11. Thinking of You

829 70 14
                                    

Hari ini Nabilah mulai bekerja di rumah makan tersebut, jam kerjanya dimulai dari jam 5 sore sampai jam 10 malam. Nabilah rasa dia harus pintar dalam membagi waktu antara belajar, kuliah dan bekerja. Nabilah bekerja sebagai pelayan di rumah makan tersebut, dia pun masih dibimbing oleh seorang pelayan yang sudah lama bekerja disitu.

"Nabilah, kamu juga harus gesit dan juga berhati-hati." Ucap pelayan yang membimbing Nabilah, namanya Naomi.

"Aku bakal coba, Kak. Kalo aku buat salah, Kakak tegur atau marahin aku aja." Ucap Nabilah.

"Kesalahan itu wajar untuk orang yang baru bekerja kayak kamu, asalkan kesalahan yang kamu buat gak kamu lakukan di kemudian harinya." Ucap Naomi.

"Iya, Kak, makasih ya."

Naomi memegang pundak Nabilah. "Semangat kerjanya, kalo capek istirahat aja sebentar, kamu tinggal samperin aku kalo butuh bantuan." Ucapnya.

Nabilah tersenyum lalu mengangguk, untung dirinya bisa mendapat rekan kerja seperti Naomi, cantik dan baik.

Nabilah mulai melakukan pekerjaannya, namun selama bekerja Nabilah terus memikirkan tentang Melody. Apa yang Melody lakukan sekarang? Bagaimana reaksi Melody nantinya jika Nabilah pulang sangat malam? Nabilah terus terpikir-pikir tentang hal itu.

Nabilah yang sedaritadi hanya memikirkan tentang Melody, tanpa sadar dirinya hampir saja menumpahkan sebuah minuman ke meja pelanggan. Untungnya Nabilah cepat sadar sehingga minuman itu dapat dia tahan.

"Hampir aja tumpah, makanya kalo kerja jangan ngelamun." Tegur salah satu pelanggan tersebut.

"Maaf, mbak, lain kali hal ini gak bakal terjadi lagi." Ucap Nabilah sembari menunduk.

"Untuk gak tumpah, kalo tumpah kamu udah saya laporin ke pemilik rumah makan ini." Ucap pelanggan tersebut dengan wajah kesalnya.

"Maaf mbak atas kesalahan yang hampir dia perbuat, dia pekerja baru disini jadi mohon dimaklumi." Tiba-tiba saja Naomi datang dan membela Nabilah.

Nabilah bernafas lega, Naomi datang disaat yang tepat, dia bersyukur karena Naomi membelanya disaat dia sudah kehilangan kata-kata.

"Saya ingatkan lagi, jangan pernah bikin kesalahan apalagi kamu pekerja baru." Ucap pelanggan itu.

"Iya, Mbak. Terimakasih atas pengertiannya."

Nabilah segera menaruh minuman itu diatas meja, kemudian Naomi segera menarik Nabilah menjauh dari pelanggan tersebut.

"Kenapa bisa kayak gitu, Nabilah?." Tanya Naomi dengan lembut.

"Maaf, Kak, tadi aku kepikiran seseorang." Jawab Nabilah.

"Siapa?." Tanya Naomi lagi.

"K-kakak aku." Jawab Nabilah sedikit ragu.

"Gak masalah kamu mikirin Kakak kamu tapi jangan di jam kerja ya." Ucap Naomi.

"Iya, Kak. Lain kali aku gak bakal kayak gitu lagi." Nabilah menyesal tidak fokus saat bekerja.

Kali ini Nabilah harus fokus bekerja, dia tidak mau kesalahannya terulang kembali, cukup sekali saja.

***

Melody berdiri di teras rumahnya dengan wajah khawatir, dia terus saja menelfon Nabilah namun tidak diangkat sama sekali. Melody berdecak kesal, Nabilah selalu tidak pernah memberinya kabar, Melody menatap jam di handphone miliknya dan ternyata sekarang sudah jam 10.15.

"Melody, kamu tenang dulu." Ucap Lidya.

"Mau tenang gimana, anak itu gak ada kabar sama sekali, biasanya dia gak pernah pulang semalem ini." Karena kesal, Lidya menjadi korban kekesalan Melody.

If I Could Turn Back Time✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang