Zavia terlihat lesu tak bersemangat. Entahlah, saat tadi dia mendengar perkataan Rey, membuat hatinya berdenyut nyeri. Entah penyakit apa yang dia derita.
____FLASH BACK ON____
"G--gue ke perpustakaan du--dulu, ya?" tanya Rey sedikit terbata. Entah mengapa, tapi Zavia merasa keadaan menjadi canggung. Jantungnya pun tiba-tiba bekerja extra. Sebenarnya, penyakit apa yang dia derita?
"Iya nggak apa-apa," jawab Zavia. Setelah itu, Rey pun pergi dengan seorang wanita yang Rey panggil dengan nama 'Fel'.
"Jantung aku kenapa?" gumam Zavia saat punggung Rey sudah menghilang dari pandangannya.
Zavia mematung sesaat, lalu dia bergegas untuk pergi menyusul Rey perihal ingin pulang bersama. Dia ingat kalau tadi Rey dan wanita itu akan belajar bersama di perpustakaan. Zavia pun segera pergi ke perputakaan.
Sesampainya di perpuskaan, Zavia hendak memanggil Rey. Namun, mendengar percakapan Rey dengan wanita itu membuat hati Zavia tiba-tiba terasa sakit.
"Ehm ... Rey? Yang tadi itu siapa?" tanya wanita itu, "Pacar lo, ya?" lanjutnya.
"Bukan, dia cuma temen gue," jawab Rey.
"Oh, ya? Tapi, kalian cocok, lho. Kenapa nggak jadian aja? Dia keliatannya baik, cantik--"
"Dia itu nggak kayak yang lo bayangin," potong Rey.
"Hah? Maksud lo?"
"Dia emang cantik, tapi kalo gue nggak mungkin suka sama dia, paham?" Felly mengangguk.
'Deg!'
Seketika, hatinya sakit mendengar penuturan Rey.
"Ya udah, yuk, ke kelas." Mereka segera pergi menuju kelas.
"Nggak mungkin, ya?" Zavia bergumam.
'Hati aku kenapa sakit?' batin Zavia.
'Apa jangan-jangan ... aku sakit?'
____FLASH BACK OFF____
"Heh! Lo!" Dengan malas, Zavia menoleh ke arah suara. Matanya membulat kala itu adalah Rey. Namun, entah mengapa, Zavia menjadi malas saat bertemu Rey.
Rey berlari ke arah Zavia.
"Lo kenapa?" tanya Rey khawatir. Pasalnya, biasanya jika Rey memanggil, Zavia pasti langsung menghampiri. Zavia menggeleng lesu.
"Aku nggak apa-apa," jawabnya.
"Yakin?" Zavia mengangguk.
"Lo pulang sama siapa? Mau bareng nggak?" tawar Rey. Zavia sedikit menimang tawaran Rey. Pas sekali, karena tadi Zavia ingin pulang bareng, tapi entah mengapa, dia malas berdekatan dengan Rey.
"Nggak usah," tolak Zavia. Zavia terlihat sangat tidak bersemangat. Hal itu membuat Rey heran. Namun, Rey tidak mempermasalahkan sama sekali.
"Ya udah, gue balik duluan." Rey pergi meninggalkan Zavia.
"Huftt ... aku minta jemput Mang Jono aja, deh," gumam Zavia, lalu bersiap untuk menelepon Mang Jono, sebelum seseorang memanggilnya.
"Eh, lo!" Kali ini suara perempuan. Zavia mengenal suara ini. Namun, ia sama sekali tak berniat menoleh ke arah suara. Dia mulai menelepon Mang Jono.
"Halo, Mang? Jemput Via sekarang!"
'Tutt ... tutt ... tutt ....'
Zavia langsung mematikan teleponnya.
"Ehm ... permisi." Dengan malas, Zavia menoleh ke arah wanita yang kini berada di hadapannya.
"Ada apa?" Zavia bertanya ketus.
"Lo temennya Rey, ya?" tanya Felly. Ya, wanita itu Felly.
"Iya," jawab Zavia singkat. Felly merasakan situasi menjadi sedikit canggung.
"Ehm ... kenalin, gue Felly, temen sekelasnya Rey." Felly mengulurkan tangannya. Namun, Zavia sama sekali tidak berniat untuk membalas.
"Maaf, aku nggak nanya." Zavia melenggang pergi meninggalkan Felly yang mematung.
"Dia kenapa sih?"
_________Zavia kini sedang berada di depan laptop sambil mengetik sebuah cerita. Cerita tentang kejadian hari ini. Namun, entah mengapa, Zavia menjadi sangat malas untuk membuat cerita. Padahal, biasanya dia selalu semangat. Apa ... ada kaitannya dengan hari ini?
Tak mau ambil pusing, Zavia lantas menelepon Vina menceritakan tentang kejadian tadi.
"Jadi, aku sakit apa, Vin? Aku sakit jantung, atau apa?" tanya Zavia.
[Itu bukan penyakit, Zav ... itu namanya lo lagi jatuh cinta]
Vina menjelaskan.
"Hah? Cinta?"
__________TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [✔]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Cover by: @siomayyyyy ___________ Ini adalah kisah cinta si gadis polos. Gadis yang katanya tak tahu apa itu cinta, nyatanya bisa jatuh cinta. Namun, cinta pertamanya tak semulus cerita novel yang dia baca. Di satu sisi, Za...