Galang menatap Rara sebentar setelah ia dari tadi sibuk dengan ponselnya
"Ra? Mau pulang sekarang?"
"Baru aja duduk"
"Gue harus balik dulu ke Jakarta,adik gue kelulusan SMA,dan besok acaranya. Dia minta gue buat datang" jelas Galang
Rara mengangguk paham "oke. Lo langsung pulang aja,gue mah gampang"
"Gak. Lo pergi dengan gue dan harus pulabg dengan gue juga"
"Gak papa kok Lang,gue juga mau beli novel dulu"
Galang diam,ia menatap Rara khawatir. Ia trauma karena dulu ia pernah meninggalkan Rara di salah satu toko besar di Jerman dan Rara menghilang selama 2 hari. Untungnya mereka bertemu di salah satu kantor polisi yang Rara kunjungi karena ia tersesat.
"Gue ini tinggal di Bandung dari kencil. Gak akan nyasar" Rara ngerti dengan pemikiran Galang
"Yakin ya gak kenapa napa?"
"Yakin,Galang"
"Hm. Oke,gue duluan ya. Lusa gue kesini lagi" Galang berdiri dan mengusap kepala Rara lembut lalu ia pergi dari hadapan Rara.
Rara masih diam. Ntah apa yang ia pikirkan saat ini,kejadian tadi pagi benar benar membuatnya hilang konsentrasi. Mata Raja yang sudah lama tak ia tatap tadi pagi benar benar ia tatap. Mata teduh itu tak pernah berubah. Dan,laki laki itu juga hanya merubah beberapa penampilannya saja. Ia benar benar seperti Raja nya dulu. Tapi,apa sifat nya masih dingin dan hangat seperti dulu?
Rara tersentak kaget saat seseorang sudah duduk di hadapannya. Degupan jantungnya bergerak lebih cepat saat seseorang itu benar benar menatapnya dalam.
Rara terdiam. Ia juga bingung apa yang harus ia lakukan. Hatinya meminta ia agar tetap disana,tapi pikirannya meminta ia untuk pergi. Jadi,apa yang ia harus lakukan?
Rara memilih berdiri namun tangannya lebih dulu di tahan. Oh tidak. Sentuhan itu sudah lama tak ia rasakan.
Rara menunduk tak berani menatap Raja. Ya,saat ini di hadapannya adalah Raja. Pertanyaan bagaimana Raja bisa tahu ia ada disini? Dan,apa Raja tidak bekerja?
"Duduk"
Seperti sihir,Rara duduk dan diam. Raja masih setia menatap Rara. Sedangkan yang di tatap malah menunduk.
"Sudah lama di Indonesia?"
Rara mengangguk
"Sudah wisuda?"
Rara menggeleng
"Kenapa?"
Rara diam. Raja gemas sendiri dengan Rara yang hanya diam.
"Lupa bahasa indonesia?"
Rara menggeleng
Raja sudah habis kesabarannya,ia mengangkat dagu Rara agar gadis itu menatapnya juga
"Kenapa menghilang tiba tiba?"
Rara menutup matanya sebentar,ia juga menarik nafasnya lalu menghembusnya perlahan
"Kar-"
Suara deringan ponsel Raja membuatnya memberhentikan ucapannya. Mata mereka tertuju kepada ponsel Raja yang ia letak di atas meja
Rara dapat melihat jelas nama yang tertera menelfon Raja tadi,dan di belakang nama itu diberi emoji mahkota.
Raja bukan tipe orang yang suka memberi emoji di setiap kontak miliknya jika seseorang itu bukan yang spesial. Jadi orang itu spesial?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA 2 (TAMAT)
Teen FictionSELESAI~ Bagian ke 2 dari RAJA Waktu memang merubah semuanya. Rasya Cheryl Holda kembali di kota penuh kenangan. Bandung. Setelah 3 tahun hidup di negara orang,kini ia kembali lagi. Mengharapkan semuanya kembali seperti ketika ia belum pergi. Raja...