16. Jakarta?

4.5K 238 12
                                    

"Raja"

"Kalau aku ingin melupakan kamu dan meninggalkan mu maka aku akan melakukannya di Jerman. Aku tidak akan kembali ke Indonesia"

"Dan,aku kembali sebab aku mencintai mu"

Rara membuka matanya,hanya cerminan dirinya yang terlihat saat ini. Wajah sembab,hidung berair,dan mata membengkak. Lagi lagi tetesan air itu jatuh mengenai pipi mulusnya. Dan ntah berapa kali ia mengusap nya.

"Gue pingin ngomong begitu di depan Raja. Ingin dia tau bahwa gue masih sangat mencintai nya"

"Tapi,kenapa logika gue gak selaras dengan hati gue saat ini?"

Lagi lagi Rara mengusap buliran air yang jatuh ke pipinya. Ia terduduk di lantai. Ia benar benar mencintai Raja dulu,sekarang,hingga nanti. Tapi? Apa rasa Raja juga sama dengannya? Atau Raja sudah membagi rasa itu kepada Keylin?

Suara pintu terbuka membuat Rara cepat cepat menormal kan kembali wajahnya,ia mengusap wajahnya kuat agar bekas tangisannya tak terlihat oleh orang lain.

"Rara?"

"Iya ma?"

Lila berdiri di ambang pintu melihat putri kesayangannya tengah berjalan mendekatnya dengan ssnyuman yang sangat palsu di buat oleh Rara

"Sarapan yuk? Papa nunggu di bawah"

Rara mengangguk. Setelah itu Lila segera berlalu dan meninggalkan Rara disana.

Ia segera masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat giginya. Ia tidak berniat untuk mandi hari ini.

Setelah selesai,Rara langsung turun ke bawah dan melihat papanya sedang menyantap sarapan dan juga ada Bagas disana.

"Pagi"

"Pagi,Ra" jawab mereka bersamaan

Rara mengambil duduk tepat di sebelah papanya. Ia mengambil sesendok nasi goreng dan meletakannya di piring miliknya

Rara banyak diam. Ia memilih menyantap nasi goreng buatan Lila dan mendengar semua cerira dari mereka semua.

"Ra? Gimana? Setelah wisuda mau di Jerman apa di Indonesia aja?" Tanya papanya

Rara melirik dan tersenyum kecil "di Indo aja,Pa. Jerman terlalu mewah untuk diri ku"

"Mewah gimana? kuliah disana masa gak ingin kerja juga disana?"

"Jerman memang negara indah. Tapi,kalau gak ada keluarga ya percuma,Pa"

Hendric tersenyum,tangannya bergerak mengusap kepala Rara "kesayangan papa"

"Yang pergi wisudaan lo itu siapa aja?" Tanya Bagas

"Via,Fathin,Dirga,Tegar,Galang. Yang lain gak bisa. Mereka sibuk skripsi juga"

Bagas mengangguk paham "Raja?"

Seketika meja makan yang ramai dengan suara sendok beradu dengan piring langsung tak terdengar. Mereka terdiam. Rara melambatkan kunyahan mulutnya. Pertanyaan itu bahkan benar benar tak bisa ia jawab.

"Eh,Ra. Ntar ikut mama ya sama Kak Vio beli baju untuk wisudaan kamu" potong Lila cepat. Ia tahu putrinya sangat sensitif dengan nama itu.

Bagas mengerutkan keningnya bingung melihat semuanya diam.

Bagas ingin mengeluarkan suara lagi namun Violin langsung berdiri

"Kamu gak berangkat? Udah telat loh"

Bagas langsung tersadar dan ia juga berdiri dan pamit untuk pergi kerja. Di susul juga dengan Hendric dan Lila. Tinggallah Rara di meja makan itu sendiri. Ia mendengar suara mobil yang keluar dari perkarangan rumahnya.

RAJA 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang