." Lirihnya.
***
Melody menceritakan kejadian yang dia alami tadi malam pada Lidya, mendengar cerita itu Lidya sangat kaget. Dari cara Edward berbicara dan tingkahnya, Lidya pikir Edward adalah pria yang sopan dan baik, namun ternyata Edward pria yang bejat dan mesum.
"Dia belum apa-apain kamu kan?." Ucap Lidya khawatir.
Melody mengangguk. "Untung ada Nabilah." Ucapnya.
Lidya menghela nafas lega, untunglah Nabilah tidak telat. Lidya tidak bisa membayangkan jika Nabilah tidak bertemu dengannya, pasti Melody sudah di apa-apain oleh Edward.
"Kemarin aku memang ketemu sama Nabilah, dia nyariin kamu terus keliatannya khawatir banget, aku langsung kasih tau kamu lagi dimana." Ucap Lidya.
"A-aku gak tau lagi harus gimana, disaat aku bersikap jahat padanya tapi dia malah gak benci sama aku." Melody mengusap kasar wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanficMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...