32 [End]

580 59 0
                                    

Pintu kamar mandi tertutup rapat usai Siah menuntaskan panggilan alamnya, napasnya terlalu berat menatapi benda pipih itu. Jam menunjukkan pukul 23.56, empat menit lagi berganti hari namun Siah belum sama sekali membuka akun di website resmi pengumuman tes kehakiman.

Laptopnya sudah menyala dari setengah jam yang lalu karena Seungyoun sendiri yang tidak sabaran, tapi baru saja ditinggal lama ke kamar mandi, laki-laki itu malah tidur hingga kaki panjangnya memenuhi kasur.

Biasanya Seungyoun tidur larut malam, tapi beberapa temannya datang seperti Jinhyuk, Nathan, Jammie, Kino, Byungchan dan Wooseok. Mereka berpesta di rumah dengan sedikit acara mabuk-mabukan, yang sadar di sana cuma Jammie, Wooseok, dan Kino. Pulangnya Jinhyuk dipapah oleh Kino dibantu Wooseok, Jammie pulang bersama Nathan dan Kino sedangkan Byungchan dia berjalan sendiri ke rumah sebelah dan berakhir menginap di rumah Jinhyuk.

Jari-jari Siah bermain di atas laptop, mengetik username dan mengisi password serta pin kode. Setelah masuk ke akun, laman depan ada sebuah gambar berbentuk surat dan Siah harus menekan gambar tersebut agar bisa melihat hasil lolos atau tidak. Siah mengarahkan kursor dengan ragu, ketika kursor tersebut berada di tengah-tengah gambar ia menutup mata dan dalam sekejap mengklik.

Perlahan Siah membuka satu matanya dan..

"Sudah diduga," gumamnya. Dengan raut wajah yang biasa saja, Siah mengeluarkan akunnya dan mematikan laptop.

"Firasat tidak pernah salah," gumamnya lagi sambil membaringkan diri di sebelah Seungyoun.

"Gue janji bakal luangin waktu yang banyak buat lo.."

-

Sinar matahari menusuk ke netra, tangan Siah meraba ke samping, tidak ada Seungyoun.

"Dia sudah sadar?"

Ia mengikat rambutnya cepat dan keluar kamar mencari suaminya. Rupanya Seungyoun tengah duduk di ruang tv dengan semangkuk sereal dipangkuannya.

"Pusing gak kepalanya?"

Seungyoun hanya menoleh dan tidak menjawab.

"Heh ditanyain juga."

"Siapa ya?"

"Gak lucu yon, masa gara-gara semalem kepentok palu mainan lo jadi amnesia dadakan.."

Ya, semalem mereka main gunting batu kertas pake alat panci ramyeon sama palu mainan. Taulah bentukan mainannya kayak gimana..

"Buatin jus apel dong.." rengek Siah membuat Seungyoun tidak jadi menyuap suapan terakhirnya.

"Apel habis, adanya seledri. Mau?"

"Gue tuh maunya jus buah bukan jus sayur. Beli gih jalan bentar ke depan biar kesadarannya lurus lagi."

Siah mendorong Seungyoun agar laki-laki itu keluar dari zona nyamannya. Enak aja abis mabuk-mabukan malah Siah yang beresin semuanya.

"Cium dulu."

"Gak mau, jus apel dulu."

"Yang lain aja deh, sumpah gue mager. Biar dikata gue sekarang masih oleng dikit, gue masih jago ciuman kok."

"Ga ada sumpah-sumpahan. Beli sekarang atau gue minggat tidur di firma."

Akhirnya Seungyoun berdiri, menyambar topi dan dompetnya di kamar lalu pergi melengos dengan cepat.

Di luar, Seungyoun menjumpai seongok manusia satang berjongkok di depan rumah Jinhyuk sambil menatap kosong ke bawah.

"Oi Byungchan! Ngapain lo kek sapi bengek?"

Neighbor Next Door | Cho Seungyoun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang