01

2K 172 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siah membelalakan matanya ketika seorang laki-laki berambut biru memenuhi layar interkom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siah membelalakan matanya ketika seorang laki-laki berambut biru memenuhi layar interkom. Matanya berkedut, alisnya gatal, pikirannya beradu, ia kenal siapa laki-laki itu. Cho Seungyoun si aneh yang suka gonta-ganti warna rambut setiap sebulan sekali. Bibirnya tersenyum getir saat Seungyoun menunjukkan kardus persegi panjang yang Siah tahu itu adalah miliknya. Gadis Hwang itu sebelumnya menulis alamat sedetail mungkin namun dengan nomor rumah yang salah.

"Selamat siang, Nyonya Hwang! Tuan Hwang! Yunseong-ah! SIAHHHHH.."

Siah menoleh ke belakang memandangi adik semata wayangnya, Hwang Yunseong. Kepalanya menggeleng kuat, dia tidak memperbolehkan Yunseong membuka pintu untuk Seungyoun.

"Bukain aja napa dah pintunya."

"Lo mau dia nyelinap ke kamar gue lagi kayak kemaren?!"

Kemarin, setelah Siah pulang dari kampus yang kebetulan satu kampus dengan Seungyoun, mereka berdua pulang bersama lantaran Seungyoun tidak bawa kendaraan. Siah berbaik hati hari itu, setelah menurunkan Seungyoun di rumah tanpa pamit Siah menggas motor ke halaman rumahnya yang tidak sampai seratus meter dari rumah Seungyoun.

Siah membiarkan pintu itu terbuka karena di depan ada Yunseong yang sibuk memberi makan ikan hiasnya. Siah tidak tahu kalau Seungyoun sudah duduk di atas jok motor Siah sambil melihat aktivitas adik tetangganya.

"Sehat ikannya, Seong?"

"Mayan bang, bisa nyari bini lagi dia."

"Lu kapan nyari bini?"

"Aelah, lu dulu kali bang. Gue masih nunggu hasil tes masuk kuliah nih."

Seungyoun sibuk ber-oh ria. Matanya melirik ke arah Yunseong yang menyudahi aktivitasnya. Laki-laki dengan wajah selalu kelelahan itu duduk terkapar sambil mengucek matanya.

"Gue minta minum boleh, Seong?"

"Ambil aja bang, jangan dipecahin gelasnya. Mahal."

Seungyoun mengendap-endap melewati arah dapur menuju lantai dua. Pintu putih tanpa ukiran alay elegan dengan knop pintu emas sedikit terbuka membuat Seungyoun bebas masuk karena di kamar tersebut tidak ada orang hanya ada suara air dari kamar mandi. Laki-laki itu asik bermain dengan meja rias Siah sambil menyisir rambut birunya ke belakang.

"CHO SEUNGYOUN.."

"Ehehe.."

"KELUAR!"

Bukan salah Yunseong, toh Seungyoun sendiri bilangnya mau minta minum. Yunseong juga tidak tahu kalau Seungyoun seberani itu masuk kamar cewek.

"Udah bukain aja sih kak. Ga balik balik dia ntar."

Dengan berat hati, Siah membuka pintu dan menatap tajam Seungyoun yang kemarin melihat tubuhnya terbalut handuk saja. Senyum khas Seungyoun terukir lama menatapi penampilan Siah yang menggemaskan di matanya.

"Paket atas nama Hwang Siah sudah sampai."

"Hmm, makasih."

"Itu doang?"

"Lo mau apa?"

"Gak mempersilahkan tamu masuk gitu? Gini ya, tadi gue hampir aja mau buka paket lo. Tapi karena gue nggak mungkin mesen BH jadi.."

"IYA UDAH SINI MASUK AH RIBET LO!"

Seungyoun masuk dengan gaya tengilnya sambil merangkul Yunseong dan Siah, membawa duo Hwang duduk di sofa, kemudian Seungyoun melepaskan rangkulannya pada Yunseong tapi tidak dengan Siah. Ia mengayunkan kakinya santai seraya tersenyum pada Siah yang mengerutkan dahi bingung.

"Yok dah! Gue udah siap unboxing paket bareng lo!"

Siah langsung berdiri dari duduknya namun Seungyoun memeluk lengan kanan Siah lalu memasang ekspresi sedih.

"Kita ngapain aja deh terserah, gue ga ada temen di rumah. Gue bosen di rumah, ga ada orang. Hp gue kosong ga ada yang chat bahkan orangtua gue ga ada nanyain gue udah makan belum, udah mandi belum, udah berak belum, ud-"

Siah membekap mulut Seungyoun berniat menghentikan keluhan tak karuan dari laki-laki itu.

"Mending lu nguras kolam ikan gue sono, bang."

"Eii, masa tangan emas gue dipake buat nguras kolam ikan lo yang lumutan itu sih. Ogah!"

Lama-lama Yunseong kesel juga kolam ikannya dibilang lumutan padahal memang benar. Laki-laki termuda dalam rumah itu masuk ke kamarnya menyisahkan Seungyoun dan Siah saja.

"Siah.."

"Apa?"

"Balikan ama gue yuk!"

"Sejak kapan gue jadi mantan lo, babi, uler, kambing!"

"Oh iyaya, buruan unboxing cepet!"

Siah memukul kepala Seungyoun dengan kardus di tangannya. Laki-laki itu tidak meringis malah tersenyum seperti orang bodoh. Lalu ekspresinya berubah menjadi sedih lagi.

"Pulang sana," suruh Siah.

Seungyoun melepas pelukannya pada lengan Siah dan berjalan menunduk ke pintu keluar. Sedangkan Siah berlari cepat ke kamarnya, berdiri menyender pada pintu sambil memegang dada kirinya.

"Sampai kapan gue harus nyimpen rasa sendirian sih!"

Seungyoun memang menyebalkan tapi laki-laki itu adalah cinta pertama Siah yang sudah berlangsung cukup lama. Seungyoun si laki-laki kesepian dengan sifat nyeleneh dan cerobohnya berhasil membuat Siah bisa cepat menyayanginya meski Siah selalu mencoba bersikap biasa saja.









mau sampe part brp nih, mau short apa long nih 😆

Neighbor Next Door | Cho Seungyoun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang