Melody terlihat begitu serius menatap layar laptopnya, terkadang dirinya memijat-mijat pelipisnya sembari berdecak kesal. Dia benar-benar banyak pikiran saat ini, apalagi bulan ini keuangan perusahaan semakin menurun dan semakin sedikit clien yang ingin bekerja sama dengannya. Melody mengambil sebuah kertas, menatap dengan serius laporan laba rugi yang dibuat oleh Lidya.
"Kakak."
Melody menatap Nabilah yang sedang berdiri sambil membawa secangkir teh. Perlahan-lahan Nabilah menghampiri Melody, menjaga keseimbangan agar teh itu tidak tumpah.
"Ini teh buat Kakak."
Melody hanya berdeham lalu menyuruh Nabilah untuk menaruhnya di meja kerjanya. Nabilah menaruh cangkir itu secara perlahan dan hati-hati.
"Terima kasih." Ucap Melody singkat.
Nabilah yang hendak pergi dari tempat itu tanpa sengaja menyenggol meja dengan begitu kencang, secangkir teh yang berada di meja pun tumpah dan mengenai laptop dan laporan milik Melody.
"What the-"
Melody menatap tajam kearah Nabilah, kali ini tatapannya sangat tajam dengan penuh amarah. Melody menggebrak mejanya, sebentar lagi amarahnya akan meledak-ledak.
"Kamu tau gak apa yang kamu perbuat?!." Bentak Melody.
"M-maaf, Kak, aku bener-bener gak sengaja." Nabilah sangat takut saat ini, baru kali ini dia melihat Melody semarah ini.
Nabilah tahu dia sangat salah, dengan cerobohnya dia menyenggol meja tersebut. Jika boleh memutar waktu, mungkin Nabilah akan lebih berhati-hati lagi.
"Kamu sengaja apa?! Kamu gak tau pentingnya laptop dan kertas ini?!." Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk kearah Nabilah.
Nabilah menggepalkan kedua tangannya, menahan agar air matanya tidak keluar.
"Kamu keluar sekarang, aku bener-bener udah muak liat kamu disini." Melody menarik paksa Nabilah dan mengusir Nabilah.
Melody menutup pintu kamarnya dengan sangat kencangnya, Nabilah menangis dan meratapi kebodohan yang dia perbuat secara tak sengaja.
***
Nabilah duduk dibangku taman sekolah sambil memikirkan kejadian kemarin, hubungannya dan Melody semakin memburuk karena kejadian itu. Dia sangat tahu kesalahannya begitu fatal, namun dia benar-benar tidak sengaja. Nabilah yang awalnya ingin meluluhkan hati Melody, ujung-ujungnya malah membuat Melody semakin benci padanya. Nabilah menatap kaleng minuman yang sudah kosong ditangannya, lalu dia melempar sebarang.
"Aduh sakit bego."
Ringisan kesakitan seseorang akibat ulahnya tidak dia pedulikan. Bukannya dia ingin masa bodoh dan tidak ingin meminta maaf, hanya saja Nabilah terlalu fokus pada masalahnya.
"Bil, please ya kalo ada masalah apa-apa yang dilampiasi ke kaleng minuman, ujung-ujungnya gue yang jadi korban." Ternyata orang itu adalah Beby yang memang berniat ingin menghampiri Nabilah.
Ini pertama kalinya Beby melihat Nabilah menyendiri seperti ini, makanya dia sangat heran dan ingin menanyakan itu kepada Nabilah.
Nabilah hanya sekilas menatap Beby. "Sorry, Beb. Gak sengaja gue." Ucapnya.
Beby menepuk-nepuk punggung Nabilah. "Lo banyak biaya ya sampe keliatan punya banyak beban? Jangan-jangan lo gak bayar-bayar pajak rumah ya? Ngaku hayo." Ucap Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Turn Back Time✔
FanfictionMelody dan Nabilah adalah sepasang kakak beradik yang tinggal tanpa kedua orangtua, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Nabilah dan ayah mereka meninggal akibat serangan jantung. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertengkaran, Melody yang bersifa...