Sudah terhitung 2 minggu lebih Nabilah bekerja part time, sebenarnya sangat lelah tapi Nabilah harus bertahan demi perekonomian keluarganya. Setiap pulang rumah, Nabilah harus rela menghadapi sikap dingin dan nada ketus Melody untuknya.
Hari ini adalah hari Sabtu, namun Nabilah tidak bisa libur karena dia harus bekerja. Nabilah bingung kali ini dia beralasan apa pada Melody agar Melody mengizinkannya keluar rumah.
"Mau kemana lagi? Kerja kelompok? Ikut organinasi di kampus? Mau ngasih alesan apalagi, setiap sabtu kamu keluar rumah." Ketus Melody dengan kedua tangan yang dia lipatkan pada dadanya.
Nabilah mulai gelisah, apa dia harus memakai alasan kerja kelompok lagi? Nabilah takut Melody tidak akan percaya lagi.
"Mel, kamu liat handphone aku gak? Perasaan aku taroh dimeja deh." Lidya tampak mencari-cari handphone miliknya.
Fokus Melody pun teralih pada Lidya, Nabilah menghembuskan nafas leganya, setidaknya sementara waktu dia masih aman.
"Coba cari lagi deh, kamu sih ceroboh banget, Lid. Aku bantu cari deh." Terpaksa Melody harus membantu Lidya mencari handphone milik Lidya.
Melody tidak sadar dia melupakan Nabilah padahal percakapan keduanya belum selesai, mungkin karena pagi ini Lidya buru-buru pulang ke rumah jadi jika Lidya yang mencari sendiri maka akan lama.
Nabilah tersenyum senang. "Kak Melody, aku harus pergi sekarang ke kampus soalnya penting banget." Teriak Nabilah.
Tidak ada jawaban dari Melody, Nabilah memutuskan segera pergi dari situ sebelum Melody sadar.
"Duh dimana sih handphonenya." Lidya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Makanya kalo taruh barang tuh hati-hati." Tegur Melody.
Bukan hanya sekali Lidya seperti ini, tapi juga berkali-kali dan itu membuat Melody sedikit kesal.
"Nih handphone kamu." Melody menaruh handphone Lidya diatas meja.
Lidya segela mengambil handphone miliknya. "Kamu dapet dimana?." Tanya Lidya.
"Di sofa, ketutupan sama bantal." Jawab Melody.
"Kok bisa disitu ya?." Perasaan Lidya menaruh handphone miliknya di meja.
"Tanya ke diri kamu sendiri kenapa handphonenya bisa disitu, yakali handphonenya jalan sendiri." Ketus Melody.
Lidya berpikir sejenak, dia baru ingat bahwa tadi dia duduk di sofa itu dan tidak sadar dia menaruh handphonenya di sofa, dia pikir sudah menaruhnya diatas meja.
"Iya baru inget aku hehe." Lidya tertawa konyol. "Mel, aku pulang ya." Pamit Lidya.
"Iya, hati-hati dijalan." Ucap Melody.
Lidya mengangguk kemudian segera pergi dari rumah itu. Melody terdiam, dia merasa ada sesuatu yang menjanggal di pikirannya, Melody terus mengingat-ngingat dan pada akhirnya dia sadar akan satu hal.
"Nabilah." Gumamnya.
Melody merutuki dirinya sendiri, kenapa dia lupa kalau tadi dia sedang berbincang dengan Nabilah.
"Nabilah... Nabilah..." Melody mencari-cari keberadaan Nabilah namun dia tidak menemukannya.
"Bener-bener ya anak itu." Melody mulai kesal karena Nabilah pergi begitu saja.
***
Nabilah baru saja sampai ke tempat kerjanya, dia langsung disambut oleh Randy dengan tatapan yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanfictionMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...