Sepulang kampus, Nabilah segera mengantar formulir pendaftaran dan juga berkas-berkasnya kepada Randy. Randy tampak serius membaca dan melihat-lihat berkas milik Nabilah itu, Randy kagum pada Nabilah, dia melihat ijazah SMA milik Nabilah dan semua nilai Nabilah diatas 80, bahkan ada yang hampir mendekati 100.
"UN kemarin juara berapa?." Tanya Randy yang masih menatap ijazah milik Nabilah.
"Juara 1, Pak." Jawab Nabilah.
Memang UN kemarin Nabilah mendapatkan ranking 1, itu karena Nabilah sangat giat belajar, Nabilah juga terkenal sebagai murid yang pintar.
"Good." Puji Randy.
Randy menatap Nabilah. "Kamu diterima, ingat jangan malas-malasan." Ucapnya.
"Terimakasih, Pak." Akhirnya doa Nabilah terkabul juga. "Jadi kapan saya bisa mulai bekerja?." Tanya Nabilah.
"Besok kamu sudah bisa bekerja." Jawab Randy.
"Terimakasih Pak Randy, kalau begitu saya permisi dulu."
***
Saat ini Melody dan Lidya sedang berbicara hal yang sangat serius dirumah Melody, mereka berdua membahas perusahaan milik Melody yang sebentar lagi bangkrut itu.
"Mel, gak ada cara lain selain jual perusahaan itu." Ucap Lidya.
Melody menggelengkan kepalanya. "Enggak, perusahaan itu hasil kerja keras kedua orangtua aku, gak mungkin aku jual gitu aja." Ucapnya.
Melody harus mempertahankan perusahaan itu, pasti orangtuanya akan kecewa jika dirinya menjual perusahaan itu.
"Kamu punya hutang yang lumayan besar, Mel, belum lagi kamu harus menafkahi Nabilah, gimana sama kuliahnya?." Lidya tidak habis pikir kenapa Melody keras kepala seperti ini.
"Itu bisa aku pikirin." Ucap Melody sesantai mungkin.
"Dengan cara apa? Ngutang lagi? Kamu harus berpikir luas, kamu busa jual perusahaannya setelah itu kamu bangun bisnis baru yang menguntungkan." Ucap Lidya.
"Kamu sama sekali gak membantu, Lid." Ucap Melody.
Lidya berdecak kesal. "Aku kasih saran tapi gak didengerin, terus bilang aku gak membantu? What the hell, Mel, aku cuma mau yang terbaik buat kamu sama Nabilah." Ucapnya.
Melody terdiam sejenak, perkataan Lidya ada benarnya, dia harus menjual perusahaan itu walaupun dengan keterpaksaan. Melody menjadi merasa bersalah pada Lidya, padahal Lidya yang selalu membantunya.
"Nanti aku pikirin lagi." Ucap Melody.
"Bagus deh."
Sedaritadi tanpa mereka sadari, Nabilah sedang menguping mereka. Nabilah sedih, ternyata masalah yang Melody sangatlah berat. Nabilah bersyukur Melody memiliki sahabat seperti Lidya yang selalu berada disamping Melody dan menguatkan Melody.
"Kak Melody, Kak Lidy."
Melody dan Lidya pun menoleh kearah Nabilah.
"Eh udah pulang, capek gak?." Tanya Lidya.
Nabilah tersenyum kemudian menggeleng. "Enggak dong, Kak." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanficMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...