02

1.1K 136 7
                                    

Pertama kalinya bagi Siah disentuh 'sedekat' itu oleh Seungyoun. Sudah hampir lima tahun mereka tetanggaan, akrab hampir tiga tahun, dan Siah mulai menyukainya selama dua tahun. Mereka seumuran namun Seungyoun lebih childish dibanding Siah sendiri. Kesan pertama Siah pada Seungyoun adalah kalem, tenang, dan murah senyum. Siah tidak tahu bagaimana keseharian Seungyoun semasa sekolah dulu, Seungyoun sekolah di sekolah khusus laki-laki dan Siah di sekolah khusus perempuan.

Menginjak perkenalan mereka yang ke lima bulan, Seungyoun menunjukkan sifat aslinya. Benar-benar barbar dan tidak terkontrol. Misalnya, datang tiba-tiba dengan pakaian serba hitam jam tiga subuh di depan rumah Siah, mengirim sepuluh origami angsa (tidak berbentuk seperti angsa melainkan pesawat), mengajak Yunseong main bola di lapangan saat jam 12 malam, dan menyelinap ke kamar Siah dengan tangga kayu sambil membawa kantong snack dan tas laptop dipunggungnya. Makanya setiap malam, Siah selalu menyiapkan gembok kecil untuk mengunci jendelanya.

Ia tahu Seungyoun kesepian karena orangtuanya memang jarang makan tidur di rumah. Seungyoun anak tunggal, lain dengan Siah yang punya Yunseong sebagai teman di rumah meski orangtua mereka juga sering bepergian.

Ada suatu hari di mana Seungyoun tidak ada kabar selama berbulan-bulan membuat Siah panik. Waktu itu memang termasuk libur kuliah mereka namun Seungyoun sama sekali tidak ada keluar hanya untuk belanja bulanan. Perumahan komplek mereka selalu ada layar interkom, Siah terus memencet bel pada layar hingga pintu terbuka menampakkan Seungyoun dengan kolor hitam tanpa baju dan rambutnya mulai memanjang.

Siah menodong Seungyoun dengan banyak pertanyaan. Laki-laki itu hanya menggaruk telinga lali mempersilahkan Siah masuk. Bagai tersambar petir, Siah melirik ke segala sudut rumah Seungyoun, banyak kertas berserakkan dan sebuah piano. Dengan suara beratnya, Seungyoun bilang ia butuh tidur setelah bekerja keras membuat lagu. Siah tidak peduli kalau Seungyoun berbakat membuat lagu, ia langsung menghampiri kulkas dan melihat isinya.


80% snack, ramyeon


10% soda


10% sayuran busuk


Sejak itulah Siah luluh pada Seungyoun. Ia ingin menjaga Seungyoun karena laki-laki itu terlalu aneh, ceroboh, dan kesepian.


***


Siah POV

Dari jendela kamar gue bisa lihat Seungyoun sedang mengobrol dengan ikan di akuarium kecilnya sambil menaburkan makanan ikan dan membauinya. Itu sudah kesekian kali gue terbiasa dengan tingkah Seungyoun yang satu ini. Ikan satu-satunya yang diberi sama adek gue dan besoknya Seungyoun langsung beli akuarium. Ya, gue kasihan masa ganteng-ganteng ngobrol sama ikan.

Setelah puas memandangi Seungyoun, gue langsung pergi ke dapur mengecek eskrim yang semalem gue buat. Dua kotak besar eskrim dengan perisa mangga dan nanas, gue ambil satu kotak berukuran sedang dengan eskrim mangga kesukaan Seungyoun.

Saat gue lagi asik nyedok eskrim, Yunseong menatap gue diam seribu bahasa dengan muka lempengnya.


"Kenapa lo?"


"Mau eskrim tapi yang rasa oreo."


"Pake request lagi, buat sendiri."


Neighbor Next Door | Cho Seungyoun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang