Epilog

1K 70 18
                                    

5 tahun kemudian...

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 5 tahun berlalu dan kini hubungan Nabilah dan Melody pun tidak ada yang berubah, malah kasih sayang mereka semakin besar. Walaupun tak jarang terjadi pertengkaran di antara mereka, namun syukurlah mereka bisa mengatasinya dengan kepala dingin. Mereka sudah berjanji, jika mereka sedang bertengkar maka mereka harus menyelesaikan masalah mereka di hari yang sama.

Kini Melody sudah memiliki restoran jepang yang sangat terkenal, bahkan restoran miliknya sudah memiliki beberapa cabang hampir di seluruh Indonesia, ini adalah hasil kerja kerasnya selama ini, Melody begitu serius dan tidak pantang menyerah dalam membangun sebuah usaha. Sedangkan Nabilah sekarang sedang mengambil S1 kedokteran, Nabilah mempunyai mimpi setelah lulus S1 dia bisa menjadi seorang Dokter.

"Kak Melody, dimana Kak Lidy?." Tanya Nabilah.

"Biarin aja dia juga udah gede." Jawab Melody yang saat ini sedang tiduran di kasur yang besar dan empuk sembari menikmati suara hujan.

Nabilah menghampiri Melody lalu tidura di sebelah Melody. "Gimana kalo Kak Lidy ilang??" Tanya Nabilah.

Melody pun tertawa. "Gak mungkin lah, mana ada yang berani nyulik dia. Gak ada yang berani sama dia, perempuan rasa preman gitu." Gurau Melody.

Nabilah tertawa geli saat mendengar gurauan Melody, memang benar juga apa yang dikatakan Melody, bahkan laki-laki pun takut mendekati Lidya.

"Jahat banget sih, Kak." Nabilah masih tertawa saat mengingat ucapan Melody barusan.

"Habisnya pertanyaan kamu ngawur gitu." Ucap Melody.

Nabilah memeluk pinggang Melody, memejamkan matanya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Melody, tempat ternyaman bagi Nabilah. Saat ini dirinya, Melody dan juga Lidya sedang menikmati hari libur mereka di villa yang sudah Melody sewa sebelumnya.

"Mulai deh manjanya, inget umur." Ucap Melody.

Sebenarnya Melody sama sekali tidak risih dengan sikap manja Nabilah padanya, dia bahkan senang. Walaupun Nabilah sudah dewasa tetapi Melody tetap menganggap Nabilah sebagai Adik kecilnya.

"Manja sama Kakak sendiri juga." Ucap Nabilah.

Melody mengelus rambut Nabilah dengan penuh kasih sayang, membiarkan Nabilah menikmati usapannya.

"Gimana kalo Kakak nikah nanti, kamu manjanya sama siapa?." Tanya Melody.

"Sama pacar aku dong." Jawab Nabilah asal, padahal sampai sekarang Nabilah belum miliki pacar padahal banyak sekali yang ingin menjadi pacarnya.

"Dasar, kerja dulu baru mikirin pacaran." Melody mencubit hidung Nabilah.

Sebenarnya Melody juga belum mempunyai pacar sampai sekarang, bahkan sudah ada yang mengajak Melody untuk menikah namun Melody menolaknya. Saat ini Melody hanya ingin fokus pada Nabilah dan juga usahannya, setidaknya sampai Nabilah selesai menamati S1 nya dan mendapat pekerjaan.

Nabilah membuka matanya. "Ih sakit, Kak. Heran deh, hobi banget sih cubitin hidung aku." Nabilah mengusap hidungnya yang terasa sakit.

"Makanya punya hidung jangan mancung kayak gitu, Kakaknya kan jadi gemes." Ucap Melody.

"Kakak inget gak waktu itu Kakak cubit hidung aku sampe aku mimisan, jahat tahu gak." Tiba-tiba saja Nabilah teringat kejadian itu.

Dulu Melody pernah mencubit hidung Nabilah dengan kerasnya sehingga membuat hidung Nabilah berdarah, disitu Melody menjadi merasa sangat bersalah dan terus meminta maaf pada Nabilah.

"Iya lah, Dek. Kakak gak nyangka cubitan Kakak bisa separah itu." Padahal Melody merasa waktu itu dia tidak terlalu kuat mencubit hidung Nabilah.

"Awas aja kalo sampe aku mimisan lagi, pokoknya sebulan aku gak mau cium pipi Kakak." Ancam Nabilah.

If I Could Turn Back Time✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang