Pagi ini, Guanlin terlihat lebih gelisah daripada biasanya. Dari awal ujian dimulai, dia tidak bisa fokus pada lembar kertas di hadapannya. Raganya mungkin berada di sekolah, tapi pikirannya entah kemana.
Sesekali ia melirik pada bangku di sebelahnya. Mencoba memikirkan, kemana gadis yang biasa terduduk di sampingnya.
Apa mungkin dia telat? Tidak masuk sekolah? Atau mungkin... terjadi sesuatu padanya?
Pertanyaan-pertanyaan dan dugaan itu terus muncul dibenaknya. Membuatnya sekali lagi tidak bisa fokus mengerjakan soal. Padahal waktu sudah hampir habis, tapi Guanlin masih juga belum menyelesaikan semua soal yang diberikan.
Hingga saat bel 10 menit berbunyi, dia baru tersadar bahwa masih ada soal yang harus ia selesaikan. Dengan susah payah ia mencoba memusatkan pikirannya dan mencoba mengerjakan sampai akhir.
"Waktunya sepuluh menit lagi, tolong kerjakan semuanya dan kerjakan sendiri!" Ucap Pak Minhyun seraya melirik pada murid yang mencoba mencontek teman di sebelahnya.
Saat berjalan berkeliling mengitari bangku, Pak Minhyun baru tersadar ada sesuatu yang janggal.
"Hmm... ini y/n kemana ya?"
"Gak masuk, Pak" jawab murid lainnya.
"Kemana?"
"Sakit Pak, suratnya sudah disimpan di meja guru"
Seketika, para murid pun menoleh pada seseorang yang baru saja berbicara. Sebab mereka baru tau jika y/n sakit. Mereka kira y/n hanya bolos, izin, atau karena ingin menghindari ujian Pak Minhyun.
"Oh itu yang di depan?" Pak Minhyun memastikan sambil berjalan menghampiri meja guru.
"Iya Pak, itu"
'Y/n sakit? Sakit apa? Kok gue gak tau? Om Seokjin juga gak bilang apa-apa sama gue. Dan--- kenapa Woojin bisa tau?' Batin Guanlin.
•••
Guanlin berjalan dengan tatapan kosong. Terlalu banyak pertanyaan dan pikiran yang mengganggunya hari ini. Keinginannya saat ini hanyalah pulang, istirahat, dan melupakan apa yang terjadi hari ini.
Saat sedang berjalan di koridor, netranya tak sengaja menangkap seseorang yang tak asing baginya.
"Jin!"
Sang pria yang merasa terpanggil pun akhirnya memberhentikan langkahnya dan menoleh --ke belakang-- arah dari sumber suara tersebut berasal.
"Eh Lin,"
"Mau kemana?"
"Mau pulang. Emang kenapa, Lin?"
"Y/n---"
"Sakit?" Woojin mencoba menebak apa yang akan dibicarakan oleh sahabatnya itu.
Guanlin hanya menganggukan kepala seraya membuang muka ke arah lain dan membuat ekspresi seolah tidak terlalu perduli.
"Iya, dia sakit"
"Kenapa?" Jawabnya masih dengan nada bicara yang santai.
"Jatoh," ujar Woojin yang juga sama santainya.
Berbeda dengan tadi, air muka Guanlin mulai berubah. Alisnya saling bertemu satu sama lain, matanya tajam menatap Woojin, bahkan sepertinya dia tidak sabar menunggu kelanjutan dari ucapan Woojin.

KAMU SEDANG MEMBACA
BOBROK - Guanlin
Fanfic"Bisa diem gak sih?!" - Guanlin "Hahh diem? Sorry dorry morry, gue bukan patung ataupun manusia es macem lo" - yn ❗WARNING❗ • Bahasa kasar • No plagiat-plagiat • Jika ada typo, mohon dimaklumi yaw:))