Tak terasa tahun berganti tahun, Nabilah yang dulunya seorang gadis SMA sekarang sudah menjadi mahasiswi di salah satu universitas favoritnya dan mengambil fakultas kedokteran. Semenjak kuliah, Nabilah berubah menjadi sosok gadis yang dewasa, apalagi saat ini Nabilah berteman dengan orang-orang yang sikapnya lebih dewasa darinya, beda jauh ketika dia masih anak SMA yang kelakuannya bisa dibilang jauh dari kata "dewasa".
Jika ditanya soal hubungannya dengan Melody, Nabilah bersyukur karena hubungannya keduanya sedikit lebih baik dari yang sebelumnya. Melody lebih peduli padanya, walaupun terkadang Melody juga bisa sangat cuek pada Nabilah.
"Bil, gak makan siang?." Tanya Shani, salah satu teman Nabilah disini.
Nabilah menggeleng. "Gak laper." Ucapnya.
"Laper gak laper tetap aja harus makan, jangan biarin perut kamu kosong, Bil. Gimana pelajaran bisa masuk ke otak kamu kalo perut kamu kosong." Shani mulai menceramahi Nabilah, bahkan setiap hari Shani harus menceramahi Nabilah terlebih dahulu agar Nabilah mau makan.
Nabilah tersenyum, Shani selalu memperhatikannya dari hal terkecil pun, dia sangat nyaman memiliki teman seperti Shani, dia begitu perhatian dan penyayang.
"Lo udah kayak alarm tahu gak, setiap jam makan siang selalu diingetin." Ucap Nabilah.
"Orang kayak kamu tuh harus diingetin, yuk ke kantin." Shani menarik lengan Nabilah.
"Guys, ke kantin yuk, Gracia udah duluan tuh." Ucap Rachel, salah satu teman mereka.
"Kalian aja yang ke kantin, gue pengen disini." Sebenarnya Nabilah malas kemana-mana, dia lebih nyaman didalam kelas.
"Yakin?." Tanya Rachel kemudian mendapat anggukan dari Nabilah.
"Mau nitip apa kamu?." Tanya Shani.
"Gak nitip apa-apa." Tolak Nabilah.
"Yaudah kita ke kantin ya."
Nabilah hanya mengangguk sambil tersenyum, dirinya sangat beruntung bisa memiliki teman seperti mereka. Nabilah dan teman-temannya cukup terkenal dikalangan maba, bahkan mereka memberi julukan "The Angels" pada mereka.
Nabilah masih tak menyangka bisa berada disini mengingat begitu sulit baginya untuk mengambil fakultas ini, bukan hanya tesnya yang sulit tetapi Melody tidak setuju jika Nabilah mengambil fakultas kedokteran. Melody ingin Nabilah mengambil fakultas Ekonomi dan Bisnis, namun sayang Nabilah tidak suka dengan hal-hal yang berbau ekonomi dan juga bisnis, Nabilah sadar dirinya dan Melody jauh berbeda.
"Tanpa masuk di fakultas itu pun aku bakal buktiin kalo aku bisa banggain Kakak." Nabilah mengelus gelang pemberian Melody sebagai hadiah ultahnya tahun lalu.
Dia tahu Melody sangat menyayanginya, hanya saja ego Melody membuat Melody seperti ini. Nabilah mengambil selembar kertas dan pensil, lalu dia menggambar sesuatu diatas kertas itu.
Nabilah tersenyum. "Semoga hasilnya bagus." Ucapnya.
Sejak kecil Nabilah sangat suka menggambar, jadi tidak heran saat ini dia sangat jago menggambar.
***
Melody memijit pelipisnya yang terasa pening, kepalanya pun terasa sangat berat, sudah seminggu ini Melody mengalami masa yang sulit. Perusahaannya saat ini berada di titik terendah, bisa dibilang hampir bangkrut. Melody melempar berkas-berkas itu dengan asal, tidak ada gunanya dirinya mengecek kembali berkas-berkas itu, toh isinya akan sama.
"Kenapa disaat seperti ini perusahaan harus mengalami krisis, gimana aku bisa bayar uang kuliah Nabilah." Melody menghela nafas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
Hayran KurguMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...