DUA PULUH EMPAT

444 38 10
                                    

"Jangan deket-deket, mesum!" seru Zavia. Rey langsung menjauhkan badannya dari Zavia.

"Seenaknya ngatain gue mesum," cecar Rey tak terima.

"Ehee, maaf, habisnya kalau kamu deket-deket, jantung aku kayak yang mau copot," ujar Zavia terus terang. Satu detik kemudian, Rey membulatkan matanya tak percaya.

"Lah, kok bisa?" tanya Rey.

"Bisa, kamu enggak tau rasanya, 'kan? Kalau aku deket kamu, jantung aku dag-dig-dug gitu," jawab Zavia.

"Lho, kok, kayak ciri-ciri orang yang jatuh cinta, ya?"

"Eh?" Zavia terkejut bukan main. "Kata siapa? Emang kamu pernah jatuh cinta?" tanya Zavia.

"Pernah," jawab Rey cepat.

"Hah? Yang bener? Sama siapa?" tanya Zavia lagi.

"Kepo," jawab Rey sambil menjitak pelan dahi Zavia.

"Ish, sakit," ujar Zavia sembari mengusap pelan dahinya. "Felly, ya?" tebak Zavia.

"Jangan sok tau."

"Berarti bukan, ya?" Baru saja akan tersenyum senang, jawaban Rey membuat niatnya luntur.

"Bisa jadi."
_______

Zavia kini sedang berada dirumahnya yang lagi-lagi terasa sepi. Zidan dan Zalfa sedang sibuk kerja. Alhasil, Zavia hanya di rumah sendirian. Ah, ralat, bertiga. Ya, tentu saja bertiga dengan Bik Yuyun juga Mang Jono.

Zavia memilih menghabiskan waktunya untuk membuat cerita. Aneh memang, seharusnya, 'kan, Zavia belajar, tapi ini kok malah membuat cerita? Begitulah Zavia, gadis yang mempunyai hobi membuat cerita.

Masalah belajar? Zavia, sih, bodo amat. Toh, mau nilainya bagus atau jelek takkan ada yang peduli.

Tiba-tiba, Zavia tersenyum saat dia menulis cerita tentang Rey yang bersikap manis.

"Rey, aku kayaknya jatuh cinta sama kamu, deh. Kamu juga bilang gitu, 'kan?" gumam Zavia. Tapi, di sisi lain, hatinya pun sakit saat Rey bilang dia pernah jatuh cinta. Memang belum pasti bahwa orang yang membuat Rey jatuh cinta itu Felly. Namun, tetap saja hatinya sakit.

"Tapi, tenang, peluang aku masih banyak buat dapetin kamu. Dan ... aku akan berjuang! I love you, Rey."

Di sisi lain, Rey kini sedang berada dirumahnya. Lebih tepatnya, di teras rumahnya. Dia duduk sambil memainkan gitar. Terkadang, Rey tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi.

Gadis itu sangat polos menurutnya. Gadis itu terlalu jujur mengungkapkan isi hatinya. Rey gemas sendiri, 'kan, jadinya.

"Jangan deket-deket, mesum!" seru Zavia. Rey langsung menjauhkan badannya dari Zavia.

"Seenaknya ngatain gue mesum," cecar Rey tak terima.

"Ehee, maaf, habisnya kalau kamu deket-deket, jantung aku kayak yang mau copot," ujar Zavia terus terang. Satu detik kemudian, Rey membulatkan matanya tak percaya.

"Lah, kok bisa?" tanya Rey.

"Bisa, kamu enggak tau rasanya, 'kan? Kalau aku deket kamu, jantung aku dag-dig-dug gitu," jawab Zavia.

Rey pun langsung tertawa saat mengingat kejadian tadi.

"Kalau deket kamu, jantung aku dag-dig-dug gitu," gumam Rey. "Ada-ada aja." Rey kembali tersenyum. Gadis itu selalu bisa membuatnya tertawa dengan kepolosannya.

"Kalo lo tau, gue juga ngerasain apa yang lo rasain. Tapi, sayang, orang itu bukan lo, mungkin."
______

TBC

FOR YOU [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang